Categories: Kubu Raya

Kubu Raya Belum Capai Target Imunisasi MR

KalbarOnline, Kubu Raya – Mengingat beredarnya sejumlah isu-isu tentang komposisi imunisasi MR yang menyebar cepat di masyarakat serta keterlambatan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 33 tahun 2018 tentang penggunaan Vaksin MR produk dari SII (Serum Intitute of India) menyebabkan belum tercapainya 95 persen imunisasi MR di Kabupaten Kubu Raya. Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Berli Hamdani.

Selain itu dilanjutkan Berli, faktor kondisi demografi penduduk dengan tradisi budaya lokal yang heterogen. Serta kondisi geografis Kubu Raya yang sangat luas terdiri atas wilayah perairan dan kepulauan dengan transportasi air yang memakan biaya mahal.

“Dengan banyaknya kendala dan hambatan tersebut dan capaian imunisasi yang masih di bawah target secara nasional, maka waktu pelaksanaan imunisasi MR diperpanjang sampai 31 Oktober 2018 sesuai dengan surat Menteri Kesehatan,” terang Berli, Selasa (9/10/2018).

Terkait dengan terhambatnya pelaksanaan vaksin MR, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Barat, H.M. Basri Har menuturkan penggunaan vaksin MR produk dari Serum Institut of India (SII) pada saat ini dibolehkan.

Karena, menurut MUI ada kondisi keterpaksaan ditambah belum ditemukannya vaksin MR yang halal dan suci. Fatwa halal, ungkap Basri, dihasilkan setelah mendengarkan keterangan dari ahli yang kompeten dan kredibel tentang bahaya yang ditimbulkan akibat tidak diimunisasi dan belum adanya vaksin yang halal.

“Kebolehan penggunaan vaksin MR sebagaimana dimaksud tidak berlaku jika ditemukan adanya vaksin yang halal dan suci,” imbuhnya.

Basri mengungkapkan di seluruh dunia ada tiga negara yang memproduksi vaksin MR selain India. Yakni Jepang, China, dan Hongkong. Namun vaksin dari ketiga negara tersebut selain tidak diketahui kehalalannya juga hanya diperuntukkan untuk internal penduduk negara itu.

Adapun vaksin MR dari SII yang digunakan di Indonesia telah mendapatkan rekomendasi dari badan kesehatan dunia WHO. Vaksin MR dari SII juga telah digunakan negara-negara muslim di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi. “Di Arab Saudi bahkan seorang pelajar tidak boleh bersekolah sebelum mendapat vaksinasi MR. Jadi harus diimunisasi terlebih dahulu. Kalau belum tidak boleh sekolah,” ungkap Basri. (ian/rio)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Air Terjun Riam Macan: Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat yang Sarat Makna Religi

KalbarOnline, Bengkayang - Kalimantan Barat tidak hanya kaya akan keanekaragaman budaya dan suku, tetapi juga…

50 mins ago

Kilas Balik Sejarah Putussibau Tahun 1895, Pernah Dipimpin Controleur LC Westenenk

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan HUT…

11 hours ago

Staf Ahli Bupati Ketapang Bacakan Pembukaan UUD 45 pada Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024

KalbarOnline, Ketapang - Menggunakan pakaian adat nusantara, Staf Ahli Bupati bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik…

11 hours ago

Wakili Bupati Ketapang, Dharma Buka Penilaian dan Lomba Kelurahan se-Kalbar di Desa Istana

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Dharma…

11 hours ago

Atlet PPLP Kalbar Katyea E Safitri Jadi Pembawa Bendera Merah Putih di Opening Ceremony ASG 2024

KalbarOnline, Vietnam - Berkekuatan 50 personel, kontingen Indonesia beratribut kemeja batik biru yang dikombinasikan dengan…

12 hours ago

Menelusuri Keindahan Air Terjun Saka Dua di Sanggau Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sanggau - Kalimantan Barat terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Salah satu destinasi yang…

16 hours ago