Categories: Nasional

Tanggapi Pernyataan Ridwan Kamil, Pemerintah Akui Ada Perbedaan Data

KalbarOnline.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan data angka penularan Covid-19 di Jabar berbeda dari yang dimiliki Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kang Emil -sapaan akrab Ridwan Kamil- menuturkan, perbedaan data tersebut terjadi sejak September 2020. Menurutnya, perbedaan data ini bisa terjadi karena terlambatnya verifikasi data Covid-19.

“Sampai hari ini sejak September 2020 yang dilaporkan dan diumumkan setiap hari oleh pemerintah pusat berbeda dengan data yang ada di kami dengan satu dan lain permasalahan yang coba diselesaikan,” ujar Kang Emil dalam diskusi virtual yang dilihat pada Sabtu (6/2).

Emil mengakui, beberapa kali kasus Covid-19 di Jabar mencetak angka penularan yang cukup tinggi. Namun data dari Kemenkes tidak setinggi itu.

“Jadi, selama September sampai Desember kasus kami tinggi. Tapi, yang diumumkan pemerintah pusat sesuai kewenangan lebih rendah,” katanya.

Bahkan sebaliknya, saat kasus Covid-19 di Jabar sudah stabil. Namun Kemenkes malah melaporkan angka kasus positif di Jabar sangat tinggi.

Keterlambatan verifikasi data tersebut menjadi masalah yang perlu diperhatikan serius. “Seperti di bulan Januari saat kasus harian kami mulai stabil dan rendah, tiba-tiba diumumkan tinggi. Padahal itu tabungan kasus-kasus lama. Sebenarnya itu sudah sembuh,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komiter Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Luhut Binsar Pandjaitan membenarkan adanya perbedaan data Covid-19 antara pusat dengan daerah. Bahkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi tersebut mengatakan, lebih dari 2 juta data yang belum dicatat (entry).

Sehingga tidak menutup kemungkinan penambahan kasus Covid-19 akan meningkat beberapa waktu ke depan. “Saya laporkan juga ada hampir 2 juta data atau lebih itu yang belum di-entry. Dan itu akan berpengaruh pada positivity rate,” katanya.

Luhut mengungkapkan, permasalahan data ini sudah ia minta untuk diperbaiki. Luhut meminta bahwa permasalahan data Covid-19 antara pemerintah dan daerah bisa cepat diselesaikan secepatnya.

“Bahwa data yang di-entry di daerah dengan apa yang dipusat itu beda. Kita harapkan bisa selesai dalam dua minggu ke depan,” ungkap Luhut.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

TP PKK Pontianak Gelar Halal Bihalal

KalbarOnline, Pontianak - Masih dalam suasana Idul Fitri, Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak menggelar…

13 hours ago

Usul Pekan Budaya LPM Jadi Agenda Tetap

KalbarOnline, Pontianak - Laskar Pemuda Melayu (LPM) Kalimantan Barat (Kalbar) bekerja sama dengan Pemerintah Kota…

13 hours ago

Ani Sofian Lantik Zulkarnain Jadi Pj Sekretaris Daerah Kota Pontianak

KalbarOnline, Pontianak – Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian melantik Zulkarnain sebagai Pj Sekretaris Daerah…

13 hours ago

Dinkes Pontianak Ungkap Sejumlah Penyakit yang Berpotensi KLB Tahun Ini

KalbarOnline, Pontianak – Upaya pencegahan penyakit terus menjadi prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas…

13 hours ago

Jumlah Jemaah Haji Asal Pontianak Terbanyak se-Kalbar, Termuda Berusia 20 tahun, Tertua 86 tahun

KalbarOnline, Pontianak - Jumlah jemaah haji dari Kota Pontianak mendominasi dari kabupaten/kota yang ada di…

13 hours ago

Bupati Ketapang Hadiri Acara Hari Ketiga Peresmian Balai Kepatihan Jaga Pati

KalbarOnline, Ketapang – Bupati Ketapang, Martin Rantan menghadiri acara hari ketiga peresmian Balai Kepatihan Jaga…

15 hours ago