Categories: Nasional

Epidemiolog Unair Sebut PPKM Tak Efektif, Harusnya Pemerintah Tegas

KalbarOnline.com–Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akan berakhir pada 8 Februari. Menjelang berakhirnya PPKM, Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan PPKM tidak efektif cegah Covid-19.

Hal sama disampaikan epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo. Dia menyebut PPKM tidak efektif terhadap penurunan kasus Covid-19. Banyak aturan yang tidak jelas dan tidak efektif menekan angka Covid-19.

Dia mengkritisi pembatasan mobilitas warga yang dinilai setengah hati. Kurangnya ketegasan pemerintah merumuskan peraturan membuat PPKM tidak efektif.

”Sebelum PPKM jilid 1 diberlakukan, saya sudah ngomong bahwa PPKM itu setengah hati. Isinya nggak menunjukkan keinginan memutus rantai penularan,” ujar Windhu ketika dikonfirmasi pada Senin (1/2).

Salah satu aturan yang disoroti adalah jam malam. Dia mengatakan, virus tidak memiliki jam tidur atau jam istirahat.

”Sehingga, untuk apa membatasi jam malam? Kegiatan esensial tetap jalan. Bukan berarti siang boleh beraktivitas, malam dibatasi,” tutur Windhu.

”Kita punya sejarah PSBB. Yang isi dan peraturannya jauh lebih ketat. Di PPKM ini, peraturannya ketat tapi pelaksanaannya nggak ketat. PPKM itu abal-abal. Implementasi nggak sesuai peraturan,” tambah Windhu.

Aturan lain yang dikritisi adalah pembatasan wilayah yang tidak menyeluruh. Menurut dia, bila pemerintah bermaksud menutup salah satu wilayah, wilayah di sekitarnya harus ditutup pula.

”Isinya (aturan) sudah nggak bagus. Pelaksanaan itu mengikuti perencanaan,” ujar Windhu.

Menurut Windhu, ada bebeerapa solusi yang harusnya bisa dilakukan untuk menekan angka positif Covid-19. Salah satunya dengan fokus pada kesehatan masyarakat.

”Dari awal bingung ekonomi atau kesehatan masyarakat. Ekonomi itu dampak dan efek. Penyebabnya ya kondisi kesehatan masyarakat. Jadi harus fokus ke kesehatan masyarakat dulu, nanti kondisi ekonomi akan menyesuaikan,” papar Windhu.

Mengingat bahwa Indonesia sudah kehilangan momentum penanganan Covid-19, lanjut Windhu, ada banyak hal yang harus disiapkan. Indonesia sudah kehilangan 3–4 bulan pertama.

”Itu golden period yang sudah terlewat. Harus memperbanyak testing. Dari total seluruh warga, kita baru 2,4 persen. Harusnya 15 persen,” ujar Windhu.

Windhu meminta pemerintah untuk berani membatasi mobilitas warga dengan mengontrol perilaku masyarakat. ”Misalnya, mengatur warga dalam di lingkungan yang lebih kecil agar lebih efektif,” ucap Windhu.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Remaja di Landak Bunuh Diri Karena Tak Diizinkan Pergi Memancing

KalbarOnline, Landak - Seorang remaja (16 tahun) di Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat…

2 hours ago

Pj Gubernur Kalbar Dorong Pekan Gawai Dayak Bisa Masuk Kalender Event Nasional

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan, bahwa sejak tahun 2016 lalu,…

3 hours ago

Kalbar Dukung Daud Yordan Rebut Titel Juara Dunia ke-4 pada September Mendatang

KalbarOnline, Pontianak - Pj Gubernur Kalbar, Harisson menerima kunjungan dari petinju dunia asal Kalimantan Barat,…

3 hours ago

Pj Gubernur Harisson Ajak Asosiasi Dosen Indonesia Bersama Membangun Daerah

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson memberikan sambutan pada acara Pelantikan Dewan Pengurus…

3 hours ago

Bukan Tidak Mungkin, Windy Sebut Anak Stunting Pun Bisa Jadi Presiden di Masa Depan

KalbarOnline, Kubu Raya - Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi…

3 hours ago

Maknai Kebangkitan Nasional dengan Membuka Ruang Imajinasi Peradaban

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson memimpin upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional…

3 hours ago