Langkah Konkret Mitigasi Risiko Bencana Terhadap Produktivitas Pertanian

KalbarOnline, pontianak – Pelaksana (Plh) Harian Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Christianus Lumano membuka kegiatan konsultasi publik mengenai konsep produk layanan informasi iklim peringatan dini daerah terkena banjir pada areal pertanaman padi untuk mendukung aksi antisipatif, di Ruang Khatulistiwa, Hotel Aston Pontianak, Selasa (12/12/2023).

Christianus Lumano menekankan, bahwa perubahan iklim merupakan tantangan global yang tidak dapat diabaikan. Salah satu yang signifikan dari perubahan iklim ekstrem seperti banjir dan kekeringan, dapat merugikan ekonomi dan merusak pertanian.

Dirinya pun menekankan pentingnya memiliki sistem peringatan dini yang efektif dan tepat sasaran dalam menghadapi potensi banjir dan kekeringan di sektor pertanian.

“Saya yakin dengan kerjasama semua pihak, kita dapat menciptakan sistem yang lebih baik dalam menghadapi ancaman banjir dan kekeringan. Agenda ini merupakan langkah konkret dalam usaha kita menghadapi tantangan ini,” kata Christianus Lumano dalam sambutannya.

Dirinya menyebut, BMKG memiliki peran sentral dalam memahami pola cuaca/iklim yang dapat memberikan informasi peringatan dini yang dapat diakses oleh semua pihak.

Baca Juga :  Tangkap Peluang Pelabuhan Internasional dan Ibu Kota Baru, Suib : Sektor Pertanian Harus Dimaksimalkan

“Sedangkan pemerintah daerah merupakan ujung tombak dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Sementara stakeholder di sektor pertanian memiliki wawasan yang berharga tentang dampak banjir dan kekeringan pada produksi pangan. Ini penting bagi kita bersama, melakukan mitigasi risiko untuk menjaga stabilitas produksi pertanian kita,” paparnya.

Selain itu, Christianus Lumano meminta masyarakat untuk lebih peduli, cepat merespons terhadap peringatan dini, serta menjalankan aksi jika terjadinya potensi banjir dan kekeringan pada sektor pertanian.

“Mari bersama kita tingkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya banjir dan pentingnya merespons peringatan dini dengan cepat dan tepat. Kita juga perlu memperkuat infrastruktur yang mendukung tindakan dini, seperti saluran irigasi dan tanggul, sehingga kita dapat mengurangi dampak negatif banjir dan  kekeringan pada sektor pertanian,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Kalbar, Luhur Tri Uji Prayitno mengatakan, bahwa BMKG selama ini sudah memberikan peringatan dini berupa informasi banjir atau kekeringan di Kalbar, hanya saja BMKG Kalbar kedepannya akan lebih mengembangkan produk informasi tersebut.

Baca Juga :  8 Desa di Kecamatan Bika Kapuas Hulu Terendam Banjir

“BMKG Kalbar mempunyai inovasi baru, jadi produk informasi peringatan dini banjir yang dikeluarkan oleh BMKG itu kita kembangkan lagi, karena belum spesifik. Artinya yang dibuat oleh BMKG itu untuk peringatan dininya seperti banjir mungkin bisa di daerah penduduk, bisa juga di daerah perkebunan ataupun di daerah persawahan,” katanya.

Dirinya juga mengungkapkan rencana kerja sama dengan Kementerian Pertanian RI dalam mengolah data agar informasi yang diberikan tepat sasaran dan dapat digunakan oleh para petani.

“Kami dengan Kementan (Kementerian Pertanian RI) bekerjasama, lebih tepatnya Pusdatin (Pusat Data Sistem Informasi) Kementan memberikan izin untuk mengolah datanya, untuk menumpang tinggi, artinya meng-overlay antara peta banjir, warning banjir kita,” tutup Luhur.

Agenda ini turut dihadiri Country Director WFP Indonesia, Jennifer Rosenzweig, dan beberapa Kepala Perangkat Daerah Kalbar atau yang mewakili. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment