Streptokokus grup B (SGB) adalah sejenis bakteri yang sering ditemukan di vagina. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), estimasinya 1 dari setiap 4 wanita memiliki bakteri SGB.
Meskipun tidak berbahaya, SGB bisa menular ke bayi ketika proses melahirkan normal, khususnya jika persalinan dilakukan tanpa pertolongan medis. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius pada bayi.
Oleh sebab itu, skrining streptokokus grup B direkomendasikan untuk ibu hamil. Skrining streptokokus grup B biasanya dilakukan di trimester ketiga. Untuk tahu lebih jauh tentang skrining streptokokus grup B, baca penjelasan di bawah ini ya, Mums!
Semua ibu hamil disarankan rutin skrining streptokokus grup B jika sudah memasuki trimester ketiga. Mums bisa saja tidak sadar memiliki streptokokus grup B karena bakteri ini umumnya tidak menimbulkan gejala.
Jika tidak diskrining, Mums tidak akan tahu bahwa ada bakteri SGB di vagina. Alhasil, bayi bisa tertular SGB ketika lahir. Hal ini berisiko menyebabkan bayi terkena infeksi serius. Pada penyakit awal (early onset), bayi bisa sakit dalam 12-48 jam atau 7 hari pertama setelah dilahirkan. Ini bisa menyebabkan:
Mums akan diberikan antibiotik lewat infus ketika sudah memasuki waktu persalinan. Hal ini dapat mengurangi risiko bayi tertular SGB.
Skrining streptokokus grup B biasanya dilakukan ketika usia kehamilan memasuki 36 minggu. Ada pula skrining streptokokus grup B cepat, yang dilakukan ketika Mums sudah memasuki proses persalinan dan hasilnya bisa diketahui 1 jam setelahnya.
Bisakah Melahirkan Tanpa Skrining Streptokokus Grup B Terlebih Dahulu?
Kalau Mums belum skrining streptokokus grup B, dokter bisa memberikan antibiotik kepada Mums lewat infus ketika sudah memasuki proses persalinan. Hal ini untuk memastikan Mums tidak akan menularkan infeksi ke bayi, khususnya jika Mums memiliki faktor risiko SGB, meliputi:
Saat pemeriksaan panggul selama kehamilan, dokter biasanya akan melakukan skrining streptokokus grup B dengan melakukan swab vagina dan rektum. Swab ini kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisa.
SGB juga bisa terdeteksi lewat tes urine. Jika Mums terdeteksi positif SGB lewat tes urine, dokter akan langsung mengobatinya dengan memberikan antibiotik oral, kemudian juga memberikan antibiotik infus saat proses persalinan.
SGB late-onset adalah kondisi di mana bayi baru terinfeksi SGB sekitar 1 minggu hingga beberapa bulan setelah lahir, baik lewat kontak dari sang Ibu atau dari orang lain yang positif SGB. Kondisi ini bisa terjadi, meskipun sangat langka.
SGB late-onset biasanya terjadi ketika ibu tidak diberikan antibiotik infus saat proses melahirkan. Hal ini bisa menyebabkan konsekuensi yang cukup serius pada bayi.
Penyakit late-onset juga dapat mengakibatkan meningitis. Pada bayi baru lahir, sulit untuk mengenali tanda dan gejala meningitis. Namun, segera ke dokter jika si Kecil mengalami:
Tidak ada risiko dari melakukan skrining streptokokus grup B. Skrining dan pengobatan untuk streptokokus grup B perlu dilakukan untuk kebaikan Mums dan si Kecil. Jadi, Mums tidak perlu ragu melakukan skrining ini, ya. (UH/AS)
Sumber:
What to Expect. Group B Strep Testing During Pregnancy. Oktober 2020.
KalbarOnline, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Muhammad Tito Karnavian menerbitkan Surat Edaran (SE)…
KalbarOnline, Kubu Raya - Seorang wanita berinisial RR (35 tahun) melaporkan suaminya AT (36 tahun)…
KalbarOnline, Ketapang - Pengadilan Negeri (PN) Ketapang akhirnya memenangkan pihak PT Cita Mineral Investindo (CMI)…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Staf Ahli Bupati bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia,…
KalbarOnline, Ketapang - Usai mengikuti upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Wakil Bupati Ketapang, Farhan bersama…
KalbarOnline, Kayong Utara - Penjabat (Pj) Bupati Kayong Utara, Romi Wijaya meninjau langsung persiapan operasionalisasi…
Leave a Comment