Sutarmidji Resmi Memulai Pembangunan Gedung Baru Untuk PMI Kalbar

KalbarOnline, Pontianak – Untuk beberapa bidang tertentu, khususnya yang terkait dengan kemanusiaan, keberadaan organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) dinilai sangat krusial dibandingkan dengan beberapa dinas yang ada di pemerintahan.

Guna mendukung kerja-kerja kemanusiaan yang dilakukan PMI, Pemerintah Provinsi Kalbar pun membangunkan gedung baru yang lebih representatif di bekas gedung Kantor UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Pandan Puloh, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalbar, Jalan Sutoyo, Kota Pontianak.

Proses pembangunan gedung yang akan menjadi markas pusat bagi PMI Kalbar itu dimulai hari ini, Kamis (06/04/2023) jam 07.00 WIB. Secara seremonial, peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Gunermur Kalbar, Sutarmidji.

“Mudah-mudahan 5 bulan bisa selesai. Karena markas di sana itu (gedung PMI lama) sudah tidak layak. Sedangkan PMI provinsi ini sekarang bergerak ke daerah-daerah membantu pemda menangani bencana dan lain sebagainya,” ungkap Sutarmidji kepada awak media.

Informasi saja, bahwa pembangunan gedung baru untuk PMI ini memang telah dijanjikan oleh Sutarmidji sebelumnya–dalam pidatonya saat membuka Musyawarah Provinsi Palang Merah Indonesia (Musprov PMI) Kalimantan Barat ke-XIII tahun 2022, di Hotel Ibis Pontianak, Jumat 18 November 2022 lalu.

Lebuh lanjut Sutarmidji menyampaikan, bahwa pembangunan gedung ini bakal menelan biaya kurang lebih antara Rp 8 miliar sampai Rp 9 miliar yang bersumber dari APBD provinsi Kalbar.

“Aulanya (berukuran) 16 x 32 meter. Jadi bangunan Insya Allah lebih murah. Nanti kita hibah ke PMI. Insya Allah gedungnya bisa jadi lebih bagus. (Sumbernya) APBD,” katanya.

Terkait dengan lokasinya sendiri, Sutarmidji menyampaikan, adapun keputusan pemerintah membangun gedung baru PMI di bekas Kantor UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Pandan Puloh ini, karena lokasi tersebut dinilai yang paling layak.

“Kita ragu, awalnya mau bangun di sana, tapi saya lihat di sana pun tidak layak, kemudian mau bangun di eks Litbang yang terbakar, juga tidak layak. Akhirnya kita pilih di sini, karena dekat dengan BPBD kota, PMI kota, dekat polsek, dan sebagainya. Makanya bagus di sini saja (bangunnya). kan gedung (sebelumnya) juga tidak dipakai. jadi kita putuskan bangun disini,” terangnya.

Terlepas dari itu, Sutarmidji mengakui bahwa apa yang dilakukannya terhadap PMI ini masih jauh terbilang kecil jika dibandingkan kiprahnya dalam hal kemanusiaan.

“Karena PMI inikan semi pemerintah daerah. Bahkan PMI di luar itu (provinsi lain) dapat hibah setahun itu bisa sampai Rp 20 miliar, kita kadang cuma Rp 1 (miliar), Rp 500 (juta). Bagaimana operasional mereka. Inikan betul-betul lembaga sosial,” katanya.

Ia mencontohkan, dalam hal penyediaan darah misalnya, PMI tentu harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit demi menjamin agar ketersediaan stok darah bagi masyarakat tetap terjaga.

“Bahkan operasional PMI ini yang berkaitan dengan masyarakat sebetulnya lebih vital dari beberapa dinas. Bayangkan coba, PMI Kota (Pontianak) misalnya, itu perlu darah 1 bulan itu 2000-3000 kantong. Itukan perlu operasional untuk menarik donor, kemudian musnahkan darah,” katanya.

“Darah itu ketika ngambilnya dari pendonor murah, cuma musnahkannya mahal kalau tidak bisa dipakai. Masyarakat tidak tahu itu. Setiap (ada) 100 pendonor, itu paling bagus 60 persen yang bisa dipakai darahnya, itu sudah bagus,” sambungnya.

Tak hanya urusan darah, menurut Sutarmidji, PMI juga menjadi salah satu garda terdepan ketika bencana daerah terjadi. PMI kata dia juga hadir dalam hampir setiap program-program pemerintah yang berhubungan dengan sosial-kemanusiaan. Sehingga wajar jika PMI harus mendapat perhatian dari pemerintah.

“Kan PMI provinsi ini kemarin (bantu korban) ke Sambas, Ketapang, mereka turun langsung ke pelosok-pelosok, ke rumah-rumah (bantu penanganan bencana). Kita kerjasama juga dengan rumah zakat. Jadi perlu markas yang layak. Kalau markas yang lama itu lahannya belum atas nama PMI, itu masih mau ditelusuri,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam prosesi peletakan batu pertama tersebut, tampak hadir Ketua PMI Provinsi Kalbar, Lismaryani Sutarmidji dan jajaran pengurus PMI Provinsi Kalbar lainnya, para kepala OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar serta tamu undangan lainnya. (Jau)

adminkalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Air Terjun Riam Macan: Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat yang Sarat Makna Religi

KalbarOnline, Bengkayang - Kalimantan Barat tidak hanya kaya akan keanekaragaman budaya dan suku, tetapi juga…

2 hours ago

Kilas Balik Sejarah Putussibau Tahun 1895, Pernah Dipimpin Controleur LC Westenenk

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan HUT…

13 hours ago

Staf Ahli Bupati Ketapang Bacakan Pembukaan UUD 45 pada Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024

KalbarOnline, Ketapang - Menggunakan pakaian adat nusantara, Staf Ahli Bupati bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik…

13 hours ago

Wakili Bupati Ketapang, Dharma Buka Penilaian dan Lomba Kelurahan se-Kalbar di Desa Istana

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Dharma…

13 hours ago

Atlet PPLP Kalbar Katyea E Safitri Jadi Pembawa Bendera Merah Putih di Opening Ceremony ASG 2024

KalbarOnline, Vietnam - Berkekuatan 50 personel, kontingen Indonesia beratribut kemeja batik biru yang dikombinasikan dengan…

13 hours ago

Menelusuri Keindahan Air Terjun Saka Dua di Sanggau Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sanggau - Kalimantan Barat terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Salah satu destinasi yang…

17 hours ago