Categories: Teknologi

Huawei Rayu Developer dengan Revenue Share 90%

Raksasa Teknologi asal Cina, Huawei, nampaknya sadar, masa depan bisnis mereka agaknya harus dilalui tanpa Google. Ya mau gimana lagi, meski Google-nya sendiri sudh merayu-rayu Pemerintah AS biar diijinkan berbisnis (lagi) dengan Huawei, tapi kelihatannya AS tetap keukeuh, No more Huawei for US Companies. Termasuk Google.

Jadi, ya mau tak mau Huawei harus mulai memikirkan mencari pengganti Google Mobile Service (GMS) untuk lini produk mereka, Huawei dan sub-brand-nya, Honor. Langkah itu dimulai dengan mengembangkan AppGallery, toko aplikasi yang berfungsi seperti Play Store milik Google. Agar nantinya, para pengguna Huawei dan Honor di seluruh dunia, bisa mendapatkan aplikasi seperti yang mereka dapatkan di Play Store.

Membuat platform toko aplikasinya sendiri, tentu hal mudah bagi Huawei. Yang susah adalah mencari penghuninya, produk-produk aplikasi yang akan dipajang di AppGallery. Google sendiri butuh waktu bertahun untuk bisa sebesar sekarang. Mengundang dan meyakinkan para developer aplikasi untuk bekerjasama.

Itu pula yang harus dilakukan Huawei, agar AppGallery yang mereka buat bisa dipenuhi produk aplikasi. Terutama, aplikasi-aplikasi yang populer di Play Store. Untuk itu, Huawei punya strategi tersendiri. Kasih para developer itu porsi revenue share yang lebih menarik ketimbang yang diberikan Google.

Seperti dilansir laman Gizmochina.com, demi mengundang developer aplikasi sebanyak-banyaknya untuk “jualan” di Huawei Appstore, Huawei menawarkan skema bagi hasil yang menggiurkan. Yakni, 10% untuk Huawei sebagai pemilik toko, dan 90% untuk developer pemilik aplikasi. Wow! Tawaran itu berlaku untuk para developer yang setuju dan menandatangani kerjasama dengan Huawei Appstore sebelum tanggal 20 Juni 2020. Skema bagi hasil istimewa ini bakal berlaku efektif selama 24 bulan (2 tahun).

Komposisi itu diyakini bisa membuat para developer tergiur, dan ramai-ramai “jualan” di AppGallery. Bagaimana tidak, wong nyaris seluruh hasil pendapatan menjadi hak developer. Sesuatu yang tak didapat di Play Store, yang cuma memberi komposisi 30:70, atu memberikan bagian pendapatan untuk developer sebanyak 70& saja. Komposisi yang sama juga diterapkan Apple Appstore.

Beberapa developer memang mengeluhkan komposisi 30:70 yang diterapkan Google dan Apple. Mereka mengatakan, developer mesti menanggung biaya pengembangan, operasional dan elemen pendukung lain, kok cuma dikasih 70%. Itu yang membuat Epic Game ogah menaruh game Fortnite di Play Store.

The post Huawei Rayu Developer dengan Revenue Share 90% appeared first on KalbarOnline.com.

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Kantor Pertanahan dan Polres Mempawah Teken Perjanjian Kerja Sama Percepatan Kepemilikan Aset dan Penanganan Sengketa Lahan

KalbarOnline, Mempawah - Kantor Pertanahan Kabupaten Mempawah dan Kepolisian Resor Mempawah melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja…

40 seconds ago

Polres Kapuas Hulu Ringkus Pelaku Curanmor

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Sat Reskrim Polres Kapuas Hulu berhasil meringkus pelaku berinisial J (33…

36 mins ago

Diduga Korupsi, Polres Kapuas Hulu Tahan Oknum Kades Berinisial FKM

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Unit Tindak Pidana Korupsi Sat Reskrim Polres Kapuas Hulu menahan Kepala…

58 mins ago

Sepanjang Januari – April 2024, Bea Cukai Kalbar Sita 2,9 Juta Rokok Ilegal

KalbarOnline, Pontianak - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Barat menggelar konferensi pers…

1 hour ago

Bungkus Sabu Dalam Plastik Teh, Pria di Sanggau Diamankan Petugas

KalbarOnline, Sanggau – Seorang pemuda berinisial JA di Sanggau, Kalbar, diamankan petugas Bea Cukai usai…

1 hour ago

Santriwati di Riau Nyaris Dicabuli Pengemudi Sampan Saat Pulang dari Pondok

KalbarOnline, Riau - Beredar di media sosial sebuah video seorang santriwati di Riau dalam kondisi…

1 hour ago