Categories: Nasional

Wakil Ketua MPR Minta soal Sikap UU Ciptaker Tak Timbulkan Perpecahan

KalbarOnline.com – Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang baru saja disahkan menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengimbau kepada masyarakat agar perbedaan sikap itu tidak menimbulkan perpecahan.

Gus Jazil – sapaan akrabnya, mengatakan, setiap undang-undang selalu dimulai dari proses pembahasan. Di dalam pembahasan pasti terjadi perbedaan pandangan dan paham.

“Menurut saya perselisihan atau perbedaannya itu harus produktif. Saya setuju bahwa yang namanya ihtilafu ummati rahmatin, perbedaan pendapat dari umat itu menjadi rahmat, tapi jangan sampai perbedaan itu justru menjadi petaka,” terangnya di sela sosialisasi Empat Pilar di Pondok Pesantren Mathla’un Nawakarta, Kampung Paringi, Desa Pasir Putih Eurih, Kecamatan Cicata, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (8/10).

Menurutnya, tarik-menarik perbedaan yang kuat di tengah-tengah masyarakat saat ini jangan sampai mengakibatkan perpecahan yang tidak produktif. Jika tidak sepakat dengan UU itu, masyarakat bisa menempuh jalur hukum melalui uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Kalau mau berdialog, berdialog dengan baik-baik karena itulah yang disebut dengan budaya Pancasila. Setiap permusyawaratan di Pancasila harus diiringi dengan hikmat kebijaksanaan, tidak ada yang otot-ototan. Semua bisa didialogkan. Ini seperti bangsa ini sudah tertutup untuk bisa berdialog satu sama yang lainnya,” tuturnya.

Wakil Ketua Umum DPP PKB itu mengatakan bahwa semua pihak harus duduk bersama, sehingga ketika ada ketidakpuasan, bisa didialogkan. “Sebab apa, yang banyak (muncul di publik) itu bukan dialog, malah yang ada menurut saya fitnah,” urainya.

Legislator asal Dapil Jatim X itu tidak memungkiri bahwa UU Omnibus Law Ciptaker sebagai buah dari pikiran manusia masih ada kekurangan. Tidak ada pikiran manusia yang sempurna. “Cuma menyikapi ketidak sempurnaan ini jangan sampai kita sikapi dengan terpecah belah, jangan disikapi dengan permusuhan, itu bangsa yang berbudaya, ada aturannya,” terangnya.

Gus Jazil mengatakan, DPR sebagai pembuat UU pasti akan mendengarkan suara penolakan yang belakangan kencang disuarakan sejumlah elemen masyarakat. “Omnibus law kita mendengarkan, kita tidak tuli. Kalau toh ada yang salah yang namanya undang-undang bisa dikoreksi. Cuma kalau koreksinya dengan jerat jerit, bakar-bakar, itu tidak benar,” pungkasnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Pontianak Pamerkan Berbagai Kerajinan Khas di Expo Dekranas Solo

KalbarOnline, Solo - Berbagai kerajinan khas Kalimantan Barat (Kalbar) dipamerkan dalam Expo HUT ke-44 Dewan…

9 hours ago

Mengungkap Keindahan Danau Sentarum: Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Kalimantan Barat, tanah yang kaya akan keindahan alam, menyimpan sebuah permata…

9 hours ago

Menikmati Keindahan Alam di Air Terjun Sarai Sawi, Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sintang - Air Terjun Sarai Sawi mungkin belum begitu dikenal luas, namun keindahan alamnya…

9 hours ago

Keindahan Goa Beluan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Goa Beluan, destinasi eksotis yang tersembunyi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan…

9 hours ago

Jelajahi Keindahan Alam Kalimantan Barat: Lubuk Semah, Surga Snorkeling di Tengah Hutan

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Apakah Anda bosan dengan destinasi snorkeling yang biasa-biasa saja? Kalimantan Barat…

9 hours ago

Mengungkap Keindahan Sungai Kapuas: Destinasi Wisata Ikonik di Kalimantan Barat

KalbarOnline, Pontianak - Sungai Kapuas, menjadi salah satu sungai terpanjang yang mengalir di Indonesia, bukan…

9 hours ago