Categories: Internasional

Belajar dari Covid-19, Ilmuwan Mulai Teliti Obat untuk Virus SARS-CoV3

KalbarOnline.com – Sejumlah peneliti termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengingatkan bahwa bisa saja ada pandemi virus lain setelah wabah Covid-19. Karena itu peneliti juga bersiap menghadapi kemungkinan adanya virus jenis baru lainnya yakni SARS-CoV3.

Untuk pertama kalinya, aliansi penelitian internasional mengamati struktur lipatan RNA dari genom SARS-CoV2 saat virus melakukan proses infeksi. Karena struktur ini sangat mirip di antara berbagai virus Korona beta, para ilmuwan tidak hanya meletakkan dasar untuk pengembangan obat baru yang ditargetkan untuk mengobati Covid-19. Tapi, juga untuk kejadian infeksi virus Korona baru di masa depan yang mungkin berkembang.

  • Baca juga: Peneliti AS Sebut Kematian Covid-19 Turun 30 Persen, Ini Penyebabnya

Kode genetik virus SARS-CoV2 persis sepanjang 29.902 karakter, dirangkai melalui molekul RNA yang panjang. Ini berisi produksi 27 protein. Virus memiliki sifat menggunakan proses metabolisme sel inangnya untuk berkembang biak. Hal terpenting dari strategi ini adalah bahwa virus dapat secara tepat mengontrol sintesis proteinnya sendiri.

SARS-CoV2 menggunakan pelipatan spasial molekul herediter RNA sebagai elemen kontrol untuk produksi protein. Namun, hingga kini satu-satunya model lipatan ini didasarkan pada analisis komputer dan bukti eksperimental tidak langsung.

Saat ini seperti dilansir dari Science Daily, Senin (23/11), tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh ahli kimia dan ahli biokimia di Goethe University dan TU Darmstadt, Jerman, telah menguji model tersebut secara eksperimental untuk pertama kalinya. Peneliti dari Institut Sains Weizmann Israel, Institut Karolinska Swedia, dan Universitas Katolik Valencia juga terlibat.

Untuk melakukannya, mereka menggunakan spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR) di mana atom-atom RNA terpapar medan magnet yang kuat. Mereka membandingkan temuan dari metode ini dengan temuan dari proses kimia (jejak dimetil sulfat) yang memungkinkan daerah untai tunggal RNA dibedakan dari daerah untai ganda RNA.

Koordinator konsorsium, Profesor Harald Schwalbe dari Pusat Resonansi Magnetik Biomolekuler di Universitas Goethe Frankfurt, menjelaskan temuan mereka menyiapkan masa depan dari pelajaran yang didapat dari cara SARS-CoV2 melakukan infeksi. Ada lebih dari 40 kelompok kerja dengan 200 ilmuwan sedang melakukan penelitian dalam konsorsium Covid-19 ini, termasuk 45 mahasiswa doktoral dan pascadoktoral di Frankfurt yang bekerja dalam dua shift per hari, tujuh hari dalam seminggu sejak akhir Maret 2020.

“Untuk alasan ini, kami berharap dapat berkontribusi untuk lebih siap menghadapi virus ‘SARS-CoV3’ di masa depan,” ungkap peneliti.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Pelaku Curanmor Depan Pangkas Rambut Pontianak Utara Ditangkap Polisi

KalbarOnline, Pontianak - Satu pelaku pencurian sepeda motor di depan pangkas rambut Jalan Gusti Situt…

4 hours ago

Sujiwo Kembalikan Berkas Pendaftaran Bacabup Kubu Raya ke PDI Perjuangan

KalbarOnline, Kubu Raya - Wakil Bupati Kubu Raya periode 2019 - 2024, Sujiwo secara resmi…

5 hours ago

KalbarOnline.com bersama Puluhan Pemred se Indonesia Teken Deklarasi ICEC

KalbarOnline, Palembang - Hari Pers Internasional atau World Press Freedom Day yang jatuh setiap tgl…

5 hours ago

Unit Reskrim Polsek Pontianak Barat Ringkus Pencuri Sepeda Motor

KalbarOnline, Pontianak - Unit Reskrim Polsek Pontianak Barat mengamankan seorang laki-laki bernama Roby (25 tahun)…

7 hours ago

Nasdem Apresiasi dan Dukung Fachri Maju Calon Bupati Kubu Raya

KalbarOnline, Pontianak - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Kalimantan Barat (Kalbar),…

14 hours ago

Hardiknas Jadi Momentum Siapkan Generasi Emas

KalbarOnline, Pontianak - Berbagai kegiatan dihelat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka…

16 hours ago