Categories: Kabar

Pandangan Kritis dan Sejumlah Prediksi Prof Ali Munhanif tentang Masa Depan Indonesia dalam Menghadapi Tantangan Sosial dan Politik

KalbarOnline.com — Meskipun gejolak politik mengiringi transisi demokrasi seringkali dilalui dengan pengorbanan yang tidak kecil, nyatanya fase krusial dalam perjalanan demokratisasi Indonesia. Membangun institusi politik yang demokratis, kebijakan pembangunan ekonomi yang tepat, dan menjaga wibawa negara melalui penegakan hukum adalah usaha-usaha yang terus ditempuh untuk menuju demokrasi yang terkonsolidasi.

Demikian hal itu diungkapkan oleh Prof Ali Munhanif, Peneliti Senior PPIM UIN Jakarta, saat dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Politik di Auditorium Harun Nasution, Rabu (6/1/2021). Acara pengukuhan dilakukan dalam Sidang Senat Terbuka dengan protokol kesehatan dan dihadiri oleh kalangan terbatas. Ali Munhanif dalam kesempatan tersebut berpidato ilmiah dengan judul “Negara, Demokrasi dan Politik Sentimen Primordial di Era Digital: Meneguhkan NKRI sebagai Civil State”.

Orasi tersebut memperlihatkan pandangan kritis Ali dan sejumlah prediksinya mengenai masa depan Indonesia dalam menghadapi tantangan sosial dan politik serta hubungan antara negara dan agama. Meski sukses melalui fase kritis transisi politik, Dekan FISIP UIN Jakarta ini memprediksikan bangsa Indonesia tetap akan melalui tantangan bernegara yang tidak mudah.

“Pertumbuhan pesat gerakan-gerakan sosial yang mengusung berbagai ideologi—khususnya agama, identitas primordial, liberalisme atau lainnya—menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan dan daya tahan demokrasi itu sendiri,” ungkap alumni Pesantren Pabelan, Jawa Tengah, ini sebagaimana dilansir dari situs PPIM UIN Jakarta.

Meski demikian, menurut Ali, tentu saja tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian gerakan sosial kemasyarakatan menempuh strategi damai dengan memobilisasi kekuatan sumberdayanya untuk kepentingan kemajuan dan kesejahteraan bersama. Namun tidak sedikit dari gerakan itu menempuh jalan yang intoleran, radikal, bahkan berorientasi pada kekerasan.

Kondisi ini diyakini tetap menjadi batu sandungan yang berpotensi menciptakan instabilitas sosial dan politik yang berkepanjangan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Padahal, kenyataannya bahwa, secara konstitusional dan kelembagaan, masalah hubungan antara agama dan negara, sejatinya telah lama selesai.

Doktor alumni McGill University ini menyebut pentingnya peran tokoh agama dan civil society dalam menciptakan stabilitas politik nasional dan memastikan Indonesia menuju cita-citanya sebagai negara sipil (civil state). Kebijakan politik yang baik dan sumbangan pemikiran para tokoh pemimpin Islam akan menciptakan transformasi besar (great transformation) politik agama di Indonesia dewasa ini.

“Jika kebijakan-kebijakan itu tidak dilakukan dengan baik, Indonesia akan terjebak pada predikat negara lemah (low state),” ungkap Ali. (ind)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Pj Gubernur Harisson Terima Kunjungan Pengurus PWI Kalbar 

KalbarOnline, Pontianak – Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menerima audiensi dari Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia…

58 mins ago

Kamaruzaman Ajak Lanjutkan Gerakan Merdeka Belajar

KalbarOnline, Pontianak - Pj Bupati Kubu Raya, Syarif Kamaruzaman mengajak semua pihak untuk terus menjaga…

1 hour ago

Capai Indonesia Emas 2024 dengan Transformasi Digital

KalbarOnline, Kubu Raya - Pj Bupati Kubu Raya, Syarif Kamaruzaman menilai bonus demografi yang dimiliki…

1 hour ago

Pemkab Kubu Raya Serahkan Dana Hibah Pengamanan Pilkada kepada Polres dan Kodim

KalbarOnline, Kubu Raya - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya memberikan dana hibah kepada Polres Kubu Raya…

1 hour ago

Remaja di Landak Bunuh Diri Karena Tak Diizinkan Pergi Memancing

KalbarOnline, Landak - Seorang remaja (16 tahun) di Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat…

5 hours ago

Pj Gubernur Kalbar Dorong Pekan Gawai Dayak Bisa Masuk Kalender Event Nasional

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan, bahwa sejak tahun 2016 lalu,…

5 hours ago