Categories: Nasional

Iluni UI Usulkan Pemerintah Evaluasi Kebijakan Penanganan Covid-19

KalbarOnline.com–Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) mengusulkan kepada pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan penanganan Covid-19 pada pandemi yang masih berlangsung. Ketua Policy Center Iluni UI Mohammad Jibriel Avessina mengatakan hal itu pada diskusi daring Forum Diskusi Salemba: Evaluasi Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19, pada Jumat (6/11).

Menurut Jibriel, berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dinilai belum efektif karena fakta di lapangan menunjukkan kasus persebaran Covid-19 masih terus terjadi. Dari anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp 696,2 triliun, pemerintah hanya menyisihkan Rp 87,55 triliun untuk biaya kesehatan.

”Sektor kesehatan terkesan menjadi pilihan kedua karena pemerintah seolah-olah lebih fokus pada penguatan ekonomi, misalnya komite yang dibentuk berisikan pejabat bidang ekonomi, serta berbagai stimulus ekonomi dengan anggaran yang jauh lebih besar dari biaya kesehatan itu sendiri,” ujar Jibriel seperti dilansir dari Antara.

Pada forum diskusi daring tersebut, Iluni UI juga menyampaikan rekomendasi penanganan Covid-19 kepada pemerintah, yang disebutnya konsep solidaritas terpimpin. Konsep tersebut dinilai dapat dijadikan sebagai model kerja pemerintah dalam mengatasi pandemi.

Pada aspek kesehatan, kata dia, Iluni UI mengusulkan, uji cepat deteksi Covid-19 dengan RT PCR harus ditingkatkan sesuai standar WHO yakni 1000/1.000.000 penduduk.

Pada aspek ekonomi, menurut dia, Iluni UI mengusulkan, di antaranya, optimalisasi anggaran penanganan Covid-19 dengan membagi menjadi dua, yakni anggaran program dan anggaran operasional program, realokasi anggaran, serta menjaga produktivitas UMKM.

Pakar kebijakan publik, Julian Aldrin Pasha mengatakan, pemerintah perlu menentukan prioritas dan assessment antara pilihan ekonomi atau kesehatan. Dari dua opsi tersebut, data membuktikan penerapan social distancing secara ketat akan menekan kondisi penularan, tapi pasti berdampak pada ekonomi.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Akmal Taher menyatakan, pentingnya monitoring ketat tracing, testing, dan treatment (3T) dalam penanganan Covid. Pemerintah juga harus menguatkan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan primer masyarakat dalam penanganan Covid-19.

Menurut Akmal, dari 647 puskesmas, ada kekurangan alat pelindung diri (APD) esensial. Kondisi itu, sulit untuk mengoptimalkan kinerja penanganan pandemi di masyarakat. ”Kita harus melakukan transformasi layanan primer,” kata Akmal.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Hasil Kurasi Terbaru, 12 Desa Wisata di Kalbar Masuk Nominasi 300 Besar ADWI 2024, Ini Daftarnya

KalbarOnline, Pontianak - Berdasarkan hasil kurasi terbaru dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI,…

16 mins ago

Kota Pontianak Siap Meriahkan Rakernas APEKSI XVII di Balikpapan

KalbarOnline, Pontianak – Kota Pontianak akan turut berpartisipasi memeriahkan acara tahunan Rapat Kerja Nasional (Rakernas)…

2 hours ago

Dua Kampung Wisata di Pontianak Masuk Nominasi ADWI 2024

KalbarOnline, Pontianak - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI telah mengumumkan sedikitnya 500 desa…

2 hours ago

Pulang Beli Pulsa, Gadis Remaja di Pontianak Timur Dicabuli Pemilik Bengkel

KalbarOnline, Pontianak - Seorang pemilik bengkel berinisial A (46 tahun) di Jalan Tanjung Raya 2,…

7 hours ago

IKA Unhas Kalbar: Kolaborasi untuk Negeri

KalbarOnline, Pontianak - Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hasanuddin  (IKA Unhas) Provinsi Kalimantan Barat bakal menggelar…

8 hours ago

Bupati Fransiskus Ungkap Baru 53 Desa di Kapuas Hulu yang Sudah Deklarasi Stop ODF

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menyampaikan, dari 278 desa dan 4…

24 hours ago