Ngeselin Abis, Inilah Tanda Orang dengan Gangguan Kepribadian Pasif-Agresif atau PAPD

Kamu pernah berurusan dengan orang yang ngeselin banget enggak Gengs? Ngeselin dalam arti sangat keras kepala dan seperti sengaja ngajak berantem! Banyak ya orang seperti itu, dan mungkin ditemukan di tempat kerja, teman kuliah, bahkan di keluarga.

Tahan emosi Gengs, karena orang seperti itu kemungkinan memiliki gangguan kepribadian pasif agresif (Passive-Agressive Personality Disorders/PAPD). Gangguan kepribadian ini adalah salah satu aspek paling menantang dalam kehidupan sosial kita. Inilah mengapa penting bagi Kamu untuk memahaminya, sehingga tidak terlalu makan hati jika suatu saat harus berurusan dengan orang yang memiliki PAPD.

Baca juga: Waspada Gangguan Kepribadian Ambang, Diawali Rasa Hampa dan Kosong

Apa itu Gangguan Kepribadian Pasif-Agresif?

Sederhananya, agresivitas pasif adalah cara untuk mengekspresikan permusuhan dengan cara halus dan tidak langsung (tidak frontal). Meskipun begitu, orang lain dibuat kesal bahkan membawa kerugian jika orang ini bekerja dalam tim.

Misalnya, untuk yang berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari, orang dengan gangguan kepribadian pasif-agresif sering melakukan hal berikut ini:

  • sengaja menunda-nunda pekerjaan

  • sengaja tidak muncul untuk rapat, janji temu, atau acara pertemuan sosial

  • bekerja dengan cara serampangan, tidak efisien, sering kelupaan

  • sangat keras kepala

  • mengeluh secara berlebihan tentang kemalangan dirinya dan merasa diremehkan

  • sering menunjukkan kebencian

  • bertindak dingin atau dendam terhadap orang lain tanpa menjelaskan alasannya

  • memiliki perilaku yang kontradiktif (misalnya di awal sangat antusias tentang proyek baru, tetapi dengan sengaja malah tidak membantu sama sekali bahkan merusak).

Baca Juga :  9 Cara Membahagiakan Diri Sendiri

Perilaku pasif-agresif pertama kali didokumentasikan selama Perang Dunia Kedua untuk menggambarkan tentara yang mengabaikan perintah komandannya dengan sengaja. Catat ya, para prajurit ini tidak menentang secara terbuka, tetapi mereka mengekspresikan agresivitas mereka dengan tindakan pasif, seperti muka cemberut, keras kepala, menunda, dan menghalangi rekannya yang lain.

Menurut American Psychological Association (APA), PAPD adalah salah satu gangguan kepribadian yang kronis dan sulit diubah. Dalam definisi APA, PAPD dikaitkan dengan “ambivalensi” yang artinya seseorang memiliki perasaan atau sikap yang kontradiktif terhadap diri sendiri, situasi, peristiwa, atau orang lain.

PAPD juga memiliki aspek negativisme berupa sikap yang ditandai dengan penolakan terus-menerus terhadap saran orang lain atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara yang bertentangan dengan harapan, permintaan, atau perintah orang lain, tanpa menentang secara langsung.

Baca juga: Sering Disalahpahami, Berikut 8 Fakta Kepribadian Introvert yang Sebenarnya!

Salah Satu Penyebabnya, Sering Dihukum Saat Kecil

Bergantung pada seberapa parahnya, PAPD dapat sangat mengganggu kesuksesan seseorang dan mengganggu relasi sosial. Ada banyak kemungkinan kenapa seseorang bisa memiliki kepribadian yang mengesalkan ini. Diduga, ada faktor genetik yang berperan. Namun demikian, masih belum jelas persis mengapa PAPD terjadi.

Baca Juga :  Windy Jenguk Para Pasien Ibu dan Anak di RSUD Sultan Jamaluddin Sukadana

Penelitian menunjukkan kemungkinan gangguan kepribadian ini berkembang karena beberapa kombinasi dari genetik, dibesarkan di lingkungan yang kasar, dan sering dihukum saat anak-anak karena menunjukkan kemarahan atau emosi negatif

Anak-anak yang tidak diberi kesempatan belajar bagaimana mengeskpresikan emosi dan menempatkan posisinya saat berhadapan dengan otoritas, seperti orang tua, pengasuh, atau guru, juga berisiko memiliki PAPD. Beberapa orang dengan gangguan mental seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, hingga skizofrenia kemungkinan juga menunjukkan perilaku PAPD.

Orang dengan gangguan kepribadian PAPD sudah seharusnya menjalani terapi, dengan bantuan kalangan profesional. Terapi bisa dengan obat-obatan anti ansietas, penstablil mood, atau obat antipsikotik. Namun, terapi perilaku kognitif juga sama pentingnya untuk diberikan. Salah satu dari beberapa profesional seperti psikiater, psikolog, atau konselor dapat membantu pasien bagaimana mengidentifikasi dan mengatasi pola emosi dan perilaku negatif mereka sehingga mengurangi dampak PAPD.

Baca juga: Kemampuan Sosial yang Penting dan Wajib Kamu Miliki

Baca juga:

Medicalnewstoday.com. Passive-aggresive personality disorders

Gismodo.com. How to handling passive-aggresive people

Comment