Isi HUT Kemerdekaan Indonesia ke-75, Perempuan Jenggala Gandeng Kowani gelar Webinar Anti Narkoba

INDOPOLITIKA – Perempuan Jenggala bekerjasama dengan Kongres Perempuan Indonesia (KOWANI) menyelenggarakan Serial Webinar Nasional bertemakan “Generasi Unggul, Bebas Narkoba”, pada 13 Agustus 2020. Webinar ini merupakan rangkaian webinar Perempuan Jenggala menyambut hari kemerdekaan 17 Agusrus 2020 yang ke-75.

“Kami menyelenggarakan webinar ini sebagai bentuk dedikasi dan kontribusi kami pada bangsa. Terutama mengisi hari kemerdekaan yang akan datang. Kami berharap webinar ini bisa memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masuyarakat luas, terutama mengenai bahaya narkoba” ujar Ketua Umum Perempuan Jenggala Vicky W Kartiwa dalam sambutannya.

Selanjutnya memaknai kemerdekaan Indonesia dapat diimplementasikan dengan banyak cara termasuk mendorong terciptanya SDM berkualitas dan Generasi Muda yang unggul. Akan tetapi, di tengah pandemi Covid-19 ini, ternyata tingkat konsumsi narkotika, psikotropika, dan obat terlarang (narkoba) justru meningkat. Timbul spekulasi karena banyaknya orang stres akibat kegiatan bisnis yang tidak aktif. Terlebih, belakangan ini pengguna narkoba masih berusia muda dan termasuk kelompok usia produktif.

Menteri Pemuda dan Olahraga yang diwakilkan oleh Bapak Zainudin Amali juga menyampaikan masalah penyalahgunaan narkoba menjadi permasalahan yang serius. Terutama yang melibatkan generasi muda atau generasi milenial saat ini. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan tangguh harus dilaksanakan perhatian khusus sedini mungkin.
“Kegagalan dalam mendidik generasi muda sama dengan kegagalan membangun bangsa. Keutamaan yang paling pokok untuk menjadikan mereka sebagai generasi unggul adalah membangun etos kerja produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional dengan cara membaskan mereka dari Narkoba” ungkapnya sebagai keynote speech.

Lebih lanjut Bapak Zainuddin Amali menjelaskan diperlukan kemantapan sikap dan pembinaan karakter dalam menghadapi persaingan global serta berbagai ancaman yang mengintai para generasi muda. juga mengajak seluruh kaum muda dan masyarakat umum untuk bersama-sama menjadikan budaya anti penyalahgunan narkoba sebagai bagian dari gaya hidup.

Baca Juga :  Kapolresta Solo Kena Bogem Massa yang Ingin Bubarkan Acara Midodareni

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Yunis Farida Oktaris, Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional bahwa saat ini orang tua perlu mendampingi perkembangan anak-anaknya untuk tegas menyatakan sikap anti penyalahgunaan narkoba.

Terkait hal tersebut, Yunis menjelaskan bahwa BNN hari ini juga fokus pada bagaimana mana menciptkan pola pendampingan orang tua terhadap anggota keluarga, terutama di masa pandemi ini.

“Untuk pembinaan ketahanan keluarga, orang tua dilatih untuk merubah perilaku anak menjadi lebih baik. Kenapa keluarga, karena apabila ada satu anggota keluarga yang terpapar narkoba akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain” Jelasnya.

Kelompok remaja merupakan pemakai dengan presentase tertinggi (94%) sehingga harus menjadi fokus penanganan. Mereka menyalahgunakan narkoba dengan berbagai motif antara lain: mengikuti trend dan gaya hidup modern, memiliki dorongan kuat untuk penjelajahan dan petualangan hidup, ingin menikmati hidup dan kebahagiaan sesaat, frustasi (akibat putus sekolah, kuliah, tidak segera memperoleh pekerjaan), faktor pola asuh orang tua, faktor pengendalian diri yang lemah, tingkat keimanan dan penghayatan ajaran agama yang lemah.

Tak ketinggalan dalam webinar yang berlangsung selama 3 jam, hadir Psikolog Universitas Indonesia (UI) Dra. Tri Iswardani A., M.Si mengatakan, bagi para pecandu narkoba, penyalahgunaan narkoba ini besar kemungkinannya akan mengalami kerusakan pada organ tubuhnya hingga pada akhirnya akan berakibat pada kematian. Selain itu, hal yang ditimbulkan oleh pecandu narkoba adalah cenderung menjadi orang yang tidak sehat, malas dan tidak produktif.

Baca Juga :  Jubir Satgas Covid-19: Kasus Aktif di Indonesia Masih di Bawah Rata-Rata Dunia

Namun, secara bersamaan karena mereka mempunyai kebutuhan yang tidak dapat ditolak yaitu kebutuhan Narkoba, maka jalan pintas yang dalakukan biasanya adalah dengan melakukan tindak kriminal. Lebih lanjut Tri Iswardani menjelaskan perlu ada banyak pendekatan menyikapi permsalahan narkoba.

“Dari berbagai pendekatan telah diupayakan seperti Pendekatan hukum positif (yuridis), Pendekatan sosiokultural, Pendekatan politis, Pendekatan keagamaan (religiusitas), Peran elemen ormas kepemudaan, tokoh masyarakat, dan pemerintah dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba” ungkapnya

Sementara Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Giwo Rubianto juga menuturkan meski saat ini sudah ada Badan Narkotika Nasional (BNN) dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota, seluruh komponen masyarakat tetap memiliki tanggung jawab untuk menjauhkan generasi muda dari narkoba. Semua itu bisa dimulai lingkup terkecil, yakni keluarga serta rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW). Sosialisasi dan kampanye bahaya narkoba harus senantiasa digaungkan.

“Masalah narkoba adalah masalah bangsa yang berarti menjadi tanggung jawab semua pihak untuk mencegah penyalahgunaanya. Semua elemen harus terlibat memberantas penyakit yang bisa merusak masa depan anak-anak bangsa.”

Lebih lanjut Ketum Kowani ini menjelaskan, dengan begitu, kesadaran seluruh masyarakat tentang bahaya Narkoba akan selalu terjaga. Begitupun bagi para Generasi Muda, mereka akan senantiasa berkarya karena selalu menjaga kesehatan jasmani dan rohaninya. Indonesia selanjutnya akan memiliki SDM yang berkualitas dan Generasi Muda yang unggul. Meskipun pendemi Covid-19 melanda, Indonesia akan selalu berjaya. [rif]

Comment