Bupati Kapuas Hulu Sebut Keberagaman Harus Terus Direkat dengan Hubungan yang Harmonis

KalbarOnline, Kapuas Hulu – Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menutup Pekan Gawai Dayak Ketemenggungan Suku Dayak Seberuang Ensilat ke II yang dipusatkan di Dusun Nanga Entibab, Desa Nanga Dangkan, Kecamatan Silat Hulu, Senin (26/06/2023).

Kegiatan tersebut telah dilaksanakan sejak tanggal 18 Juni dengan berbagai macam perlombaan tradisional.

Dalam sambutannya, Bupati Fransiskus menyampaikan, bahwa Gawai Dayak Ketemenggungan sebagai ajang silaturahmi dalam rangka meningkatkan kekompakan dan kebersamaan.

“Mari tinggalkan perbedaan, jangan sampai terjadi perpecahan di antara kita,” pesannya.

Bupati juga mengatakan, gawai Dayak dilakukan seluruh sub suku yang ada di Kapuas Hulu. Ini wujud syukur dan berdoa agar ke depan dapat hasil berlimpah.

Baca Juga :  Bupati Fransiskus Diaan Sampaikan LKPJ 2023 kepada Legislatif Kapuas Hulu 

“Gawai Dayak ini adalah prosesi yang sakral. Ini aset budaya yang bisa jadi potensi wisata,” ucapnya.

Selain Dayak, kata bupati, ada beragam suku yang eksis di Kapuas Hulu. Keragaman tersebut harus terus direkat dengan hubungan yang harmonis.

“Kita punya visi misi ‘Kapuas Hulu Hebat’, yakni Harmonis, Energik, Berdaya Saing, Amanah dan Terampil. Untuk visi Harmonis ini kita semua harus bersatu dan sama-sama membangun,” pungkasnya.

Kepala Desa Nanga Dangkan, Antonius Marten menyampaikan, Ketemenggungan Suku Seberuang Ensilat terdiri dari empat desa, antara lain Desa Lebak Najah, Desa Belimbing, Desa Nanga Dangkan dan Dangkan Kota.

Baca Juga :  Kunker ke Desa Kepala Gurung, Fransiskus Diaan Resmikan Objek Wisata Gurung Perangai

“Tahun lalu Desa Belimbing tuan rumah Gawai Dayak Ketemenggungan ini, dan di tahun 2023 Desa Nanga Dangkan menjadi tuan rumah berdasarkan hasil kesepakatan bersama,” ucap Marten.

Marten menambahkan, sejak bulan Januari 2023 Panitia telah mempersiapkan acara gawai ketemenggungan dan persiapan berbagai acara seperti perlombaan pangkak gasing, menumbuk padi, tarian kreasi, tarian sejarah, nusuk api, berpantun dan gale-gale.

“Mereka yang juara perlombaan tersebut, nantinya akan kami kirim ke kabupaten untuk mengikuti gawai Dayak yang akan berlangsung pada bulan Juli mendatang,” pungkasnya. (Ishaq)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment