BPBD Kalbar Turunkan Tim Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana di Kabupaten Kapuas Hulu, Hasilnya..

KalbarOnline, Pontianak – Dalam melaksanakan tugas dan fungsi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat melakukan kegiatan pengkajian kebutuhan pasca bencana yang berfokus pada bencana banjir yang rutin terjadi di Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu.

Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalbar yang memang menjadi langganan banjir ketika curah hujan maupun cuaca ekstrim melanda.

“Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada Tanggal 1 samai dengan 3 November 2023, Kepala BPBD Provinsi Kalbar menurunkan tim Kaji Cepat yang terdiri dari Lumumba Sianturi sebagai Analis Kebencanaan Ahli Muda dan Supriyono selaku Analis Kebijakan Ahli Muda,” kata Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalbar, Daniel, Sabtu (11/11/2023).

Daniel menjelaskan, BPBD Provinsi Kalbar mendapatkan mandat dalam penjabaran tugas pokok dan fungsi yang salah satunya adalah melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana yang terjadi di Provinsi Kalbar.

Dalam melakukan tugas pokok dan fungsi dimaksud, kata dia, diperlukan suatu pengkajian kebutuhan pasca bencana di mana pengkajian kebutuhan pasca bencana merupakan proses penting yang dilakukan setelah terjadinya bencana alam atau insiden serius lainnya.

“Tujuan utama dari pengkajian ini adalah untuk mengidentifikasi dan memahami kebutuhan mendesak dan jangka panjang dari individu, keluarga, komunitas, dan daerah yang terdampak bencana,” ujar Daniel.

“Dengan informasi yang tepat dan komprehensif, maka pihak berwenang, lembaga kemanusiaan dan organisasi penyelamat dapat merancang dan melaksanakan respons yang efektif,” tambahnya.

Adapun berdasarkan analisa Tim BPBD Provinsi Kalbar, beberapa penyebab terjadinya banjir di Kabupaten Kapuas Hulu khususnya di Kecamatan Semitau, adalah sebagai berikut:

1. Curah hujan yang tinggi dimana hujan deras dan berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan aliran air di sungai-sungai dan saluran air di wilayah Kecamatan Semitau. Apabila curah hujan melebihi kapasitas penampungan sungai maka air dapat meluap ke daerah sekitar sehingga menyebabkan terjadinya banjir.

2. Topografi di Kabupaten Kapuas Hulu khususnya di Kecamatan Semitau memiliki topografi yang beragam, diantaranya terdapat banyak sungai dengan daerah dataran rendah, di mana bagian dataran rendah ini lebih rentan terhadap banjir karena air dapat dengan mudah mengalir ke wilayah-wilayah tersebut.

Baca Juga :  Menteri Investasi Sebut Sedang Cari Investor untuk Pembangunan Smelter Bauksit di Kalbar

Di samping itu, morfologi Kabupaten Kapuas Hulu umumnya berbentuk wajan (kuali) yang yang terdiri dari dataran rendah atau cekungan yang terendam air serta daerah danau rawa-rawa yang berair cukup dalam.

3. Deforestasi. Penebangan hutan dan perubahan tata guna lahan yang tidak terkontrol dapat mengurangi kemampuan alam untuk menyerap air hujan. Hal ini dapat meningkatkan laju serta jumlah aliran air permukaan menuju sungai sehingga berkontribusi pada tingginya resiko banjir.

4. Perubahan iklim. Dengan adanya perubahan iklim dapat menyebabkan pola cuaca yang ekstrim, di mana salah satunya adalah hujan lebat dengan intensitas tinggi dan sering terjadi. Dengan adanya kondisi cuaca ekstrim ini, telah berpengaruh besar pada resiko banjir di Kabupaten Kapuas Hulu khususnya di Kecamatan Semitau.

5. Peningkatan jumlah permukiman dan pengembangan kota serta pembukaan lahan perkebunan, yang apabila tidak direncanakan dengan baik, maka dapat menyebabkan perubahan tata guna lahan yang mengurangi tingkat serapan dan aliran air alami sehingga meningkatkan resiko banjir.

6. Pendangkalan sungai juga menjadi salah satu penyebab tingginya resiko banjir di Kabupaten Kapuas Hulu. Hal ini menyebabkan berkurangnya daya tampung sungai untuk menerima tingginya curah hujan yang terjadi sehingga ketinggian muka air sungai pada saat terjadi luapan langsung masuk ke wilayah pemukiman penduduk yang berada di daerah pinggiran sungai dan dataran rendah.

Berdasarkan hasil monitoring Tim Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) BPBD Provinsi Kalbar di Kecamatan Semitau, terdapat beberapa hal yang ditemukan, diantaranya sebagai berikut:

1. Banjir di Kecamatan Semitau Kabupaten Kapuas Hulu memang sudah sering terjadi, di mana terakhir banjir besar yang melanda Kecamatan Semitau terjadi pada bulan November 2021. Banjir ini menyebabkan 1.760 kepala keluarga dengan 4.970 jiwa di Kecamatan Semitau terdampak. Disamping itu, dari sisi ekonomi juga sangat berdampak khususnya pada sektor perikanan, pertanian dan perkebunan masyarakat di Kecamatan Semitau.

2. Pemerintah Provinsi Kalbar telah membangun infrastruktur jembatan (Jembatan Marsedan) dengan panjang 50 meter dengan lebar 6 meter yang menghubungkan antar kawasan Kecamatan Suhait dan Kecamatan Semitau dan sekitarnya untuk menjadi tumpuan bagi jalur transportasi orang dan barang.

Baca Juga :  Enam Desa di Dua Kecamatan Kapuas Hulu Terendam Banjir

Jembatan ini sebelumnya merupakan jembatan kayu yang menopang arus transportasi yang cukup padat dan saat ini telah dibangun dengan konstruksi rangka baja yang lebih kuat guna menopang jalur transportasi di Kecamatan Semitau dan sekitarnya.

3. Berdasarkan informasi dari Camat Semitau, Pane Pasogit, dengan dibangunnya jembatan ini, maka alur transportasi dan distribusi orang dan barang yang melalui Kecamatan Semitau menjadi lebih baik dan aman.

Disamping itu, apabila terjadi banjir di Kecamatan Semitau, maka dengan adanya jembatan ini, maka alur transportasi dan distribusi masih dapat dilakukan karena tinggi dan lebar jembatan yang sudah diukur dengan menyesuaikan tinggi muka air terakhir pada saat banjir besar melanda Kecamatan Semitau, meskipun masih terdapat satu jembatan lagi yang tidak dapat dilalui pada saat banjir besar terjadi sehingga membutuhkan jembatan darurat guna memperlancar arus orang dan barang.

4. Camat Semitau juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang telah memberikan perhatian dengan membangun Jembatan Marsedan yang berlokasi di wilayah Kecamatan Semitau. Jembatan ini sangat penting sekali untuk jalur transportasi dan distribusi orang dan barang di melalui wilayah Kecamatan Semitau.

Camat Semitau juga memohon agar satu unit jembatan lagi yang masih sangat krusial dan prioritas untuk dibangun di Kecamatan Semitau yaitu Jembatan Kecapah. Jembatan ini juga memiliki fungsi sama dengan Jembatan Marsedan sebagai jalur transportasi serta distribusi orang dan barang yang menghubungkan Kecamatan Semitau dengan Kecamatan lainnya.

Berdasarkan pantauan Tim Jitupasna BPBD Provinsi Kalbar, kondisi jembatan saat ini masing menggunakan konstruksi kayu yang disampingnya digandeng dengan jembatan darurat untuk mengantisipasi apabila banjir melanda Kecamatan Semitau.

Untuk itu, besar harapan Camat Semitau terhadap realisasi pembangunan Jembatan Kecapah ini, karena dengan dibangunnya jembatan ini, maka kedepannya apabila banjir melanda Kecamatan Semitau, maka arus transportasi serta distribusi orang dan barang sudah tidak terkendala lagi. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment