Categories: HeadlinesPontianak

Harisson Jawab Soal Angka Kematian Covid-19 Kalbar

Harisson Jawab Soal Angka Kematian Covid-19 Kalbar

KalbarOnline, Pontianak – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson akhirnya menjawab soal angka kematian Covid-19 yang sempat viral di media sosial. Dia menegaskan, pihaknya hanya akan menggunakan angka kematian Covid-19 yang benar-benar meninggal karena Covid-19, bukan karena penyakit bawaan yang terdeteksi oleh Covid-19.

“Kematian akibat COVID-19 adalah kematian yang murni karena virus corona, bukan karena komorbid (penyakit bawaan) yang telah lama diderita oleh pasien,” kata Harisson saat mendampingi Gubernur Kalbar Sutarmidji meninjau lokasi vaksinasi massal di Gaia Bumi Raya City mal Kabupaten Kubu Raya, Minggu.

Menurut dia, hal itu sesuai dengan pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19, di mana untuk kepentingan surveilans, walaupun belum terbukti PCR positif, hanya dengan gejala saja sudah dianggap kematian karena Covid.

“Namun, kami akan tetap melaksanakan konsolidasi dengan kabupaten/kota mengenai data kematian Covid-19 ini. Karena banyak pihak mempertanyakan perbedaan data kematian Covid-19, antara Dinas Kesehatan Provinsi dengan Dinkes di daerah,” tuturnya.

Sebelumnya, saat rapat evaluasi penanganan COVID-19 di Kalbar beberapa waktu lalu di aula Kodam XII Tanjungpura, Wakapolda Kalbar Brigjen Pol Asep Safrudin mewakili Kapolda menyarankan agar ada satu data pasti terkait angka kasus COVID-19, termasuk kasus kematian.

“Kami menyarankan agar Kalbar memiliki informasi data terpusat terkait Covid-19, sebab data yang ada saat ini berbeda-beda baik dari Polri, Kodam dan pemerintah. Untuk itu, diperlukan pusat informasi data, sehingga ada satu data yang jelas, terkait perkembangan kasus Covid-19 dan penanganannya,” katanya.

Saat ini, katanya, penanganan kasus Covid-19 melalui Polres dan Polsek yang ada di Kalbar.

“Penanganan itu mencakup pemantauan terhadap kondisi di setiap daerah, baik perkembangan kasus Covid-19, data BOR di RS, penerapan PPKM mikro dan terus menyosialisasikan bahaya Covid-19 kepada masyarakat,” kata dia.

Dia menambahkan saat ini fokus utama Pemprov Kalbar adalah pencegahan masuknya Covid-19 dari pendatang.

“Ini harus dipertahankan. Penerapan tes PCR bagi setiap pendatang yang masuk Kalbar memang harus tetap dilakukan,” ucapnya.

“Namun, kami menyarankan agar tidak hanya diberlakukan di bandara, tetapi juga di pelabuhan, karena berdasarkan data yang ada per minggu bisa masuk 500 sampai 800 orang dan mereka hanya diwajibkan tes GeNose di pelabuhan asal, sementara ketika masuk ke sini, mereka tidak dites,” katanya. (Antara)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Pelayanan Radioterapi RSUD Soedarso Resmi Beroperasi Agustus 2024

KalbarOnline, Pontianak - Pelayanan radioterapi untuk penyakit kanker di RSUD dr. Soedarso diperkirakan dibuka mulai…

4 hours ago

Polres Sekadau Gelar Konferensi Pers Tindak Pidana KDRT Berujung Kematian Ibu Kandung

KalbarOnline, Sekadau - Kepolisian Resor (Polres) Sekadau menggelar konferensi pers terkait pengungkapan kasus perkara tindak…

4 hours ago

Polres Sekadau Amankan Pelaku Penyalahgunaan BBM Bersubsidi di Nanga Mahap

KalbarOnline, Sekadau - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sekadau berhasil mengamankan seorang pelaku tindak pidana…

4 hours ago

Kurangi Sampah Plastik, Kadisporapar Windy Terus Galakkan Gerakan Kalbar Membawa Tumbler

KalbarOnline, Pontianak - Kadisporapar Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari terus menggalakkan Gerakan Kalbar Membawa Tumbler,…

4 hours ago

Jelang Idul Adha, Angka Inflasi di Pontianak 2,65 persen

KalbarOnline, Pontianak – Menjelang Hari Raya Idul Adha, angka inflasi Kota Pontianak menyentuh angka 2,65…

21 hours ago

Pj Wako Pontianak Minta PPDB 2024 Berlangsung Transparan

KalbarOnline, Pontianak - Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2024 akan dimulai. Untuk mempersiapkan…

21 hours ago