Categories: PolhumPontianak

Tangani Genangan, Pontianak Perlu Tanggul Seperti di Amsterdam

KalbarOnline, Pontianak – Konstruksi tanah di Kota Pontianak terbilang rendah serta didominasi lahan gambut. Persoalan ini tentunya menjadi tantangan pembangunan fisik. Selain itu dampak dari kondisi geografi yang demikian menyebabkan beberapa titik tak jarang mengalami genangan, terlebih saat hujan deras dan air pasang.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan langkah strategis khusus menangani persoalan genangan. Terdapat tiga upaya yang akan dilaksanakan, mulai dari jangka pendek, menengah dan panjang.

“Jangka pendek yang penting bagaimana mitigasi bencana, aktivitas bisa optimal. Jangka menengah kita ingin buat outer ring canal. Dan jangka panjang, Pontianak memang memerlukan tanggul seperti di Amsterdam,” jelasnya saat menjadi narasumber pada Studium Generale di Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura Pontianak beberapa waktu lalu.

Persoalan genangan, dikatakan Edi, sudah ada sejak beberapa dekade silam. Untuk mengatasinya, warga di zaman dulu membuat rumah panggung serta jalan di gang-gang menggunakan bahan papan atau biasa yang disebut gertak.

“Tahun 1989 – 1990 jalan gertak kita ubah jadi beton. Itu masalahnya, resapan sulit berfungsi saat hujan. Nah yang demikian tersebut masalah karena alam, ada lagi masalah transportasi,” sebutnya.

Foto bersama pada kegiatan Studium Generale di Untan Pontianak. (Foto: Prokopim For KalbarOnline.com)

Satu lagi yang menjadi tantangan pembangunan adalah transportasi. Di Kota Pontianak, lanjut Edi, kemacetan saat berkendara tak jarang mengganggu kenyamanan warga. Oleh karena itu dibangunlah duplikasi Jembatan Kapuas I yang diprediksi mampu mengurai kemacetan dari 40 – 50 persen. Tak hanya itu, pihaknya juga tengah mengusahakan terbangunnya Jembatan Garuda yang akan menghubungkan Jalan Bardan Nadi dengan Siantan.

“Kita bangun duplikasi karena sudah mengganggu aktivitas, dan berdampak pada turunnya produktivitas masyarakat,” ujar dia.

Sebagai ibu kota provinsi, pembangunan berjalan sangat pesat. Meski begitu, Edi ingin Pontianak lebih banyak ruang terbuka hijau (RTH) ketimbang menambah jalan-jalan yang tak jarang memperparah kondisi alam.

Prinsipnya, penataan kota yang humanis secara tidak langsung turut mengubah kebiasaan masyarakat. Kepada mahasiswa Fakultas Teknik Untan tersebut, dia berharap untuk mempelajari dengan maksimal kondisi sekitar dan dapat memberikan masukan terhadap prosesnya.

“Di tangan mahasiswa ini estafet pembangunan berlanjut,” pungkasnya. (Jau)

adminkalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Bejat! Delapan Pria di Suhaid Setubuhi Gadis 15 Tahun Secara Bergiliran

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Delapan pria di Kecamatan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat melakukan…

58 mins ago

Dekranasda Kapuas Hulu Juara Harapan 2 Parade Mobil Hias Tingkat Nasional

KalbarOnline, Solo - Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan bersama Ketua Dekranasda Kapuas Hulu, Angeline Fremalco…

2 hours ago

Mobil Hias Replika Tanjak Motif Corak Insang Pikat Warga Solo

KalbarOnline, Solo – Iringan mobil hias menampilkan replika Tanjak bermotif Corak Insang khas Melayu Pontianak…

2 hours ago

Sebelum atau Sesudah Makan? Begini Aturan Minum Obat Maag yang Benar

KalbarOnline, Pontianak – Salah satu petugas medis di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota…

2 hours ago

Kalbar Tampilkan Live Musik Sape di Parade Mobil Hias Kriya Kota Solo

KalbarOnline, Solo - Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi salah satu peserta yang cukup banyak menyita…

3 hours ago

Danau Empangau: Permata Tersembunyi di Bunut Hilir

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Danau Empangau, yang terletak di Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu,…

13 hours ago