Categories: Nasional

Catatan PKS di Bidang Kesehatan 2020: Masih Banyak PR Harus Dibereskan

KalbarOnline.com – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati memberikan catatan kebijakan kesehatan selama 2020. Mufida menyebut respons pemerintah terhadap pandemi Covid-19 menjadi catatan besar.

Ia menilai pemerintah terkesan meremehkan masuknya virus Covid-19. Mulai dari pernyataan virus tidak akan masuk, bisa sembuh sendiri, dan telatnya menyatakan sebagai bencana nasional.

Ditambah lagi, saat awal-awal pemerintah, justru mempromosikan wisata dengan berbagai insentif. Dibanding negara-negara tetangga, Indonesia termasuk yang paling akhir dalam menutup kedatangan dari negara-negara yang sudah terkenda pandemi Covid-19.

’’Ketidaksigapan ini berakibat pada langkanya alat pelindung diri (APD), kurangnya lab pemeriksaan spesimen, kurangnya alat kesehatan seperti ventilator dan minimnya kesiapan RS untuk penanganan Covid,’’ ujar Mufida kepada wartawan, Jumat (1/1).

Pada pertengahan tahun, persoalan semakin pelik. Kampanye new normal yang salah kaprah hingga tidak sinkronnya pemerintah pusat dan daerah membuat grafik konfirmasi positif Covid terus menanjak. Hingga 10 bulan sejak diumumkannya kasus pertama, Indonesia belum lepas dari gelombang pertama.

’’Akibatnya, tenaga kesehatan kita kolaps. Selama 10 bulan pandemi sampai 28 Desember, 507 tenaga medis telah gugur dalam menjalankan tugasnya dan terbanyak justru pada Desember, sebanyak 98 orang,’’ katanya.

Persoalan bukan mereda saat rencana penggunaan vaksin Covid-19. Pemerintah sudah mendatangkan 3 juta vaksin Sinovac pada saat uji klinis tahap 3 vaksin ini belum keluar. Seturut dengan label kehalalannya.

’’Puncaknya terjadi pergantian Menteri Kesehatan sebagai salah satu strategi penanganan Pandemi. Presiden menunjuk seorang yang lama berkecimpung di dunia bisnis keuangan. Presiden mungkin lebih menilai bahwa problem penanganan Covid termasuk masalah vaksin ada di sisi manajerialnya. Apalagipersaingan untuk mendapatkan vaksin yang diperebutkan seluruh dunia memerlukan pendekatan bisnis,’’ kata dia.

Mufida menilai, pendekatan penanganan pandemi bukan hanya soal vaksinasi semata. Pekerjaan rumah menteri kesehatan yang baru, ujar dia, adalah menjawab keraguan publik untuk bisa mengendalikan pandemi Covid-19 ini lebih baik dibanding sebelumnya.

’’Membuat kebijakan dan langkah-langkah yang tepat untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, meningkatkan testing-tracing-treatment, menjamin ketersediaan APD dan alkes yang dibutuhkan, menurunkan positive rate yang secara nasional saat ini di kisaran 15 persen dan death rate yang juga masih cukup tinggi dan tentu mendatangkan vaksin yang aman dan teruji,’’ urainya. (*)

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Pentingnya Imunisasi Untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Anak

KalbarOnline, Pontianak - Setiap orang memiliki imunitas yang berbeda, sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit…

8 mins ago

Pemkab Kayong Utara Matangkan Persiapan Rakor Pengendalian Inflasi Berikutnya

KalbarOnline, Kayong Utara - Pemerintah Kabupaten Kayong Utara mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Minggu…

19 mins ago

Pemkot Pontianak Dorong Posyandu Naik Kelas

KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak tengah berencana untuk mendorong posyandu agar dapat naik…

1 hour ago

Memahami KBGO yang Rentan Menyasar Jurnalis Perempuan

KalbarOnline, Pontianak - Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kalimantan Barat menggelar workshop Kekerasan Berbasis Gender…

1 hour ago

Bupati Fransiskus Ajak Masyarakat Kapuas Hulu Nonton Bareng Semifinal Piala Asia Indonesia Vs Uzbekistan

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan mengajak masyarakat di Bumi Uncak Kapuas untuk…

3 hours ago

Kobarkan Semangat Nasionalisme Lewat Nobar Semifinal Piala AFC U-23 Indonesia Versus Uzbekistan

KalbarOnline, Pontianak - Euforia menjelang laga Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Indonesia melawan Uzbekistan dalam…

3 hours ago