Categories: Ketapang

Izin Dua Perusahaan Tambang di Ketapang Dicabut dan Didenda Miliaran Rupiah

KalbarOnline, Ketapang – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Ketapang menuntut PT Cahaya Mandiri Lestari (CML) dan CV Agung Persada (AP) atas perkara penambangan di kawasan hutan tanpa izin dengan denda sebesar Rp6 Miliar serta pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha PT CML dan PT AP pada persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Ketapang, Selasa (10/9/2019) kemarin.

Tindakan tegas ini sebagai bentuk komitmen Kejari dalam memproses para korporasi yang dengan sengaja melakukan tindakan ilegal. Sebelumnya, Kejari Ketapang juga telah melakukan penuntutan tegas terhadap PT Laman Mining dengan denda sebesar Rp37,5 miliar serta pidana tambahan berupa pencabutan izin terhadap PT Laman Mining.

Saat dikonfirmasi, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Ketapang, Darmabella Tymbasz mengatakan, penuntutan tegas berupa denda dan pidana tambahan pencabutan izin yang dilakukan JPU merupakan bentuk komitmen pihaknya dalam memberi tindakan tegas dan sebagai efek jera terhadap perusahaan yang dengan sengaja melakukan tindakan ilegal demi meraih keuntungan.

“Untuk PT CML dan CV AP sudah kita bacakan tuntutannya pada persidangan kemarin (Selasa) di PN Ketapang. Kedua korporasi kita denda masing-masing sebesar Rp6 Miliar serta pidana tambahan pencabutan izin usaha kedua perusahaan tersebut,” tegasnya, Rabu (11/9/2019).

Ia melanjutkan, kedua perusahaan tersebut dinilai telah melanggar Pasal 91 Ayat (2) huruf b Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2019 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan sehingga dinilai secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yakni korporasi yang membeli, memasarkan dan atau mengolah hasil tambang dari kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin.

“Apabila kedua perusahaan tidak membayar pidana denda dalam waktu 1 bulan maka akan diganti dengan perampasan harta kekayaan milik korporasi atau personil pengendali yang nilainya sama dengan denda yang dijatuhkan,” tegasnya.

Ia menambahkan, dalam pembacaan tuntutan JPU, pihak terdakwa yakni perusahaan PT CML sendiri diwakili oleh Rion Sardi selaku Direktur atau direksi PT CML sedangkan CV AP diwakili Adi Jamhari selaku Direktur atau direksi perusahaan.

“Perbuatan ilegal kedua perusahaan dilakukan di kawasan hutan produksi konversi Sungai Tengar – Sungai Pesaguan Kecamatan Matan Hilir Selatan sejak sekitar tahun 2018 lalu,” tandasnya. (Adi LC)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Polisi Selidiki Video Viral Aksi Perundungan di Sentap Ketapang

KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort ( Polres) Ketapang saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait viralnya…

17 mins ago

Kembangkan Minat Baca Sejak Dini, Disperpusip Gelar Lomba dan Bazar Buku

KalbarOnline, Pontianak – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Pontianak sukses menggelar acara Lomba Bercerita…

4 hours ago

Pulau Simping: Keindahan Tersembunyi di Singkawang yang Wajib Dikunjungi

KalbarOnline, Singkawang - Singkawang, sebuah kota di Kalimantan Barat, dikenal dengan pesona alamnya yang memikat.…

4 hours ago

Puluhan Pasutri Hadiri Seminar Mengatasi Kesulitan Hamil di Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Puluhan pasangan suami istri (pasutri) yang sedang berusaha atau melakukan program untuk…

4 hours ago

RSUD Soedarso Kembali Laksanakan Proctorship Intervensi Vaskular

KalbarOnline, Pontianak - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso kembali mengadakan proctorship bersama Rumah Sakit…

4 hours ago

Pj Gubernur Kalbar Targetkan 17 Juni GOR Terpadu Ayani Mulai Diujicobakan

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson memastikan, bahwa pada 17 Juni…

4 hours ago