Categories: HeadlinesKetapang

Budayawan Melayu Pertanyakan Mangkraknya Pembangunan Rumah Adat Melayu Ketapang

KalbarOnline, Ketapang – Perkumpulan Lawang Kekayun (PLK) Kabupaten Ketapang mempertanyakan sebab mangkraknya proyek pembangunan Rumah Adat Melayu yang berlokasi di Jalan Pangeran Kusuma Jaya, Kelurahan Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong.

Proyek milik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ketapang yang telah menghabiskan dana APBD sekitar Rp 2 miliar lebih itu mulai dikerjakan pada 2019 dan dilanjutkan di tahun berikutnya. Dan Hingga saat ini, kondisinya telah menjadi hutan semak belukar. Bahkan jalan masuk menuju kawasan itu sudah tertutup tumbuhan liar.

Ketua PLK Kabupaten Ketapang, Zunaidi mengatakan, kalau pada saat awal dikerjakannya proyek Rumah Adat Melayu Kabupaten Ketapang, pihaknya sudah sangat senang. Bahkan pihaknya telah mempersiapkan sekretariat yang nanti desainnya representatif dari Rumah Melayu Ketapang.

“Itulah harapkan kita sebenarnya ada representatif Rumah Melayu. Tetapi kenapa bangunan yang representatif untuk orang Melayu saat ini belum juga terwujud sampai hari ini kita belum punya yang di Kota Ketapang,” katanya kemarin.

Ia menyebut, kalau saat ini Ketapang tidak memiliki Rumah Adat Melayu yang menjadi acuan bagi masyarakat Kabupaten Ketapang yang khazanahnya orang Melayu. Padahal menurutnya, di Ketapang sendiri terdapat banyak kalangan–baik dari ormas Melayu maupun wakil rakyat di DPRD yang merupakan orang Melayu.

“Baik dari kalangan DPRD dan ormas Melayu banyak sekali dan ini sangat menyedihkan bagi kita ya. Dan dengar-dengar mangkraknya ini juga belum ada respon maupun klarifikasi dari pihak-pihak yang dibebani ataupun di amanahi tanggung jawab untuk membangun wujud Rumah Melayu,” ungkapnya.

“Jadi apa sih dilemanya, kendalanya, sehingga belum juga terealisasi secara sempurna? Kita sama-sama tau bahwa Ketapang tidak bisa lepas dari pada resam tuah orang Melayu, maka sangat riskan sekali, masak orang Melayu sendiri tidak ada suatu bangunan yang representatif yang dapat membesarkan marwah serta tuahnya selaku orang Melayu di Ketapang?” sambunganya.

Zuniadi berharap, agar Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui dinas terkait dapat melanjutkan kembali pembangunan Rumah Adat Melayu Ketapang yang nantinya bisa menjadi ikon bagi orang Melayu di Ketapang.

“Kita minta dilanjutkan pembangunan itu. seperti contoh Jembatan Kyai Mangku Negeri, itukan juga lama mangkraknya, akhirnya juga tetap terealisasikan jadi sampai diresmikan oleh Bapak Gubernur  Sutarmidji. Mengapa tidak, untuk sekelas rumah Melayu di Ketapang?” tandasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, KalbarOnline masih berupaya untuk mengkonfirmasi pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ketapang, namun masih belum bisa dihubungi. (Adi LC)

adminkalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Polres Kapuas Hulu Gelar Pelatihan Profesionalisme Fungsi Intelkam Bagi Personel

KalbarOnline, Putussibau - Kapolres Kapuas Hulu, AKBP Hendrawan membuka pelatihan profesionalisme personel Intelkam Polres Kapuas…

11 hours ago

Suami di Kubu Raya Pergoki Istrinya Diduga Selingkuh dengan Seorang Tokoh Agama

KalbarOnline.com – Beredar di media sosial sebuah video seorang suami di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten…

14 hours ago

HUT ke-41 BPKP, Romi Wijaya: Semakin Akseleratif dan Independen

KalbarOnline.com – Penjabat (Pj) Bupati Kayong Utara, Romi Wijaya menghadiri upacara peringatan Hari ulang tahun…

15 hours ago

Seorang Pemuda di Kubu Raya Nekat Curi Troli Basarnas untuk Modal Judi Slot

KalbarOnline – Seorang pemuda di Kubu Raya berinisial ED (29) diamankan polisi terkait kasus pencurian.…

15 hours ago

Bappeda Pontianak Ajak Stakeholders Identifikasi Potensi Risiko Pembangunan SPALD-T

KalbarOnline.com – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk…

15 hours ago

Ani Sofian Instruksikan Dishub Pontianak Tertibkan Truk Kontainer Tanpa Twist Lock

KalbarOnline.com – Insiden jatuhnya boks kontainer di jalan raya sudah beberapa kali terjadi di Pontianak.…

16 hours ago