Categories: Nasional

BMKG: Gelombang Setinggi 2 Meter Jadi Kendala Evakuasi Sriwijaya Air

KalbarOnline.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem pada lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu. Hal ini pun mengganggu proses evakuasi Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak.

“Prediksi cuaca dari jam 1 dini hari sampai malam. Jadi memang kondisi cuaca sejak pagi tadi, memang kondisinya angin kencang. Sehingga akan mengganggu kegiatan operasi SAR di lokasi kecelakaan pesawat,” kata Koordinator Lapangan BMKG, Sugarin di Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/1).

Cuaca ekstrem di perairan Kepulauan Seribu mengakibatkan tingginya gelombang laut mencapai 2 meter. Namun hal itu tergantung pada kecepatan angin.

Baca Juga: Terhalang Cuaca Ekstrem, Pencarian Sriwijaya Air Dihentikan Sementara

“Maksimum bisa 2 meter, artinya tidak selamanya 2 meter, artinya fluktuasi gelombang itu tergantung kecepatan angin. Kalau memang angin kencang baru gelombang itu akan tinggi,” ucap Sugarin.

BMKG memastikan membantu proses evakuasi Sriwijaya Air SJ-182. Posisi BMKG membantu dalam prakiraan cuaca lokasi jatuhnya Sriwijaya Air.

“Jadi BMKG masuk di dalam grup posko nasional Basarnas. Semua informasi kita update, cuaca memburuk pun kita sampaikan,” urai Sugarin.

Sebelumnya, proses search and rescue (SAR) jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu untuk sementara terpaksa dihentikan. Penghentian sementara ini lantaran faktor cuaca yang menyebabkan ketinggian gelombang laut mencapai 2,5 meter.

“Terpaksa harus balik kanan, karena cuacanya dapat informasi di lokasi (perairan Kepulauan Seribu) cuaca ekstrem sampai 2,5 meter tinggi gelombang dan kami keluar 1,5 meter tinggi gelombang,” kata Deputi Bina Tenaga dan Potensi SAR, Abdul Haris Achadi di Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/1).

Karena faktor cuca yang membahayakan bagi tim SAR, untuk sementara waktu proses evakuasi dihentikan. Karena tidak ingin mengambil risiko bagi personel yang bertugas di lapangan.

“Untuk sementara off. Kita lihat cuaca ini. Dapat informasi di sana tinggi gelombang 2,5 meter,” ujar Haris.

Kendati demikian, Haris mematikan hingga kini kapal SAR masih berada di lokasi tempat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu. Proses evakuasi kembali dilakukan jika cuaca membaik.

“Saya melihat juga di kolam ada beberapa kapal yang tidak melanjutkan, tapi standby di tempat,” tandas Haris.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

600 Pemuda Kalbar Terlibat dalam Aksi Menyala Kakak Asuh Stunting

KalbarOnline, Pontianak - 600 generasi muda dari berbagai komunitas dan organisasi di Kalimantan Barat terlibat…

2 hours ago

Presiden Jokowi Kenakan Wastra Khas Kalbar di KTT World Water Forum

KalbarOnline, Pontianak - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo terlihat mengenakan wastra khas Kalimantan Barat (Kalbar)…

2 hours ago

PAN Restui Tjhai Chui Mie Maju Bersama Muhammadin di Pilwako Singkawang

KalbarOnline, Pontianak - DPP Partai Amanat Nasional (PAN) memberikan surat rekomendasi dukungan kepada bakal pasangan…

2 hours ago

Air Terjun Riam Budi: Permata Tersembunyi di Bengkayang yang Wajib Dikunjungi

KalbarOnline, Bengkayang - Air Terjun Riam Budi adalah salah satu destinasi wisata alam yang semakin…

11 hours ago

Pulau Lemukutan: Surga Tersembunyi dengan Keindahan Alam Bawah Laut di Kalimantan Barat

KalbarOnline, Bengkayang - Pulau Lemukutan, sebuah destinasi wisata yang mungkin masih terdengar asing bagi sebagian…

11 hours ago

Menikmati Keindahan Alam dan Sumber Air Bersih di Riam Madi, Bengkayang, Kalimantan Barat

KalbarOnline, Bengkayang - Riam Madi adalah sebuah destinasi wisata yang menggabungkan keindahan alam dengan manfaat…

11 hours ago