Categories: Internasional

Ilmuwan Prancis Temukan Fakta Soal Hilangnya Bau pada Pasien Covid-19

KalbarOnline.com – Sebanyak 80 persen penderita Covid-19 diperkirakan mengalami gangguan penciuman, kehilangan bau. Lebih dari itu, banyak yang mengalami dysgeusia atau ageusia, gangguan atau hilangnya rasa. Atau dalam kalimat lain perubahan kemampuan untuk merasakan iritasi kimiawi yang juga dikenal sebagai chemesthesis.

Selain itu, hilangnya bau sangat khas pada orang dengan infeksi Covid-19. Sehingga beberapa peneliti merekomendasikan gejala tersebut sebagai tes diagnostik alternatif paling khas sebagai penanda pasien Covid-19 dibandingkan dengan demam atau gejala lainnya.

  • Baca juga: 4 Gejala Baru Covid-19 yang Belum Diketahui, Salah Satunya Sakit Perut

Dokter dan peneliti khawatir bahwa anosmia pada pasien Covid-19 mungkin mengindikasikan bahwa infeksi tersebut masuk ke otak melalui hidung, di mana hal itu dapat menyebabkan kerusakan parah dan berkepanjangan. Kondisi ini ternyata ada kaitannya dengan saraf otak.

Menurut penelitian, virus Korona menyerang melalui neuron penciuman, merasakan bau di udara dan mengangkutnya ke otak. Dalam studi tentang otak, perilaku, dan imunitas, ilmuwan saraf Nicolas Meunier dari Universitas Paris-Saclay yang berbasis di Prancis menggunakan penelitian pada hamster.

Peneliti sengaja menginfeksi hidung hamster dengan SARS-CoV-2. Beberapa hari kemudian, sekitar setengah dari sel hamster yang bertahan hidup, akhirnya terinfeksi. Namun, neuron penciuman tidak terinfeksi bahkan setelah dua minggu.

Seperti yang ditunjukkan dalam penelitian, meski neuron penciuman tidak terinfeksi, sel silia mereka benar-benar hilang. “Sehingga menghilangkan reseptor penciuman, termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi bau,” kata peneliti seperti dilansir Science Times.

Pada dasarnya, gangguan epitel olfaktorius dapat menjelaskan hilangnya bau. Namun, masih belum jelas apakah kerusakan disebabkan oleh virus itu sendiri, atau menyerang sel kekebalan, seperti yang diamati oleh Meunier setelah infeksi.

Laporan tentang temuan ini menjelaskan bahwa para peneliti juga telah menemukan beberapa petunjuk tentang hilangnya bau, meskipun mereka kurang yakin tentang bagaimana SARS-CoV-2 menyebabkan hilangnya rasa. Sel pendukung lain di lidah memiliki reseptor yang mungkin memberikan beberapa tanda mengapa indera perasa menghilang. Meski begitu peneliti masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Komunitas Energi Muda Dukung Sugioto Maju Wakil Wali Kota Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Komunitas Energi Muda Pontianak menyatakan dukungannya kepada Sugioto untuk maju mencalonkan diri…

9 hours ago

Pj Gubernur Kalbar Resmikan GOR Terpadu Ayani Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Terpadu Ayani Pontianak yang berlokasi di kawasan Gelora…

14 hours ago

Pemkot Pontianak Salurkan 41 Hewan Kurban, Salat Idul Adha Digelar di Depan Kantor Wali Kota

KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menyalurkan sebanyak 41 hewan kurban sapi untuk dibagikan…

15 hours ago

Pj Wako Sebut Persyaratan Lunas PBB di PPDB Sifatnya Edaran, Dilampirkan Saat Siswa Dinyatakan Diterima

KalbarOnline, Pontianak - Terkait pemberlakuan bukti lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai salah satu…

15 hours ago

Kapolsek Pulau Maya Beri Pembinaan Cegah Bullying di SMP Negeri 03 Pulau Karimata Kayong Utara

KalbarOnline, Kayong Utara - Kapolsek Pulau Maya Karimata, IPDA Abu Mansur beserta personel Bhabinkamtibmas  mengunjungi…

15 hours ago

Pemkot Pontianak Larang Penggunaan Kantong Plastik untuk Daging Kurban

KalbarOnline, Pontianak - Pemerintah Kota Pontianak melarang panitia kurban menggunakan kantong plastik sebagai wadah daging…

15 hours ago