Sosialisasi Gizi di Kecamatan Semitau, Harisson: Seribu Hari Paling Menentukan

KalbarOnline, Kapuas Hulu, – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson bersama Pj Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalbar, Windy Prihastari melanjutkan kunjungan kerjanya ke Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu, pada Jumat (12/01/2024) pagi, dalam rangka memberikan edukasi gizi kepada para ibu di sana.

Aksi nyata seperti ini terus digencarkan keduanya untuk dapat mempersiapkan generasi tangguh dan cerdas dalam menggapai Indonesia Emas 2045.

Bertempat di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Murai Borneo, Desa Marsedan Raya, Kecamatan Semitau, Harisson mengajak para ibu untuk memperhatikan fase seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK) anaknya.

Ia menekankan, upaya pencegahan stunting bisa dilakukan dengan pemenuhan gizi anak pada fase seribu HPK ini. Maka dari itu, pada fase tersebut harus menjadi perhatian ibu-ibu untuk memastikan agar gizi anak mereka tercukupi dengan baik.

“Jika sudah lewat dua tahun kalau anak sudah stunting maka kita tidak bisa apa-apa lagi, jadi kesempatan itu di seribu hari pertama kehidupan. Lewat dari situ kita sudah tidak bisa apa-apa lagi,” jelas Harisson.

Baca Juga :  Pro Kontra Penutupan Jalan Tikus di Perbatasan

Sejalan dengan itu, Harisson pun mengingatkan tiga komponen penting yang harus terkandung dalam Makanan Pendamping ASI (MPASI) tepat gizi. Pertama yakni karbohidrat yang bisa didapatkan dari bubur, lalu protein hewani dari ikan serta lemak dari minyak makan, minyak sayur, santan dan margarin.

Dirinya menekankan, prinsip utama dalam penurunan stunting yakni pemenuhan protein hewani bagi anak-anak. Protein hewani dapat diperoleh dari ikan, hati, udang, ayam dan daging sapi.

“Protein hewani yang paling penting untuk balita, bukan protein nabati karena asam aminonya lebih banyak di situ,” ungkap Harisson.

Harisson berpesan kepada ibu-ibu untuk mempersiapkan generasi emas dalam menyambut bonus demografi 2045 mendatang. Pada tahun tersebut dikatakan Harisson, Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara maju.

Pj Gubernur Kalbar, Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Provinsi Kalbar, Windy Prihastari memberikan sosialisasi gizi di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Murai Borneo, Desa Marsedan Raya, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu, Jumat (12/01/2024) pagi. (Foto: Jauhari)
Pj Gubernur Kalbar, Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Provinsi Kalbar, Windy Prihastari memberikan sosialisasi gizi di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Murai Borneo, Desa Marsedan Raya, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu, Jumat (12/01/2024) pagi. (Foto: Jauhari)

“Maka ketika menjadi negara maju, Indonesia membutuhkan tenaga kerja, maka tugas kita semua mempersiapkan tenaga kerja yang akan bekerja pada 2045,” ujarnya.

“Jangan sampai anak-anak kita pada 2045 nanti tumbuh tidak sesuai kompetensi, jangan sampai tenaga kerja kita menjadi tenaga kasar,” timpal Harisson.

Dirinya menambahkan, dalam upaya mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Kalbar yang unggul, maka setiap kali mengunjungi kabupaten kota, dirinya selalu turun langsung memberikan edukasi gizi ke posyandu-posyandu.

Baca Juga :  Membelot dari Midji-Norsan, Ini Sanksi untuk Kader PKB

Dirinya menyebutkan upaya untuk mempersiapkan SDM yang mumpuni harus digencarkan dari sekarang. Terutama dalam mewujudkan tenaga kerja yang andal untuk menduduki posisi berbagai strategis.

“Saya setiap keliling ke Kalbar selalu mengunjungi Posyandu, untuk mempersiapkan SDM Kalbar yang unggul,” jelasnya.

Harisson berharap adanya upaya serius dari berbagai pihak dalam percepatan penurunan stunting. Lantaran menurutnya stunting akan berdampak pada kemampuan kognitif anak-anak yang berkurang.

Lalu akibat stunting kemampuan anak untuk berpikir lebih komplek dan mengembangkan nalarnya dalam memecahkan masalah akan lebih rendah. Sehingga nanti hal tersebut akan menghambat mereka pada saat menyerap ilmu pengetahuan di sekolah.

Maka stunting harus dicegah sejak dini mulai dari remaja putri pra konsepsi, konsepsi, ibu hamil, ibu menyusui dan kemudian sampai anak berumur dua tahun.

“Sekarang saatnya kita turun langsung ke ibu-ibu untuk memberikan edukasi gizi yang baik,” tutup Harisson. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment