Categories: HeadlinesPontianak

Taufik Hidayat, Dosen Poltekkes Pontianak Jawab Isu Konflik Asmara yang Jadi Motif Penculikan dan Penganiayaannya

KalbarOnline, Pontianak – Taufik Hidayat (44 tahun), Dosen Poltekkes Pontianak yang menjadi korban penculikan dan penganiayaan oleh 7 orang mahasiswa angkat bicara terkait isu konflik asmara yang melatarbelakangi kasus tersebut. Isu dugaan konflik asmara ini sebelumnya berhembus cukup kencang di sejumlah jejaring media sosial.

Kepada wartawan, Sabtu (11/03/2023), Taufik menjelaskan bahwa kasus ini dilatarbelakangi oleh salah satu mahasiswa Poltekkes Pontianak yang merasa kuliahnya dipersulit oleh dirinya selaku dosen. Atas “kesetiakawanan” antar mahasiswa dan sebagainya, akhirnya muncullah ide spontan untuk berbuat aniaya kepada sang dosen.

“Isu (asmara) itu tidak benar, karena murni mereka peduli dengan temannya. Jadi ini, murni peduli karena temannya dipersulit,” jelas Taufik.

Dengan alasan bahwa para mahasiswa–para pelaku penculikan dan penganiayaan–itu masih menempuh pendidikan dan masa depan yang masih panjang, maka Taufik memaafkannya.

“Kami memaafkan, kami berharap hal ini tidak terulang kembali. Perjalanan anak-anak masih panjang dan pendidikan juga harus tetap berlanjut,” kata dia.

Oleh karenanya, pasca penyelesaian hukum melalui restorive justice ini, Taufik pun berpesan kepada para mahasiswa tersebut untuk tetap melanjutkan dan menyelesaikan pendidikannya. Biarlah peristiwa tersebut menjadi “pelajaran” dan cukup satu kali terjadi.

“Saat ini kondisi saya sudah membaik dan sedang dalam tahap pemulihan,” imbuh Taufik.

Terpisah, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Pontianak, Kompol Tri Prasetyo menegaskan, bahwa kasus penculikan dan penganiayaan oleh 7 orang mahasiswa kepada dosen Poltekkes Pontianak, Taufik Hidayat, resmi ditutup dan diselesaikan melalui mekanisme hukum restorative justice.

“Kasus penganiayaan oleh 7 mahasiswa terhadap seorang dosen ditutup, sesuai kesepakatan kedua belah pihak,” terang Tri.

Tri juga menegaskan, pihak kepolisian hanya fokus menangani laporan penganiayaan terhadap korban. Dia juga tidak ingin berkomentar lebih jauh menyoal isu yang berkembang, termasuk latar belakang asmara di balik peristiwa tersebut.

“Kami menghargai keputusan kedua belah pihak,” tuntas Tri. (Jau)

adminkalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Komunitas Energi Muda Dukung Sugioto Maju Wakil Wali Kota Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Komunitas Energi Muda Pontianak menyatakan dukungannya kepada Sugioto untuk maju mencalonkan diri…

3 hours ago

Pj Gubernur Kalbar Resmikan GOR Terpadu Ayani Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Terpadu Ayani Pontianak yang berlokasi di kawasan Gelora…

7 hours ago

Pemkot Pontianak Salurkan 41 Hewan Kurban, Salat Idul Adha Digelar di Depan Kantor Wali Kota

KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menyalurkan sebanyak 41 hewan kurban sapi untuk dibagikan…

9 hours ago

Pj Wako Sebut Persyaratan Lunas PBB di PPDB Sifatnya Edaran, Dilampirkan Saat Siswa Dinyatakan Diterima

KalbarOnline, Pontianak - Terkait pemberlakuan bukti lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai salah satu…

9 hours ago

Kapolsek Pulau Maya Beri Pembinaan Cegah Bullying di SMP Negeri 03 Pulau Karimata Kayong Utara

KalbarOnline, Kayong Utara - Kapolsek Pulau Maya Karimata, IPDA Abu Mansur beserta personel Bhabinkamtibmas  mengunjungi…

9 hours ago

Pemkot Pontianak Larang Penggunaan Kantong Plastik untuk Daging Kurban

KalbarOnline, Pontianak - Pemerintah Kota Pontianak melarang panitia kurban menggunakan kantong plastik sebagai wadah daging…

9 hours ago