Categories: Internasional

Pemerintah AS Eksekusi Napi Perempuan Pertama dalam 70 Tahun

KalbarOnline.com – Pemerintah Amerika Serikat mengeksekusi terpidana mati kasus pembunuhan, Lisa Montgomery, dengan suntikan mematikan pada Rabu (13/1) pagi waktu AS. Ini menjadikannya sebagai perempuan pertama yang dieksekusi oleh otoritas federal sejak 1953.

Montgomery, 52, dijatuhi hukuman mati karena pada Desember 2004 mencekik Bobbie Jo Stinnett, yang saat itu sedang hamil delapan bulan dan kemudian ditemukan terbunuh di rumahnya di Missouri. Sebelum ditangkap, Montgomery telah mencuri janin Stinnett dari rahimnya dan mencoba menjadikan bayi itu sebagai anaknya. Bayi itu ditemukan dengan selamat oleh pihak berwenang dan dikembalikan kepada ayahnya.

Montgomery didakwa melakukan pelanggaran federal atas penculikan yang mengakibatkan kematian. Juri memutuskan dia bersalah pada 2007 dan menolak klaim pembela bahwa dia mengalami delusi.

Perempuan tersebut disuntik mati di ruang eksekusi Departemen Kehakiman AS di penjara tempat dia ditahan di Terre Haute, Indiana. Setelah Montgomery diikat ke brankar di ruang kematian pemerintah, seorang algojo perempuan bertanya apakah dia punya kata-kata terakhir.

“Tidak,” jawab Montgomery dengan suara pelan, menurut seorang reporter yang hadir sebagai saksi media seperti dilansir Reuters.

Hakim federal di beberapa pengadilan telah menunda eksekusi Montgomery untuk memungkinkan pemeriksaan apakah dia terlalu sakit jiwa untuk memahami hukumannya dan apakah pemerintah tidak memberikan pemberitahuan yang memadai tentang tanggal eksekusi berdasarkan undang-undang. Akan tetapi, sekitar tengah malam, mayoritas konservatif Mahkamah Agung AS dengan cepat menolak tantangan hukum terakhir dan Montgomery dihukum mati sekitar 90 menit kemudian.

Beberapa kerabat Stinnett hadir sebagai saksi tetapi menolak untuk berbicara kepada media kata Departemen Kehakiman AS.

Eksekusi Montgomery ditentang oleh pakar HAM PBB, Uni Eropa, puluhan mantan jaksa penuntut, dan berbagai kelompok yang menentang kekerasan terhadap perempuan. American Civil Liberties Union mengatakan eksekusi itu adalah penggunaan kekuasaan pemerintah yang tidak dapat dipertahankan yang dilakukan hanya seminggu sebelum pelantikan presiden Joe Biden. Biden sendiri sempat mengatakan akan berusaha untuk mengakhiri hukuman mati federal.

Nicole Austin-Hillery, Direktur Eksekutif Program Human Rights Watch AS, mengatakan kepada Reuters bahwa eksekusi Montgomery dan rencana eksekusi dua orang lagi pada hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump menggarisbawahi pengabaian total terhadap hak asasi manusia yang ditunjukkan di seluruh masa kepresidenan Donald Trump.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Bunda Windy Sosialisasikan Program Inspeksi di SMA Karya Kabupaten Sekadau

KalbarOnline, Sekadau - Bunda Generasi Berencana (Genre) Provinsi Kalbar, Windy Prihastari hadir mensosialisasikan program Ingat…

6 hours ago

Ada Klub Megawati Eks Redspark, Ini Jadwal Proliga 2024 di Gor Terpadu Ayani Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Turnamen nasional bola voli atau Proliga akan digelar di Gedung Olahraga (GOR)…

6 hours ago

Satu Orang Jemaah Haji Pontianak Meninggal Dunia di Arab Saudi

KalbarOnline, Pontianak - Seorang jemaah haji asal Kalimantan Barat (Kalbar) kembali dilaporkan meninggal dunia di…

6 hours ago

Expo Pendidikan Global Education Fair, Sajikan Pilihan Perguruan Tinggi Secara Luas

Expo Pendidikan Global Education Fair, Sajikan Pilihan Perguruan Tinggi Secara Luas KalbarOnline, Pontianak - Expo…

6 hours ago

178 KK di Rusunawa Harapan Jaya dan Komyos Sudarso Terima Bantuan Beras

KalbarOnline, Pontianak - Untuk meringankan beban warga yang berpenghasilan rendah, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelontorkan…

7 hours ago

Ani Sofian Ajak Semua Berkolaborasi, Tekan Angka Kekerasan di Sekolah

KalbarOnline, Pontianak – Persoalan kekerasan terhadap anak dinilai Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian…

7 hours ago