Wako Edi Minta PDAM Tekan Kebocoran di Bawah 30 persen

Wako Edi Minta PDAM Tekan Kebocoran di Bawah 30 persen

KalbarOnline, Pontianak – Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meminta jajaran Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa (PDAM) untuk menekan angka kebocoran hingga di bawah 30 persen dalam tahun ini. Hal ini merupakan target dan komitmen bersama dalam menekan kerugian akibat kebocoran tersebut.

“Untuk caranya saya serahkan PDAM, saya maunya tahun depan tingkat kebocoran sudah di bawah 30 persen,” ujarnya usai melantik Dewan Pengawas PDAM Tirta Khatulistiwa Periode 2021-2025 di Aula PDAM, Jumat, 1 Oktober 2021.

Saat ini capaian pengurangan tingkat kebocoran sudah 34 persen. Menurutnya, tingkat kebocoran harus ditekan hingga seminimal mungkin sebagai upaya penghematan.

Baca Juga :  Harisson: Perlu Keroyokan Turunkan Angka Stunting Kalbar

“Intinya jangan sampai terjadi kebocoran dan pencurian air yang begitu besar sehingga merugikan,” tegasnya.

Edi berpesan PDAM terus melakukan penghematan tetapi tetap bisa menghasilkan produksi yang optimal. Untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi air memang diperlukan investasi yang cukup besar. Misalnya penggantian pipa-pipa yang memerlukan investasi yang cukup besar.

“Saya yakin dengan pengalaman sisi teknis, PDAM bisa berinovasi untuk meningkatkan pendapatan maupun pelayanannya,” ungkapnya.

Kemudian, PDAM juga harus melakukan inovasi-inovasi dalam meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan aset-aset yang ada. Kondisi pipa-pipa yang ada juga perlu diperhatikan jaringannya karena ada yang sudah seharusnya dipasang baru.

Baca Juga :  Gubernur Kalbar Tanggapi Santai Soal Sanksi Maskapai yang Dianggap Tabrak Aturan

“Seperti jaringan pipa di Jalan Perdana dan Sungai Jawi,” terangnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihaknya telah mengusulkan permohonan anggaran dari pemerintah pusat maupun provinsi agar bisa membantu penyediaan pipa lantaran biaya yang dibutuhkan sangat besar.

Tahun ini, kata Edi, ada pengembangan kapasitas air di Waduk Penepat. Untuk itu, ia meminta agar dipantau dan dilakukan ujicoba.

“Sehingga apabila memasuki musim kemarau panjang, persoalan air baku yang terjadi bisa diatasi,” pungkasnya. (J)

Comment