Masyarakat Kubu Raya Ikuti Sosialisasi Penurunan Stunting Bersama BKKBN dan Komisi IX DPR RI

KalbarOnline, Kubu Raya – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat menggelar Sosialisasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting bersama Komisi IX DPR RI, di Aula Kantor Camat Rasau Jaya, Jalan Sultan Agung, Selasa (09/01/2024) pagi.

Kegiatan ini diikuti ratusan peserta yang terdiri dari pasangan usia subur, remaja serta orang tua yang memiliki balita.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, Pintauli Romangasi Siregar mengatakan, dalam percepatan penanganan stunting di Kalimantan Barat diperlukan adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Keterlibatan berbagai sektor dalam sosialisasi dianggapnya dapat menambah jumlah orang dengan pemahaman penanganan stunting.

Baca Juga :  Target Turunkan Stunting 14 Persen, Pj Wako Minta Kader Posyandu Proaktif Tekan Stunting

“Kehadiran kami di sini, BKKBN dengan Komisi IX, tugas kami melakukan sosialisasi, maka ini memperbanyak orang yang akan lebih memahami bagaimana menangani stunting yang baik,” kata Pintauli.

Dalam kesempatan itu, menghadirkan sejumlah narasumber yang ahli dibidangnya, salah satunya dokter spesialis anak, Nevita. Dengan ini diharapkan, percepatan penurunan stunting akan lebih maksimal dan tepat sasaran.

“Kami datangkan ahlinya, dokter anak yang jadi pemateri, kami berharap dengan kehadiran beliau, peran BKKBN yang sesungguhnya menjadi pelaksana tugas percepatan penurunan stunting sedikit lebih cepat dan tepat sasaran,” tutur Pintauli.

Baca Juga :  BKKBN Kalbar Gencarkan Sosialisasi 1000 HPK kepada Ibu Muda di Bengkayang

Masyarakat yang hadir dalam kegiatan sosialisasi pun diberi pemahaman bagaimana cara menangani stunting pada balita agar tidak terjadi keterlambatan. Selain itu diberitahukan pula, kalau perilaku dari orang tua juga harus dirubah dalam mengasuh anak.

“Jadi bersambung, edukasi gizi kepada anak balita dan cara bagaimana penanganan yang baik dan merubah perilaku dari orang tua pada saat nanti mengasuh anaknya, jadi harus tepat jangan sampai ada keterlambatan, kalau terjadi keterlambatan sudah tidak mungkin lagi,” tukas Pintauli. (Indri)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment