Kalbar Waspadai Warga yang Datang dari Malaysia

Kalbar Waspadai Warga yang Datang dari Malaysia

KalbarOnline, Pontianak – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson mengingatkan Satgas Penanganan Covid-19 dan masyarakat di wilayah perbatasan untuk waspada terhadap warga yang baru pulang dari Malaysia.

Hal ini dikarenakan meningkatnya angka positivity rate Kalbar dalam dua hari terakhir yang sebagian besar disumbang oleh para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari negara tetangga.

“Pada 21 Oktober itu ada 1.240 sampel yang kita periksa, hasil positif ada 74 sampel, negatif 1.166. Itu artinya positivity ratenya naik menjadi 5,97 persen. Tinggi. Sebenarnya standar WHO itu 5 persen,” kata Harisson.

Menurutnya, angka kasus positif harian di Kalbar saat ini bukan disebabkan oleh masyarakat yang berada di dalam Kalbar itu sendiri. Melainkan oleh mereka yang baru pulang dari Malaysia dalam hal ini PMI.

“Seperti kita ketahui, Malaysia itu kan masih tinggi (kasus Covid-19), jadi otomatis PMI yang datang dari Malaysia itu besar kemungkinan membawa virus covid-19,” katanya.

Hal ini, kata Harisson, sangat membahayakan bagi Kalbar. Jika para PMI yang masuk melalui PLBN tak dilakukan isolasi atau dikarantina, maka berpotensi menularkan masyarakat lainnya.

“Bukan tidak mungkin kasus kita akan naik lagi. Bukan tidak mungkin para PMI ini membawa varian baru yakni MU atau Lambda. Jadi kasus kita tinggi itu karena PMI, sekarang mereka yang positif itu sedang dikarantina di Asrama Brimob di Aruk dan Asrama Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas,” katanya.

Harisson pun meminta petugas-petugas di wilayah perbatasan untuk waspada terhadap para pelintas yang keluar masuk lewat jalur tikus. Sebab, menurut Harisson, jalur masuk pintu resmi seperti PLBN Aruk dan PLBN Entikong, relatif bisa dikontrol oleh Satgas Covid-19 Perbatasan, lantaran setiap PMI yang melintas wajib dikarantina dan dilakukan pemeriksaan swab PCR.

Baca Juga :  Serahkan Sembako Gratis, Gubernur Sutarmidji Datangi Warga Perbatasan Malindo di Sambas

“Makanya saya ingatkan kabupaten/kota yang berada di perbatasan ini untuk waspada. Yang tercatat positif ini kan yang masuk melalui jalur resmi (PLBN). Yang masuk melalui jalur tidak resmi bagaimana? Jalur tikus misalnya? itu bisa lepas begitu saja,” katanya.

Oleh karena itu, dia meminta Satgas penanganan Covid-19 di daerah yang berbatasan dengan negara tetangga untuk terus melakukan tracing dan testing terhadap warganya terutama di wilayah perbatasan.

Menurut Harisson, fungsi surveilans epidemiologi harus terus dijalankan. Puskesmas bersama Koramil dan Polsek serta organisasi kemasyarakatan lainnya harus terus melaksanakan surveilans.

“Mereka harus mencari informasi jika ada orang yang baru datang dari Malaysia dan tidak melalui jalur resmi. Puskesmas dibantu Babinsa dan Bhabinkamtibmas harus melakukan pemeriksaan swab, baru kemudian melakukan karantina. Kalaulah positif, satu rumah itu harus dikarantina, jangan sampai mereka yang pulang dari Malaysia menularkan virus corona dari Malaysia ke Indonesia,” katanya.

Hal serupa turut disampaikan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji. Dia meminta agar Satgas Covid-19 di wilayah perbatasan tetap waspada terhadap kemungkinan yang terjadi.

“Kemarin Kalbar masuk tiga besar kasus harian se-Indonesia, 74 kasus, 52 di antaranya itu PMI yang pulang dari Malaysia. Makanya hati-hati kalau ada keluarga yang baru pulang dari Malaysia, harus karantina. Jangan langsung pulang ke rumah, nanti membahayakan keluarga yang lain,” katanya.

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, jumlah kasus positif Covid-19 pada Kamis, 21 Oktober 2021 tercatat sebanyak 21 kasus yang tersebar di beberapa kabupaten/kota se-Kalbar.

Berdasarkan tambahan tersebut, total kasus positif Covid-19 di Kalbar sampai dengan tanggal 22 Oktober mencapai sebanyak 40.895 kasus. Adapun jumlah kasus aktif sebanyak 224 orang atau sebesar 0,54 persen, kasus sembuh mencapai 39.618 orang atau sebesar 96,87 persen, dan kasus meninggal sebanyak 1.053 orang atau sebesar 2,57 persen.

Baca Juga :  Oesman Sapta Tampak Kelelahan Dampingi Jokowi Blusukan di Pontianak

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 62 pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia yang masuk melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar) positif Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson menjelaskan, 62 orang tersebut dipastikan positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR) oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) PLBN Aruk.

“Mereka sekarang sedang diisolasi di asrama Brimob di Aruk, Kabupaten Sambas,” kata Harisson kepada wartawan, Kamis malam, 21 Oktober 2021.

Harisson pun mengingatkan kepada Satgas Covid-19 Kabupaten Sambas untuk terus waspada terhadap kemungkinan yang terjadi. Terlebih lagi sehari sebelumnya juga didapati 29 PMI positif Covid-19 dari Malaysia yang masuk melalui PLBN Aruk.

“Sambas harus terus waspada dan berhati-hati,” katanya.

29 PMI tersebut, kata Harisson, sedang diisolasi di Asrama Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas. Mereka akan menjalani masa isolasi selama 10 hari.

“Setelah 10 hari mereka akan dilakukan pemeriksaan swab PCR lagi, bila negatif mereka boleh pulang ke kediaman masing-masing,” kata Harisson.

Harisson turut meminta petugas-petugas di wilayah perbatasan untuk waspada terhadap para pelintas yang keluar masuk lewat jalur tikus.

Sebab, menurut Harisson, jalur masuk pintu resmi seperti PLBN Aruk dan PLBN Entikong, relatif bisa dikontrol oleh Satgas Covid-19 Perbatasan, lantaran setiap PMI yang melintas wajib dikarantina dan dilakukan pemeriksaan swab PCR.

“Tetapi memang Kalbar agak kewalahan dengan jalur masuk pelintas batas atau PMI dari jalur-jalur tikus. Ini harus terus secara maksimal diwaspadai oleh Satgas Perbatasan,” katanya.

Comment