Categories: Nasional

Kumpulan Sajak Kiki Sulistyo

Perahu Mentaram

perahu dikayuh di langit kota
Mentaram, udara asam menyala
tajam derit pintu membangunkan
burung-burung piatu, kehilangan ibu,
pohon-pohon yang tenggelam dalam
hutan beton dan hujan karbon

ibadah belanja, sembahyang komuni
di kedai-kedai kopi, riuh musik menitik
menjadi bintik surga di pipi remaja
berpendar sampai ketinggian, sampai
bintang-bintang muram, perlahan padam

perahu karam ketika tersaput sinar bulan
karam di atap gedung perkantoran, suram
seperti nisan bagi malam, Mentaram, makam
para pejalan, para petani, pengungsi, dan
seorang pengayuh perahu yang kini sendiri
meniru bunyi burung, nyanyi murung
dalam sangkar besi

2020


Kijang Mentaram

setelah jembatan, jalan akan jembar
hutan dengan kijang-kijang jantan
terhampar di hadapan, ini Mentaram
dalam demam berkepanjangan

antara beringin dan pohon-pohon asam
bayang-bayang penindasan menyusun
ruang, seorang panjak melihat jejak prajurit
seperti tajam derit, membuka pintu penjara

lalu sebuah puri basah oleh jerit seorang putri
orang-orang Belanda mencari Negarakertagama
sebelum proklamasi dan peta provinsi digaris
di atas tulang-tulang agraris, udara pun amis

seorang militer tua dengan kacamata hitam
seperti kamp kerja paksa, bicara, ”kota ini
terus berkembang, masyarakat sejahtera,
piala adipura melapangkan jalan menuju surga”

demam masih panjang, jembatan sudah hilang
kijang-kijang mengeras di seragam dinas…

2020


Madu Sumbawa

madu Sumbawa, serupa emas likuida
emas bulan cemas akan kehilangan

ketika kecil bara api memijat kulit kaki
setelah dewasa bara yang sama menyala
di lisannya

Sumbawa yang manis, dari sabana kuda-kuda
melesat ke udara, angin pelabuhan mengurapi
rambutnya, ketika remaja nyanyi burung gili
mempertinggi tiang lazuardi; di sini dilepaskannya
bunyi serupa, agar bagiku terbuka pintu diwana.

dari pintu itu kulihat lebah-lebah mengarungi
cakrawala, menyimpan kelenjarnya dalam tabung dunia,
lalu menetas ciuman, yang di dalamnya jarum cahaya
membutakan lidah, membatukan lisan yang ingin
benar melafal cinta.

2020


KIKI SULISTYO

lahir di Kota Ampenan, Lombok. Meraih Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 untuk kumpulan puisi Di Ampenan, Apalagi yang Kau Cari? (Basabasi, 2017) dan Buku Puisi Terbaik Tempo 2018 untuk Rawi Tanah Bakarti (Diva Press, 2018). Kumpulan puisinya yang terbaru berjudul Dinding Diwani (Diva Press, 2020).

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Pj Gubernur Harisson Terima Kunjungan Pengurus PWI Kalbar 

KalbarOnline, Pontianak – Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menerima audiensi dari Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia…

4 hours ago

Kamaruzaman Ajak Lanjutkan Gerakan Merdeka Belajar

KalbarOnline, Pontianak - Pj Bupati Kubu Raya, Syarif Kamaruzaman mengajak semua pihak untuk terus menjaga…

4 hours ago

Capai Indonesia Emas 2024 dengan Transformasi Digital

KalbarOnline, Kubu Raya - Pj Bupati Kubu Raya, Syarif Kamaruzaman menilai bonus demografi yang dimiliki…

4 hours ago

Pemkab Kubu Raya Serahkan Dana Hibah Pengamanan Pilkada kepada Polres dan Kodim

KalbarOnline, Kubu Raya - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya memberikan dana hibah kepada Polres Kubu Raya…

4 hours ago

Remaja di Landak Bunuh Diri Karena Tak Diizinkan Pergi Memancing

KalbarOnline, Landak - Seorang remaja (16 tahun) di Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat…

7 hours ago

Pj Gubernur Kalbar Dorong Pekan Gawai Dayak Bisa Masuk Kalender Event Nasional

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan, bahwa sejak tahun 2016 lalu,…

7 hours ago