Putra Jakob Oetama Kenang Pengakuan Unik Sang Ayah Pada Dirinya

KalbarOnline.com – Jenazah tokoh pers nasional dan pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama sudah dibaringkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan pada Kamis (10/9). CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama menyempatkan diri untuk berbagi kisah yang cukup unik tentang kepribadian sang ayah.

Lilik menuturkan bahwa Jakob adalah orang yang sangat sederhana dan tidak mau gembar-gembor. Saking sederhananya, Lilik menceritakan bahwa Jakob pernah membuat sebuah pengakuan bahwa Kompas Gramedia bukan miliknya.

“Dia selalu bilang bahwa dia tidak punya uang. Bapak juga bilang sama saya bahwa tempat dia bekerja itu (Kompas Gramedia) bukan miliknya. Jadi sampai saya duduk di bangku SMA, saya tahunya Kompas Gramedia bukan punya dia,” ujar Lilik usai prosesi pemakaman.

Baca Juga :  Jokowi: 2021 Indonesia Lebih Siap Hadapi Covid-19

Kesederhanaan Jakob Oetama juga membuatnya tidak mudah membelikan anak-anaknya barang yang mahal. Lilik menuturkan bahwa ia sempat meminta sang ayah membelikannya sebuah sabuk yang sedang tren saat itu. Karena sedang hype, harga sabuk tersebut juga bisa dibilang cukup mahal.

Alih-alih membelikan, Jakob malah menasehatinya.

“Dia bilang, buat apa beli yang semahal itu, kan bisa cari yang lain. Akhirnya saya tidak pernah kesampaian punya gesper tersebut,” kenang Lilik.

Baca Juga :  Bawaslu Gandeng WhatsApp Luncurkan Chatbot untuk Awasi Pilkada

Menerapkan hidup sederhana, kata Lilik, adalah salah satu hal yang diajarkan Jakob kepadanya dan empat saudara kandungnya yang lain. Jakob juga menanamkan nilai kejujuran dan demokrasi kepada anak-anaknya.

“Demokrasi artinya kami diberi kebebasan dalam memilih sekolah, karena baginya kami yang akan menjalankan hidup kami sendiri. Jodoh juga (diberi kebebasan), asal harus tahu akibatnya,” kata Lilik lagi.

Jakob Oetama menghembuskan napas terakhir pada Rabu (9/9) kemarin di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. Jenazahnya sempat disemayamkan di Kantor Kompas Gramedia, Palmerah Selatan pada malam harinya.

Comment