Categories: Internasional

Anggap Sepele Gejala, Muncul 7 Kasus Covid-19 di Kepolisian Singapura

KalbarOnline.com – Singapura kembali dihadapkan pada klaster baru Covid-19. Kali ini pada anggota kepolisian. Klaster baru muncul lantaran para anggota polisi menganggap enteng gejala yang mereka rasakan. Mereka mengira demam yang dialami merupakan demam biasa.

“Jika Anda mengalami batuk, sakit tenggorokan, atau pilek, jangan mengira itu hanya flu biasa. Itu bisa berarti Anda mengidap Covid-19,” kata pakar medis Singapura, Selasa (19/1).

Ahli Penyakit Menular dr Leong Hoe Nam menilai sekarang bukan saatnya menghindari ke dokter dan mendapatkan surat keterangan kesehatan (MC) jika sedang tidak enak badan. Menurutnya, Covid-19 digambarkan sebagai virus yang membunuh dengan pneumonia parah.

Baca juga: Tertular Covid-19 Secara Lokal, Perempuan Singapura Batal ke Vietnam

“Akan tetapi pada hari-hari awal penyakit itu berperilaku seperti virus flu,” katanya seperti dilansir dari Straits Times, Rabu (20/1).

Nasihatnya muncul ketika muncul 7 kasus dalam klaster Covid-19 yang terkait dengan polisi. Empat kasus yang terkait dengan klaster ini semula tidak melakukan perawatan medis meski terserang gejala mirip flu. Tiga di antaranya baru diuji Covid-19 setelah dihubungi oleh Kementerian Kesehatan Singapura.

Baca juga: Hanya Manjur 50,4 Persen, Singapura Masih Tunda Pakai Vaksin Sinovac

“Identifikasi dini individu yang terinfeksi akan membantu menyelamatkan nyawa,” tambahnya.

Ahli Penyakit Menular di Klinik Rophi, dr Ling Li Min, mengatakan kesalahpahaman sering dialami seseorang yang merasa tidak sehat atau demam tapi tidak mencari pengobatan. Atau harus sakit dulu baru ke dokter.

“Tetapi banyak dari kasus Covid-19 yang dilaporkan, pada kenyataannya, tidak menunjukkan gejala,” katanya. “Gejala utama lainnya adalah hilangnya penciuman atau rasa,” kata dr Ling.

Ini diamati untuk tiga kasus di klaster yang terkait dengan paravet polisi. Klaster tersebut muncul setelah polisi berusia 32 tahun yang bekerja di Unit K-9 Polisi di 2 Mowbray Road dinyatakan positif pada 13 Januari 2021. Petugas tersebut merasa demam setelah pulang kerja pada 11 Januari. Semua kontak dekatnya, termasuk anggota keluarga dan rekan kerja, sekarang dikarantina.

“Sebanyak 25 anjing polisi yang melakukan kontak dengannya dalam 14 hari terakhir sebelum gejala awal terbebas dari Covid-19,” kata polisi. Istrinya adalah kasus kedua yang ditambahkan ke klaster pada Sabtu (16/1).
Petugas Staf Layanan Penjara Singapura berusia 28 tahun mengalami gejala pernapasan akut Kamis lalu (14/1). Dia tidak berinteraksi dengan narapidana dan kebanyakan bekerja dari rumah. Kasus ketiga dan keempat dikaitkan dengan klaster tersebut.

Seorang petugas administrasi polisi berusia 44 tahun yang juga bekerja di 2 Mowbray Road menderita tenggorokan kering pada 7 Januari 2021, tetapi tidak mencari perawatan medis. Da diuji dan hasilnya positif. Anggota keluarganya, juga berusia 44 tahun dan seorang ibu rumah tangga, tidak mencari perawatan medis meski mengalami demam pada 9 Januari, dan kehilangan indra penciuman dan pengecap pada 13 Januari. Setelah melacak petugas administrasi polisi, Kemenkes menghubunginya dan dia diuji.

Dua anggota keluarga lagi dari petugas administrasi polisi ditambahkan ke klaster. Keduanya tidak memeriksakan diri ke dokter meski mengalami gejala seperti pilek, sakit tenggorokan, diare serta kehilangan indera perasa dan penciuman. Mereka diuji setelah melaporkan gejala pada Sabtu (16/1) dan dipastikan positif pada Minggu (17/1). Munculnya klaster komunitas ini telah menimbulkan kekhawatiran.

Ketua Parlemen Tan Chuan Jin memperingatkan warga Singapura agar tidak berpuas diri selama perayaan Tahun Baru Imlek mendatang. “Di banyak negara barat, perayaan yang ekstensif, tanpa memperhatikan langkah-langkah yang aman, selama periode liburan Natal juga memperburuk situasi,” katanya di Facebook.

Menteri Pendidikan Lawrence Wong, yang merupakan salah satu ketua gugus tugas kementerian untuk Covid-19, telah mendesak kehati-hatian yang sama ketika kasus komunitas baru muncul. Itu adalah poin yang ditegaskan kembali oleh para ahli medis bahwa pandemi belum berakhir.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Remaja di Landak Bunuh Diri Karena Tak Diizinkan Pergi Memancing

KalbarOnline, Landak - Seorang remaja (16 tahun) di Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat…

1 hour ago

Pj Gubernur Kalbar Dorong Pekan Gawai Dayak Bisa Masuk Kalender Event Nasional

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan, bahwa sejak tahun 2016 lalu,…

2 hours ago

Kalbar Dukung Daud Yordan Rebut Titel Juara Dunia ke-4 pada September Mendatang

KalbarOnline, Pontianak - Pj Gubernur Kalbar, Harisson menerima kunjungan dari petinju dunia asal Kalimantan Barat,…

2 hours ago

Pj Gubernur Harisson Ajak Asosiasi Dosen Indonesia Bersama Membangun Daerah

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson memberikan sambutan pada acara Pelantikan Dewan Pengurus…

2 hours ago

Bukan Tidak Mungkin, Windy Sebut Anak Stunting Pun Bisa Jadi Presiden di Masa Depan

KalbarOnline, Kubu Raya - Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi…

2 hours ago

Maknai Kebangkitan Nasional dengan Membuka Ruang Imajinasi Peradaban

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson memimpin upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional…

2 hours ago