Categories: HeadlinesPontianak

Perayaan Malam Lebaran di Pontianak Milik Semua Etnis

KalbarOnline, Pontianak – Setelah 2 tahun dibatasi pandemi Covid-19, perayaan malam Idulfitri di Kota Pontianak disemarakkan dengan dentuman meriam karbit dari sisi selatan dan timur sepanjang tepian Sungai Kapuas, Minggu, 1 Mei 2022.

Salah satu perkumpulan meriam karbit di Gang Landak, Kecamatan Pontianak Selatan bersama Bala’ Komando Pemuda Melayu menggelar acara sekaligus menyulut meriam karbit dengan melibatkan perwakilan suku di Kalbar, yakni Tidayu (Tionghoa, Dayak, dan Melayu).

Pangeran Sri Negara Kesultanan Pontianak Syarif Machmud Alkadrie turut hadir dalam acara itu.

Ia hadir dengan mengenakan pakaian khas Kesultanan Pontianak. Berbagai perwakilan dari masyarakat Tidayu mengenakan pakaian adat masing-masing, seperti pakaian adat Dayak, baju kurung Melayu, dan pakaian adat Tionghoa.

“Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) dan jajaran serta Seni Budaya Dayak. Seperti inilah seharusnya kita, bersama dalam keberagaman agama dan suku,” kata Syarif Machmud.

Syarif Machmud menjelaskan, selain sebagai upaya mempererat tali silaturahmi, kegiatan tersebut sekaligus untuk melestarikan tradisi permainan meriam karbit.

“Agenda yang digelar Bala’ Komando Pemuda Melayu ini harus kita dukung, apalagi kegiatan ini seperti napak tilas Sultan Syarif Abdurrahman saat membuka kota Pontianak dengan meriam. Wajib kita bersama warga kota Pontianak mendukung,” kata Syarif Machmud.

Syarif Machmud juga bersyukur, perayaan Idulfitri tahun ini tampak lebih semarak dari 2 tahun sebelumnya yang masih terbatas karena kasus Covid-19 yang mengganas.

“Alhamdulillah di tahun 2022 ini kita lihat animo masyarakat sangat luar biasa setelah 2 tahun dibatasi pandemi Covid-19. Tahun ini sangat meriah. saya ucapkan mohon maaf lahir batin,” ucap Syarif Machmud.

Diketahui, terdapat 12 meriam karbit yang dilukis dengan beragam warna dan corak di Gg. Landak tersebut. Meriam ini terbuat dari pipa air.

Meriam karbit sejatinya berbahan dasar kayu balok. Namun seiring dengan semakin sulitnya mendapat kayu balok, pipa air pun menjadi alternatif masyarakat.

“Yang penting tak mengurangi semangat untuk melestarikan tradisi meriam karbit. Kalau kita dengar dari bunyinya pun kurang lebih sama. Tidak ada masalah, malahan kalau bisa pakai besi. Alhamdulillah animo masyarakat sangat luar biasa setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa,” pungkas Machmud.

boskalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
boskalbaronline

Recent Posts

Obat Anti Hipertensi Harus Tetap Diminum Seumur Hidup

KalbarOnline, Pontianak – Hari Hipertensi Sedunia diperingati setiap tanggal 17 Mei setiap tahunnya. Hari ini…

6 mins ago

Dua Atlet Kalbar Raih Medali di Kejurnas PPLP Manado

KalbarOnline, Manado - Dua atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Kalimantan Barat…

18 mins ago

Pj Kepala Daerah yang Mau Maju Pilkada Harus Mengundurkan Diri

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson menyampaikan bagi Pj kepala daerah…

19 mins ago

Pontianak Pamerkan Berbagai Kerajinan Khas di Expo Dekranas Solo

KalbarOnline, Solo - Berbagai kerajinan khas Kalimantan Barat (Kalbar) dipamerkan dalam Expo HUT ke-44 Dewan…

15 hours ago

Mengungkap Keindahan Danau Sentarum: Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Kalimantan Barat, tanah yang kaya akan keindahan alam, menyimpan sebuah permata…

15 hours ago

Menikmati Keindahan Alam di Air Terjun Sarai Sawi, Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sintang - Air Terjun Sarai Sawi mungkin belum begitu dikenal luas, namun keindahan alamnya…

15 hours ago