Categories: Nasional

Laut China Selatan Memanas, MPR: Kedepankan Pendekatan Diplomasi

KalbarOnline.com – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat Syarief Hasan mendorong pemerintah untuk tetap siap siaga di Perairan Natuna Utara. Pasalnya, Laut China Selatan yang bersentuhan dengan Laut Natuna Utara kian hari kian memanas lewat perseteruan Tiongkok dan Amerika Serikat.

Syarief Hasan menegaskan agar pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap Natuna Utara. Menurutnya, militer di Natuna Utara secara khusus dan Indonesia secara umum harus ditingkatkan untuk mempertahankan wilayah Indonesia jika sewaktu-waktu terjadi perang terbuka.

“Jika terjadi perang terbuka di Laut China Selatan maka seluruh negara Asia Tenggara termasuk Indonesia akan merasakan dampaknya. Pemerintah Indonesia harus memberikan perhatian khusus dalam membangun kekuatan militer untuk meminimalisir bahkan mencegah dampak apabila terjadi perang terbuka,” ungkap Syarief Hasan.

Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi Pertahanan ini menyebutkan, perseteruan ini tidak boleh dianggap remeh. “Tiongkok yang membuat klaim sepihak terhadap Laut China Selatan berdasarkan nine dash line menyebabkan Amerika Serikat juga turut ikut campur. Kondisi ini akan berpotensi menjadi perang terbuka dua negara besar,” ungkapnya.

Potensi ini memang semakin terlihat ketika pesawat perang terbesar Tiongkok Y-20 dikabarkan mendarat di pulau buatan bernama Fiery Cross Reff. Apalagi, Tiongkok yang sejak awal mengklaim Laut China Selatan tengah membangun pulau buatan yang menjadi pangkalan militer di Laut China Selatan

Sebelumnya, Amerika Serikat juga telah mengirim dua kapal induknya, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan untuk menjalani latihan tempur pada 23 Juli yang lalu. Tak cuma dua kapal induk, Amerika Serikat juga mengerahkan dua kapal penjelajah dan dua kapal perusak dalam latihan tersebut.

Syarief Hasan juga mengungkapkan, Indonesia juga harus membangun kekuatan militer untuk memberikan rasa aman, daya gertak, dan menguatkan pertahanan Indonesia terutama di perbatasan.

Meski demikian, Syarief juga menilai Indonesia harus mengedepankan diplomasi untuk menghindari potensi perang yang mungkin saja terjadi, terutama di Laut China Selatan yang berbatasan dengan Perairan Natuna Utara.

“Pemerintah mengedepankan pendekatan diplomasi, sebagaimana yang pernah ditunjukkan pada Pemerintahan SBY yang membangun diplomasi dengan semangat million friends and zero enemy. Akan tetapi, jika memang terpaksa ada perang terbuka, maka Indonesia juga harus memperkuat militernya untuk menjaga keamanan nasional dan melindungi wilayah Indonesia,” tutup Syarief Hasan.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Peringatan Hardiknas 2024, Pj Bupati Romi: Mengenang Perjalanan Merdeka Belajar

KalbarOnline, Kayong Utara - Pemerintah Kabupaten Kayong Utara menggelar Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)…

1 hour ago

Tim Jatanras Polresta Pontianak Tangkap Komplotan Pencuri Kabel, Satu Orang Masih Buron

KalbarOnline, Pontianak - Tim Jatanras Sat Reskrim Polresta Pontianak berhasil menangkap komplotan pencurian kabel listrik…

1 hour ago

Warga MHS Ketapang Dihebohkan ODGJ Gorok Leher Sendiri Hingga Tewas

KalbarOnline, Ketapang - Warga Desa Sungai Jawi, Kecamatan Matan Hilir Selatan (MHS) dibuat heboh dengan…

1 hour ago

Kadiskop UKM Kalbar Turun Langsung Monitoring Tumbuh Kembang Anak Asuh Stunting

KalbarOnline, Pontianak - Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Kalbar, Junaidi bersama Anggota Korps Pegawai Republik…

2 hours ago

Pimpin Upacara Hardiknas, Harisson Serukan Keberlanjutan Program Merdeka Belajar

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson memimpin upacara peringatan Hari Pendidikan…

2 hours ago

Lutfi Al Mutahar Optimis Jadi Calon yang Diusung PAN di Pilwako Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Lutfi Al Mutahar meyakini kalau dirinyalah yang akan diusung oleh Partai Amanat…

15 hours ago