Categories: Internasional

Korut Dilaporkan Darurat Covid-19, Banyak Pasien Meninggal Kelaparan

KalbarOnline.com – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, selalu mengklaim bahwa negaranya terhindar dari wabah virus Korona. Hanya saja, sebuah kabar mengejutkan datang dari sumber yang identitasnya disembunyikan seperti dilansir New York Post.

Sumber tersebut menyebut Korea Utara sebenarnya memiliki kasus Covid-19 dan saat ini berada di kamp-kamp atau lokasi karantina yang dirahasiakan. Parahnya, para pasien itu justru meninggal bukan karena Covid-19, tetapi karena kelaparan.

Seorang aktivis Kristen Tim Peters yang menjalankan Helping Hands Korea nirlaba berbasis di Seoul, mengatakan bahwa sumber tersebut telah melaporkan bahwa pasien Covid-19 Korut menderita di kamp-kamp dekat perbatasan Tiongkok.

“Salah satu informasi yang lebih mengkhawatirkan yang datang kepada kami adalah bahwa pemerintah Korea Utara sama sekali tidak menyediakan makanan atau obat-obatan kepada mereka yang dimakamkan di sana,” kata Peters seperti dilansir dari New York Post.

“Jadi, terserah keluarga warga yang dikarantina untuk datang ke tepi kamp dan membawa makanan agar kerabatnya tetap hidup beserta bantuan kesehatan apa pun yang bisa mereka kerahkan. Entah itu membeli obat atau bahkan pengobatan herbal yang dikumpulkan dari lereng gunung,” imbuhnya.

“Sumber saya menunjukkan banyak orang di kamp-kamp tersebut telah meninggal, tidak hanya karena pandemi tetapi juga karena kelaparan dan penyebab terkait,” tambah Peters yang bersama kelompoknya mengirimkan pasokan medis dan kebutuhan lainnya ke Korea Utara.

Korut dinilai tega karena hanya menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah terbatas untuk pasien. “Singkatnya, perasaan saya adalah bahwa situasi yang berkaitan dengan Covid-19 di Korea Utara sangat serius,” imbuhnya.

Sementara itu, David Lee, seorang pendeta yang berbasis di Seoul yang bekerja dengan para pembelot Korea Utara, mengatakan pengungsi telah melaporkan kasus orang dengan gejala Covid-19 dipaksa ikut dalam kamp isolasi atau ditampung di rumah tanpa makanan atau dibiarkan mati. Dia mengatakan para pejabat Korea Utara kekurangan sarana untuk melacak penyebaran penyakit tersebut.

“Mereka tidak memiliki alat penguji yang tepat,” sebutnya.

Aktivis HAM lain yang berbasis di Korea Selatan mengatakan telah mengetahui bahwa beberapa jasad di Korut dibakar setelah diduga terpapar virus Korona. Itu melibatkan seorang pedagang yang diam-diam melakukan bisnis dengan Tiongkok.  “Otoritas inspeksi pusat datang dari Pyongyang dan membakar semua jenazah,” sebut aktivis yang menolak disebutkan namanya.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

PWI Kalbar Komitmen Dukung KPU Sukseskan Pilkada 2024

KalbarOnline, Pontianak - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kalimantan Barat berkomitmen untuk mendukung Komisi Pemilihan…

7 hours ago

Tersangka Korupsi Dana Desa Tekalong Dipindahkan ke Rutan Kelas 2 Pontianak

KalbarOnline, Putussibau - Filemon Siderasi, mantan Kepala Desa Tekalong, Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu yang…

7 hours ago

Peletakkan Batu Pertama Pembangunan GOR Indoor, Wujud Nyata Komitmen Pemkab Ketapang

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Sekda Ketapang, Alexander Wilyo meletakkan batu pertama pembangunan Gelanggang…

7 hours ago

PKRS Pontura Studi Tiru Program PKRS RSUD SSMA

KalbarOnline, Pontianak - Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota…

8 hours ago

Tari Gasing dari Pontianak Pukau Peserta Apeksi di Balikpapan

KalbarOnline, Pontianak - Suguhan tari gasing yang ditampilkan para penari dari Kota Pontianak menyita perhatian…

8 hours ago

Harisson Apresiasi Kodam XII Tanjungpura, Berhasil Gagalkan Selundupan Sabu 21 Kg

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson memberikan apresiasi kepada jajaran…

8 hours ago