Categories: Nasional

Demo Mahasiswa Papua di Surabaya Tolak Kekerasan dan Usut Kasus HAM

KalbarOnline.com–Demonstrasi dilakukan mahasiswa Papua di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Selasa (10/11). Mereka menggelar aksi untuk menolak lupa atas kematian Ketua Presidium Dewan Papua Dortheys Hiyo Eluay.

Theys ditemukan tewas 19 tahun silam, pada 11 November 2001, di Muara Tami, Jayapura. Setelah diselidiki, Komando Pasukan Khusus telah menculik dan membunuhnya sehari sebelumnya, pada 10 November 2001.

Pada 2003, pelaku pembunuhan Theys ditangkap. Dia adalah Komandan Kopassus Satgas Tribuana Letkol Inf Hartomo. Hartomo dijatuhi hukuman dalam persidangan di Mahkamah Militer Tinggi (Mahmilti) Surabaya. Namun, karir Hartomo tetap berlanjut meski Mahmilti memutuskan untuk memecatnya karena terlibat pembunuhan Theys.

”Aksi ini untuk menyampaikan mengingat kematian Theys Eluay yang dibunuh tentara November 2001,” tutur Jerry, koordinator lapangan aksi Mahasiswa Papua, di sela aksi Selasa (10/11).

Dia memaparkan, operasi Trikora mengawali berbagai kasus pembunuhan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap rakyat Papua. Terlebih pada era Presiden Soekarno pada 1961 silam. Semenjak itu, kekerasan terus terjadi di Bumi Cendrawasih. ”Pada 1961 hingga kini pelanggaran HAM terus terjadi di tanah Papua,” ucap Jerry.

Jerry menambahkan kasus terbaru, yakni tewasnya pendeta Yeremia Zanambani. Dia ditemukan tewas dengan luka tembakan dan tikaman di Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, pada 19 September. Selain itu, kematian Katekis Rufinus Tigau yang diduga ditembak di Kampung Jalae, Intan Jaya, Papua.

”Pendeta kami, Yeremia, dibunuh. Ada beberapa yang ditembak. Mereka adalah penerjemah bahasa daerah kami. Kami di sini menuntut. Supaya proses hukum harus dijalankan,” tegas Jerry.

Jerry menambahkan, pihaknya tidak hanya mengajak untuk terus mengingat gugurnya aktivis, namun juga menolak otonomi khusus (Otsus) jilid II di Papua. Selain itu, menuntut agar seluruh tahanan politik West Papua segera dilepas.

”Kami berharap pemerintah mengusut tuntas pelanggaran HAM di Papua, serta memberi akses kebebasan pers bagi jurnalis di Papua,” ujar Jerry.

”Otsus akan dilanjutkan jilid II. Kemudian negara memaksa menamakan Theys di bandara. Berbagai hal yang dilakukan pemerintah hanya permainan saja,” tambah Jerry.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Pj Gubernur Harisson Harapkan HMI Kuat Secara Intelektual dan Mandiri Secara Finansial

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menghadiri kegiatan pelantikan pengurus Badan Koordinasi (Badko)…

9 hours ago

Kodim Putussibau Razia Pemain Layangan di Wilayah Putussibau Kota

KalbarOnline, Putussibau - Anggota Kodim 1206/Putussibau beserta Satpol PP Kabupaten Kapuas Hulu melaksanakan razia penertiban…

11 hours ago

Jadi Tuan Rumah, Polda Kalbar Ajak Masyarakat Dukung dan Sukseskan Kejuaraan Proliga Volley 2024

KalbarOnline, Pontianak - Polda Kalbar meminta kepada seluruh masyarakat Kalbar dapat mendukung dan turut memeriahkan…

11 hours ago

Pj Gubernur Harisson Buka Kejurnas Angkat Besi di GOR Pangsuma Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson membuka kejuaraan nasional (kejurnas) angkat…

11 hours ago

Harisson Lantik Pengurus LPTQ Provinsi Kalbar Periode 2024 – 2029

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson melantik Pengurus LPTQ Provinsi Kalimantan Barat…

11 hours ago

Optimalisasi Peran Tim Pendamping Keluarga Cegah Stunting

KalbarOnline, Pontianak - Peran keluarga perlu dioptimalkan dan menjadi entitas utama dalam pencegahan stunting. Untuk…

11 hours ago