KPAD Pontianak Minta Masyarakat Hapus Video Viral Perkelahian Antar Remaja

KalbarOnline, Pontianak – Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Pontianak, Niyah Nurniyati menerangkan, bahwa kasus perkelahian antar remaja putri yang viral di media sosial terjadi pada bulan lalu. Saat ini kasus tersebut telah ditangani oleh KPAD dan Polresta Pontianak.

“Jadi sebenarnya kejadian yang viral saat ini menimpa salah satu anak kita di Kota Pontianak itu kejadiannya di bulan lalu cuman viralnya baru hari Sabtu kemarin. Dan KPAD Kota Pontianak bersama Polresta Kota Pontianak sudah menangani anak-anaknya, baik anak sebagai korban atau anak sebagai pelaku maupun anak sebagai saksi,” terangnya, Selasa (20/06/2023).

Niyah menyampaikan, pihaknya sudah melakukan asesmen psikologi kepada anak sebagai pelaku dan akan dilanjutkan dengan anak yang menjadi korban dan saksi.

Niyah juga mengungkapkan, anak yang sebagai pelaku memang sudah putus sekolah sejak tahun lalu.

“Kami sudah bertemu dengan orang tuanya pasca kita bawa ke psikolog, jadi memang anak ini sudah putus sekolah setahunan ini. Sempat bersekolah cuman tidak lama. Dan kami meminta kepada orang tua untuk menaati rekomendasi psikolog salah satunya adalah anak ini agar sekolah lagi. Baik sekolah umum, pesantren atau sejenisnya,” katanya.

“Karena si anak selama ini tidak ada aktivitas berarti, seperti sekolah, tidak mengaji hingga akhirnya dia mencari pelarian. Seharusnya dia naik kelas 2 SMP sekarang, 13 tahun,” jelas Niyah.

Baca Juga :  66 Tahun Usia Pemprov Kalbar, Sutarmidji: Capaian Pembangunan Sudah Berada di Jalurnya

Niyah melanjutkan, jika dilihat pelaku ini dulunya menjadi korban bully. Pelaku di rumah juga mendapatkan pola asuh yang baik, hanya saja terlalu dimanjakan orang tua dan tidak tegas untuk melarang.

“Kami masih menunggu hasil dari proses yang dilakukan unit PPA. Pelaku sekarang di rumah orang tua, menunggu hasil asesmen dari psikologi. Kita mengharapkan nanti bisa diberikan treatment khusus oleh kami sebelum dia masuk sekolah,” ujarnya.

“Sampai dengan sebelum masuk ajaran baru kami tetap akan mendampingi pelaku agar dia ini betul-betul siap masuk sekolah baru,” tambah Niyah.

Sementara itu, untuk korban sendiri, Niyah mengatakan dalam kondisi baik. “Kondisi korban secara umum baik-baik saja. Memang ada semacam sedikit trauma, ketakutan pasti ada. Tapi memang untuk memastikan harus ke psikolog,” sebutnya.

Terkait kronologi, Niyah menilai, bahwa ini adalah salah satu bentuk kenakalan remaja untuk mencari jati diri, di mana korban dan pelaku masih dalam usia transisi.

“Inikan anak umur 13 tahun, anak umur segitu kan masa SD-nya lewat SMA-nya belum. Masa transisi. Dia melewati ingin menunjukan jati diri. Jadi seolah-olah ketika dia melakukan perbuatan itu kemudian diviralkan seolah-olah keren. Ingin mendapat pengakuan latar belakangnya kalau saya lihat secara umumnya,” kata Niyah.

Baca Juga :  Gubernur Sutarmidji Harap Pengurus IWAPI Jangan Ada yang Terjerat Rentenir

Kendati demikian, Niyah mengharapkan dan mengimbau kepada masyarakat Pontianak agar menghapus dan tidak me-repost video tersebut.

“Kalau sudah me-repost kami harapkan untuk take down dan men-delete-nya dari akun media sosial masing-masing demi harkat dan martabat anak-anak. Mengapa demikian, karena identitas anak baik foto, video, nama dan seterusnya dilindungi oleh undang-undang perlindungan anak,” terang Niyah.

“Oleh sebab itu sangat tidak pantas kita sebagai orang dewasa jika memposting secara sengaja kejadian ini untuk diketahui orang banyak. Kami mengharapkan betul seluruh masyarakat kota Pontianak agar men-takedown postingan tersebut,” imbaunya.

Niyah menambahkan bahwa kasus ini akan menjadi PR bersama. Oleh karenanya, pihaknya mengimbau kepada semua stakeholder bersama KPAD, pemerintah kota dan kepolsiian agar kejadian ini tidak terulang kembali.

“Kami sudah berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan kebudayan untuk melaksanakan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Kami juga mengimbau kepada orang tua lebih peduli kepada anaknya, karena pendidikan utama itu kan keluarga. Jadi kalau keluarga sudah peduli dengan perkembangan anaknya, hal ini tidak akan terjadi,” tukasnya. (Indri)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment