Daihatsu Hijet Rayakan 60 Tahun yang Sempat Jadi Idola di Indonesia

Jawapos.com – Daihatsu Motor Co., Ltd. di Jepang umumkan salah satu jajaran produk kendaraannya yang berjenis komersial, yakni Daihatsu Hijet merayakan hari jadinya yang ke-60 pada November 2020 lalu.

Melansir dari laman Daihatsu global, saat ini mobil Hijet terdiri dari tiga model, digunakan untuk berbagai kebutuhan komersial dan operasional pelanggan.

Pada model Truck sering digunakan pelanggan terutama bagi mereka yang bekerja di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sedangkan untuk model Cargo dan Caddy, pelanggan lebih banyak menggunakannya sebagai operasional pada bidang industri transportasi dan ritel.

Secara akumulatif, hingga September 2020, Hijet telah diproduksi dengan jumlah lebih dari 7,4 juta unit sejak generasi pertama diluncurkan, serta 2,2 juta unit diantaranya masih digunakan sampai dengan saat ini. Capaian ini membuktikan bahwa Daihatsu Hijet mendapat sambutan positif dari pelanggan di seluruh negeri.

Hijet generasi pertama, mobil ini merupakan kendaraan roda empat mini pertama Daihatsu. Dok. Daihatsu global

Pada Hijet generasi pertama, mobil ini merupakan kendaraan roda empat mini pertama Daihatsu. Kendaraan ini diluncurkan sebagai pembaruan dari kendaraan roda tiga mini Daihatsu Midget yang populer dengan sebutan ‘bemo’ di Indonesia.

Selama 60 tahun berikutnya, Daihatsu Hijet selalu memberikan fitur unggulan sesuai dengan kebutuhan pelanggan terhadap kendaraan niaga. Seperti kemudahan dalam akses masuk-keluar pada kabin, serta kapasitas ruang bagasi yang luas.

Baca Juga :  Mitsubishi Mulai Lirik Pasar Mobil Bekas bikin Layanan Jual Beli

Pengembangan Daihatsu Hijet juga fokus pada peningkatan fitur penting lainnya agar tetap lincah ketika digunakan dalam berbisnis sehari-hari. Seperti kemudahan dalam melakukan bongkar-muat barang,  daya tahan kendaraan.

Perkembangan desain Daihatsu Hijet. Dok. Daihatsu global.
Perkembangan desain Daihatsu Hijet. Dok. Daihatsu global.

Tak ketinggalan kemudahan dalam bermanuver yang memungkinkan kendaraan untuk dikendarai di jalan yang sempit. Misalnya pada jalan setapak di area persawahan dan gang-gang kecil di pusat kota; serta harga yang terjangkau.

Hasil survei asosiasi produsen otomotif di Jepang atau JAMA (Japan Automobile Manufacturers Association), dalam beberapa tahun terakhir, terjadi tren peningkatan jumlah pengguna kendaraan niaga mini.

Mereka menggunakan dalam aktivitasnya sehari-hari, seperti berbelanja, pergi ke kantor atau sekolah, antar-jemput penumpang, serta meningkatnya pengguna pada pelanggan lansia.

Dalam hal keamanan, Daihatsu Hijet dilengkapi dengan sistem keamanan aktif Smart Assist. Sehingga, pelanggan dapat tetap beraktivitas sehari-hari dengan lebih aman serta dapat berbisnis dengan lebih tenang.

Dari semua keunggulan tersebut, membuktikan bahwa Daihatsu Hijet dapat menjadi mitra bisnis yang tepat dan handal.

Daihatsu terus berkomitmen dalam memberikan produk dan pelayanan terbaik dengan beragam kemudahan dan kenyamanan demi memenuhi kebutuhan pelanggan melalui kendaraan kompak.

Baca Juga :  Gara-gara PPKM Mikro Diberlakukan, IIMS Hybrid 2021 Bergeser ke April

Daihatsu Hijet Sempat Tren di Indonesia

Sebagai informasi minivan ini diketahui masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1972. Bukan sebagai kendaraan umum, melainkan pemberian dari pemerintah Jepang sebagai bantuan penanggulangan bencana letusan gunung berapi.

Hijet pertama itu adalah seri S37 varian pikap yang memakai mesin ZM 2 tak 2 silinder berpendingin cairan. Tak berselang lama, Astra Daihatsu resmi menjual Hijet S38 pikap.

Seri ini menjadi cikal bakal minivan di Tanah Air, karena sudah bisa dipasangkan karoseri lokal. Hijet S38 sendiri merupakan generasi keempat dari keluarga Hijet di Indonesia.

Seri S38 juga dikenal dengan julukan Hijet Tuyul, karena modelnya yang mungil dan bulat. Mobil ini didatangkan sebagai CBU dengan menggendong mesin ZM 2 tak dan 2 silinder berkapasitas 360 cc.

Meningkatnya permintaan Hijet S38 varian minivan, membuat Daihatsu Astra memasarkan Hijet 55 pada tahun 1978. Masuknya Hijet 55 juga menandai berakhirnya produksi Hijet S38.

Kehadiran Hijet 55, disebut berdampak positif terhadap kebutuhan masyarakat Indonesia kala itu. Sebab, mobil ini bisa mengangkut barang dengan berat hingga 350 kilogram dalam sekali jalan.

Comment