Categories: Nasional

Wacana Vaksinasi Akhir Tahun, DPR: Protokol Kesehatan Jangan Ambyar

KalbarOnline.com – Pemerintah telah meminta otorisasi darurat untuk memulai kampanye vaksinasi massal pada akhir 2020. Jika BPOM menyetujui, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang meluncurkan vaksin Covid-19.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah melakukan proses edukasi publik dengan baik dan jelas agar masyarakat tidak mengalami euforia dan salah paham.

“Vaksinasi tidak berarti bebas Covid-19. Pemerintah harus mengedukasi masyarakat dan mengantisipasi terjadinya euforia. Jangan sampai kampanye vaksinasi massal membuat penerapan protokol kesehatan jadi ambyar,” ujar Netty kepada wartawan, Senin (16/11).

Menurut Netty, protokol kesehatan tetap harus diperketat dan upaya 3T (Testing, tracing dan treatment) harus terus ditingkatkan.

“Kita tidak ingin karena euforia vaksin maka kebiasaan 3M yang membuat masyarakat hidup lebih sehat, lebih disiplin, lebih patuh dan lebih bersih ditinggalkan. Adalah tugas pemerintah untuk mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan edukasi publik,” tambahnya.

Bukan cuma euforia yang perlu diantisipasi, ujar Netty, tapi juga kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat tentang vaksinasi.

“Jangan sampai masyarakat menolak, bahkan secara sinisme meminta agar para pejabat dan anggota DPR dulu yang diujicoba karena informasi tentang keamanan, efek samping, uji klinis dan kehalalan vaksin tidak disampaikan dengan baik kepada masyarakat,” jelasnya.

Selain itu, Netty kembali mengingatkan pemerintah agar berhati-hati dan transparan dalam menggunakan anggaran penanganan Covid-19. Anggaran yang digunakan untuk pengadaan vaksin ini adalah anggaran sekaligus amanat rakyat yang harus dikelola secara akuntabel.

“Pemerintah harus menjelaskan jenis vaksin apa yang dibeli, berapa harganya, dan berapa yang harus dibayar masyarakat untuk mendapatkan vaksin,” katanya. Selain itu, katanya lebih lanjut, perlu dijelaskan pada masyarakat, kelompok mana yang digratiskan, kelompok mana yang harus membayar untuk vaksinasi,” tuturnya.

Oleh karena itu, politikus PKS ini, anggaran vaksin harus transparan dan dilaporkan secara reguler kepada publik. “Pengadaan vaksin Covid-19 bertujuan untuk melindungi dan menyelamatkan rakyat dari bahaya pandemi. Jadi perlu dipastikan tidak ada oknum yang memanfaatkan kesempatan di dalam kesempitan dengan menjadikannya sebagai proyek untuk kepentingan kelompok tertentu,” pungkasnya.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Polres Kapuas Hulu Ringkus Pelaku Curanmor

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Sat Reskrim Polres Kapuas Hulu berhasil meringkus pelaku berinisial J (33…

5 mins ago

Diduga Korupsi, Polres Kapuas Hulu Tahan Oknum Kades Berinisial FKM

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Unit Tindak Pidana Korupsi Sat Reskrim Polres Kapuas Hulu menahan Kepala…

27 mins ago

Sepanjang Januari – April 2024, Bea Cukai Kalbar Sita 2,9 Juta Rokok Ilegal

KalbarOnline, Pontianak - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Barat menggelar konferensi pers…

43 mins ago

Bungkus Sabu Dalam Plastik Teh, Pria di Sanggau Diamankan Petugas

KalbarOnline, Sanggau – Seorang pemuda berinisial JA di Sanggau, Kalbar, diamankan petugas Bea Cukai usai…

45 mins ago

Santriwati di Riau Nyaris Dicabuli Pengemudi Sampan Saat Pulang dari Pondok

KalbarOnline, Riau - Beredar di media sosial sebuah video seorang santriwati di Riau dalam kondisi…

46 mins ago

Rokidi Duduki Jabatan Penting di Kepengurusan LPTQ Kalbar

KalbarOnline, Pontianak - Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi menduduki jabatan penting di kepengurusan Lembaga Pengembangan…

4 hours ago