Categories: Internasional

Tiongkok Disebut Langgar HAM di Xinjiang, AS Lakukan Pembatasan Impor

KalbarOnline.com – Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan pembatasan impor terhadap perusahaan asal Tiongkok yang berbasis di Xinjiang. AS menuding Tiongkok sudah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena memperlakukan tenaga kerjanya sebagai budak atau sistem kerja paksa. Barang-barang dari Xinjiang termasuk produk dari kamp konsentrasi untuk minoritas Uighur dilarang.

Tindakan pembatasan perdagangan oleh AS merupakan yang terbaru dari serangkaian langkah oleh pemerintahan Donald Trump yang menargetkan otoritas dan bisnis Tiongkok. Tudingan dilandasi atas tuduhan pelanggaran HAM di wilayah Xinjiang.

  • Baca juga: Tiongkok Mulai Hilang Kesabaran, Sebut Menlu AS Penuh Kebohongan

Dilansir dari WIO News, Sabtu (10/10), lima perusahaan di Xinjiang dan satu di Provinsi Anhui timur, yang membuat produk pakaian, kapas, komputer, dan rambut, telah masuk dalam urutan baru dari Perlindungan Bea dan Perbatasan Amerika Serikat (USCBP). Salah satu pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan kejuruan Xinjiang juga masik dalam urutan. Istilah ini digunakan oleh Beijing untuk merujuk pada kamp-kamp besar tempat narapidana dari minoritas Muslim diduga ditahan.

Institusi AS tersebut mengeluarkan perintah pembebasan penahanan untuk keenam entitas Tiongkok, untuk mencegah barang-barang yang diduga dibuat dengan sistem kerja paksa. AS menilai di kamp-kamp tersebut, minoritas ini dibuat untuk berjanji setia kepada Partai Komunis Tiongkok, dan bekerja sebagai kerja paksa gratis atau berbiaya rendah di pabrik dan fasilitas terdekat.

Perintah tersebut memungkinkan AS untuk menahan pengiriman di pelabuhan dan memberi perusahaan kesempatan untuk mengekspor pengiriman mereka atau menunjukkan bukti bahwa barang dagangan tidak diproduksi dengan kerja paksa. Laporan khusus CNN memperkuat klaim tersebut.

Menurut laporan itu, tuduhan AS tentang kerja paksa di Xinjiang adalah bagian dari pola yang lebih luas dari dugaan pelanggaran HAM oleh pemerintah Tiongkok di wilayah tersebut. Namun, semua tuduhan itu dibantah oleh Tiongkok.

Sebelumnya AS sudah pernah mengumumkan akan memblokir berbagai produk Tiongkok yang dibuat dengan sistem kerja paksa di wilayah Xinjiang. Pemerintah Tiongkok dianggap terlibat dalam pelanggaran sistematis terhadap etnis Uighur. AS menilai kerja paksa adalah pelanggaran HAM.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Kilas Balik Sejarah Putussibau Tahun 1895, Pernah Dipimpin Controleur LC Westenenk

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan HUT…

4 hours ago

Staf Ahli Bupati Ketapang Bacakan Pembukaan UUD 45 pada Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024

KalbarOnline, Ketapang - Menggunakan pakaian adat nusantara, Staf Ahli Bupati bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik…

4 hours ago

Wakili Bupati Ketapang, Dharma Buka Penilaian dan Lomba Kelurahan se-Kalbar di Desa Istana

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Dharma…

4 hours ago

Atlet PPLP Kalbar Katyea E Safitri Jadi Pembawa Bendera Merah Putih di Opening Ceremony ASG 2024

KalbarOnline, Vietnam - Berkekuatan 50 personel, kontingen Indonesia beratribut kemeja batik biru yang dikombinasikan dengan…

4 hours ago

Menelusuri Keindahan Air Terjun Saka Dua di Sanggau Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sanggau - Kalimantan Barat terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Salah satu destinasi yang…

8 hours ago

Dapat Bisikan Gaib, Syarif Muhammad Nekat Terjun dari Jembatan Kapuas, Polisi: Ini Upaya Bunuh Diri

KalbarOnline, Pontianak - Mengaku mendapat bisikan gaib, Syarif Muhammad Ikhsan (39 tahun) nekat terjun ke…

11 hours ago