Categories: Kabar

SBY Ibaratkan Kritikan Obat Penyembuh, Pujian Seperti Gula Bisa Menyebabkan Kegagalan

KalbarOnline.com – Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), turut berkomentar terkait kritik kepada pemerintah.

Dalam akun Twitter-nya @SBYudhoyono, SBY mengibaratkan kritik sebagai obat dan pujian bagai gula.

“Obat itu rasanya “pahit”. Namun bisa mencegah atau menyembuhkan penyakit. Jika obatnya tepat & dosisnya juga tepat, akan membuat seseorang jadi sehat,” cuit SBY dikutip, Minggu (14/2/2021).

“Gula itu rasanya manis, tetapi kalau dikonsumsi secara berlebihan bisa mendatangkan penyakit,” sebutnya.

SBY juga mengibaratkan, kritikan merupakan obat, dan pihak yang dikritik bisa saja sedang sakit.

“Kritik itu laksana obat & yang dikritik bisa “sakit”. Namun, kalau kritiknya benar & bahasanya tidak kasar, bisa mencegah kesalahan,” katanya.

Selain itu, SBY juga menyebut, pujian yang berlebihan bisa menyebabkan kegagalan. “Sementara, pujian & sanjungan itu laksana gula. Jika berlebihan & hanya untuk menyenangkan, justru bisa menyebabkan kegagalan,”.

Namun, tidak diketahui apakah cuitan SBY itu berkaitan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta masyarakat ikut aktif memberikan masukan dan kritik kepada kinerja pemerintah. Tujuannya agar pemerintah terus memperbaki kinerjanya.

“Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik masukan ataupun potensi maladministrasi dan para penyelenggara pelayanan publik juga harus terus meningkatkan upaya perbaikan-perbaikan,” kata Jokowi dalam kegiatan penyampaian laporan Ombudsman RI 2020 yang ditayangkan di Sekretariat Presiden, Senin (8/2/2021).

Pernyataan itu belakangan ini menjadi perhatian banyak pihak, bahkan dari mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK). Politisi senior itu, seolah menyindir pernyataan Presiden Jokowi yang meminta kepada masyarakat untuk mengkritiknya, dengan menyatakan pemerintah saat ini terkesan anti kritik dimana para pengkritik banyak yang berlanjut dengan panggilan Polisi, hingga berujung pidana.

Sehingga menurutnya, pernyataan Presiden Jokowi itu sangat tidak tepat dan terkesan hanya sekedar ungkapan untuk menyatakan pemerintahannya menghormati hak demokrasi.

“Beberapa hari lalu bapak Presiden mengumumkan silahkan kritik pemerintah, tapi banyak yang ingin melihatnya, bagaimana caranya mengkritik pemerintah tanpa dipanggil polisi?” sebut JK. [ind]

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Rokidi Duduki Jabatan Penting di Kepengurusan LPTQ Kalbar

KalbarOnline, Pontianak - Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi menduduki jabatan penting di kepengurusan Lembaga Pengembangan…

32 mins ago

Pj Gubernur Harisson Harapkan HMI Kuat Secara Intelektual dan Mandiri Secara Finansial

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menghadiri kegiatan pelantikan pengurus Badan Koordinasi (Badko)…

15 hours ago

Kodim Putussibau Razia Pemain Layangan di Wilayah Putussibau Kota

KalbarOnline, Putussibau - Anggota Kodim 1206/Putussibau beserta Satpol PP Kabupaten Kapuas Hulu melaksanakan razia penertiban…

17 hours ago

Jadi Tuan Rumah, Polda Kalbar Ajak Masyarakat Dukung dan Sukseskan Kejuaraan Proliga Volley 2024

KalbarOnline, Pontianak - Polda Kalbar meminta kepada seluruh masyarakat Kalbar dapat mendukung dan turut memeriahkan…

17 hours ago

Pj Gubernur Harisson Buka Kejurnas Angkat Besi di GOR Pangsuma Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson membuka kejuaraan nasional (kejurnas) angkat…

17 hours ago

Harisson Lantik Pengurus LPTQ Provinsi Kalbar Periode 2024 – 2029

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson melantik Pengurus LPTQ Provinsi Kalimantan Barat…

17 hours ago