AS Tuding Tiongkok Sengaja Kacaukan Pemilu 2020 Lewat Serangan Siber

KalbarOnline.com – Amerika Serikat tak henti-hentinya meradang dengan sikap Tiongkok terkait perang dagang dan ketegangan akibat pandemi Covid-19. Setelah mengeluarkan kebijakan kontroversi dalam ‘perang’ teknologi dengan Tiongkok, kini AS kembali menuding negara pimpinan Xi Jinping itu sudah berupaya mengacaukan situasi jelang Pemilu di AS pada November 2020 mendatang

“Peretas yang terkait dengan pemerintah Tiongkok telah menargetkan infrastruktur pemilu AS menjelang pemilihan Presiden 2020,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O’Brien, Minggu (9/8).

  • Baca juga: Bersedia Hentikan Permusuhan dengan AS, Tiongkok Ajukan 4 Syarat

Komentar O’Brien juga mendukung pernyataan yang dirilis pada Jumat (7/8) oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional yang juga menuduh Tiongkok telah memperluas upaya pengaruhnya tetapi tidak secara khusus menuduh Beijing melakukan upaya peretasan terhadap sistem terkait Pemilu AS. Namun, intelejen AS menuduh Tiongkok ingin Donald Trump sebagai incumbent, kalah dalam Pemilu.

Baca Juga :  Pfizer Akan Mulai Program Percontohan Imunisasi Covid-19 di AS

“Mereka ingin Presiden Trump kalah,” kata O’Brien di CBS’s Face the Nation.

“Tiongkok, seperti Rusia, seperti Iran. Mereka telah terlibat dalam serangan dunia maya dan phishing dan hal-hal semacam itu sehubungan dengan infrastruktur Pemilu kami, sehubungan dengan situs web dan semacamnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Tiongkok secara konsisten membantah klaim pemerintah AS yang meretas perusahaan, politisi, atau lembaga pemerintah AS. Tiongkok membantah ikut campur Pemilu.

“Pemilihan Presiden AS adalah urusan internal, kami tidak tertarik untuk ikut campur di dalamnya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang pada April lalu.

Baca Juga :  Imbas Rusuh di Capitol, Ketua DPR AS dan Demokrat Minta Trump Mundur

Baca juga: Tiongkok Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Hubungan dengan AS

O’Brien mengatakan AS telah melihat bukti para peretas mencoba menyusup ke situs web milik kantor Menteri Luar Negeri yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pemilihan di tingkat lokal, dan mengumpulkan data tentang orang Amerika. “Ini adalah masalah yang nyata dan bukan hanya Rusia,” katanya.

“Akan ada konsekuensi berat bagi negara mana pun yang mencoba untuk ikut campur dalam pemilihan umum yang bebas dan adil,” gertaknya seperti dilansir dari South China Morning Post.

Dewan Keamanan Nasional belum segera menanggapi permintaan komentar. Sementara pekan lalu Tiongkok melalui Kementerian Luar Negeri Tiongkok sudah berusaha bersikap lunak pada AS dan siap berdamai dengan kepala dingin.

Comment