Categories: Nasional

Indonesia Rebutan Vaksin Pfizer/BioNTech dengan Negara-Negara Lain

KalbarOnline.com – Indonesia sudah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari Sinovac asal Tiongkok, CoronaVac. Indonesia juga memesan dan melobi vaksin yang manjur di atas 90 persen buatan Pfizer/BioNTech di mana kini sedang tahap finalisasi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan saat rapat dengar pendapat bersama Komisi IX di DPR, Selasa (12/1), vaksin kini menjadi komoditi Negara-negara di seluruh dunia. Sedangkan penduduk dunia ada 7,8 miliar. Dan yang ditargetkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk divaksin agar memenuhi herd immunity (kekebalan kawanan) yaitu 70 persen atau 5,5 miliar orang. Dimana 1 orang menerima 2 dosis vaksin, sehingga ada kebutuhan 11 miliar dosis vaksin.

’’Tapi produksi hanya bisa total 6,2 milar dosis untuk vaksin-vaksin yang ada. Memang kurang sekali fasilitasnya. Sedang ditambah pabrik-pabrik besar di dunia agar bisa memenuhi kebutuhan sampai 11 miliar dosis ini. Dibutuhkan 3–3,5 tahun untuk vaksinasi di dunia, dan itu yang kita ingin percepat,’’ jelas Budi. ’’Sehari di dunia meninggalnya bisa mendekati 10 ribu. Bayangkan kalau tunggu 3 tahun berapa orang yang meninggal sebelum vaksin ada,’’ lanjutnya.

Maka Budi menegaskan Indonesia sudah rebutan dengan negara-negara besar di dunia. Termasuk Indonesia sedang memesan vaksin dari berbagai perusahaan farmasi lainnya termasuk Pfizer/BioNTech.

’’Indonesia sekarang yang pasti kontraknya 270 juta dosis dari kebutuhan 426 juta dosis. Nah sekarang kita sedang finalisasi dengan Pfizer untuk melengkapi kontrak 329 juta dosis dan kita punya opsi, baik dari Aliansi Vaksin Dunia GAVI (Global Alliance for Vaccines and Immunisation)  dan COVAX,’’ ujarnya.

Budi menegaskan soal jadwalnya selalu dinamis di mana setiap 3–4 hari berubah-ubah. Sebab tantangan negosiasi dengan produsen dipengaruhi banyaknya di dunia yang kembali melakukaj penguncian atau lockdown. ’’India salah satu negara produsen vaksin terbesar, dia bilang ke AstraZeneca yang diproduksi di India harus diprioritaskan di India, sehingga terjadi kesulitan pergerakan supply vaksin ke negara lain. Ini jadwal yang kami miliki planning dulu,’’ katanya.

Budi menargetkan sekitar 15 bulan untuk menyelesaikan vaksinasi 420 juta dosis. Ada sekitar 10 ribu puskesmas, hampir 3 ribu RS dan klinik yang juga berkomitmen membantu mempercepat vaksinasi di seluruh Indonesia. (*)  

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Air Terjun Riam Macan: Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat yang Sarat Makna Religi

KalbarOnline, Bengkayang - Kalimantan Barat tidak hanya kaya akan keanekaragaman budaya dan suku, tetapi juga…

3 hours ago

Kilas Balik Sejarah Putussibau Tahun 1895, Pernah Dipimpin Controleur LC Westenenk

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan HUT…

13 hours ago

Staf Ahli Bupati Ketapang Bacakan Pembukaan UUD 45 pada Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024

KalbarOnline, Ketapang - Menggunakan pakaian adat nusantara, Staf Ahli Bupati bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik…

13 hours ago

Wakili Bupati Ketapang, Dharma Buka Penilaian dan Lomba Kelurahan se-Kalbar di Desa Istana

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Dharma…

13 hours ago

Atlet PPLP Kalbar Katyea E Safitri Jadi Pembawa Bendera Merah Putih di Opening Ceremony ASG 2024

KalbarOnline, Vietnam - Berkekuatan 50 personel, kontingen Indonesia beratribut kemeja batik biru yang dikombinasikan dengan…

14 hours ago

Menelusuri Keindahan Air Terjun Saka Dua di Sanggau Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sanggau - Kalimantan Barat terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Salah satu destinasi yang…

18 hours ago