Categories: Internasional

Selandia Baru Turunkan Militer untuk Cegah Penularan Gelombang Kedua

KalbarOnline.com – Penularan Covid-19 gelombang kedua memaksa beberapa negara menerapkan kebijakan lebih ketat. Selandia Baru salah satunya. Mereka memperketat penjagaan di perbatasan dan hotel-hotel tempat karantina.

Ada 500 personel militer tambahan yang dikerahkan untuk mengawasi area tersebut. Dengan tambahan itu, kini ada 1.200 anggota militer yang ditugaskan menangani Covid-19. Itu adalah operasi terbesar yang dilakukan negara tersebut sejak mereka menerjunkan pasukan ke Timor Leste pada 1999.

  • Baca juga: Muncul Klaster Baru Covid-19, Korsel Karantina Ribuan Jemaat Gereja

’’Meningkatkan keamanan adalah langkah yang kami yakini berguna,’’ terang Menteri Kabinet Megan Woods yang bertanggung jawab atas fasilitas karantina.

Dilansir Agence France-Presse, ada 32 tempat karantina yang dijaga secara berkala. Pun demikian dengan pelabuhan-pelabuhan di perbatasan. Tes Covid-19 pada ratusan staf pelabuhan juga dilakukan untuk mencegah penularan lebih lanjut. Meski begitu, pemerintah mengakui bahwa bagaimanapun pengamanan tak bisa benar-benar sempurna. Terlebih, bakal ada sekitar 40 ribu penduduk yang pulang dari luar negeri.

Penambahan personel itu diambil setelah pemerintah menuai kritik akibat terjadinya lonjakan kasus lagi. Sumber penularan lokal itu hingga saat ini belum diketahui dan masih diselidiki. Pekan lalu Auckland terpaksa di-lockdown selama dua pekan untuk mengontrol klaster yang baru ditemukan. Sebelumnya selama 102 hari tidak ada kasus lokal di negara yang dipimpin Perdana Menteri Jacinda Ardern tersebut.

Hal senada dilakukan pemerintah Prancis. Pemerintah meminta para pekerja di dalam ruangan agar tetap memakai masker mulai September atau setelah libur musim panas. Itu dilakukan setelah angka penularan harian melonjak hingga lebih dari 3 ribu kasus per hari. Itu tertinggi sejak Mei.

Korea Selatan (Korsel) mengalami hal yang sama. Mereka belum bisa mengendalikan penularan akibat klaster-klaster gereja. Mayoritas kasus ada di Seoul dan sekitarnya. Rabu (19/8) ada tambahan 297 kasus baru. Gereja-gereja diminta tutup sementara. Bisnis yang berisiko tinggi seperti kelab malam, restoran, tempat karaoke, dan sebagainya juga diminta berhenti beroperasi di Seoul, Incheon, dan Provinsi Gyeonggi. Keramaian lebih dari 100 orang di luar ruangan dilarang. Penduduk juga diminta tak keluar rumah kecuali untuk urusan sangat penting.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Pj Gubernur Harisson Harapkan HMI Kuat Secara Intelektual dan Mandiri Secara Finansial

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menghadiri kegiatan pelantikan pengurus Badan Koordinasi (Badko)…

6 hours ago

Kodim Putussibau Razia Pemain Layangan di Wilayah Putussibau Kota

KalbarOnline, Putussibau - Anggota Kodim 1206/Putussibau beserta Satpol PP Kabupaten Kapuas Hulu melaksanakan razia penertiban…

8 hours ago

Jadi Tuan Rumah, Polda Kalbar Ajak Masyarakat Dukung dan Sukseskan Kejuaraan Proliga Volley 2024

KalbarOnline, Pontianak - Polda Kalbar meminta kepada seluruh masyarakat Kalbar dapat mendukung dan turut memeriahkan…

8 hours ago

Pj Gubernur Harisson Buka Kejurnas Angkat Besi di GOR Pangsuma Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson membuka kejuaraan nasional (kejurnas) angkat…

8 hours ago

Harisson Lantik Pengurus LPTQ Provinsi Kalbar Periode 2024 – 2029

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson melantik Pengurus LPTQ Provinsi Kalimantan Barat…

9 hours ago

Optimalisasi Peran Tim Pendamping Keluarga Cegah Stunting

KalbarOnline, Pontianak - Peran keluarga perlu dioptimalkan dan menjadi entitas utama dalam pencegahan stunting. Untuk…

9 hours ago