Categories: Nasional

Novel Baswedan Pertanyakan Investor yang Diminati Pemerintah Indonesia

KalbarOnline.com – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengomentari Undang-Undang Omnibus Law tentang Cipta Kerja yang baru saja disahkan Pemerintah bersama DPR RI pada Senin (5/10). Menurut Novel, investor yang baik akan menyukai penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab serta memastikan tidak ada pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Sebab kini banyak penolakan terhadap UU Cipta Kerja. Tak jarang, sejumlah elemen masyarakat menilai UU tersebut hanya menguntungkan oligarki. “Investor yang baik akan suka dengan good governence, jaga HAM, jaga lingkungan serta prinsip saling menguntungkan,” kata Novel dikonfirmasi, Rabu (7/10).

Namun, jika kepribadian investor tersebut berwatak jahat maka tidak segan-segan untuk melakukan suap, tidak taat aturan bahkan juga berpotensi melanggar HAM. Sifat tersebut dinilai dapat merusak lingkungan. “Kalau investor yang jahat, suka suap, tidak taat aturan dan HAM, keruk keuntungan dan tidak peduli lingkungan,” cetus Novel.

Lantas aktivis antikorupsi ini pun mempertanyakan sikap Pemerintah dalam menyikapi UU Cipta Kerja. “Kira-kira mana yang diharapkan masuk ke Indonesia ya?,” tandas Novel.

Sejumlah elemen masyarakat hingga buruh menolak UU Cipta Kerja. Bahkan, 1.322.488 telah menandatangani petisi penolakan UU Cipta Kerja. Petisi online yang termuat di laman Change.org itu dibuat oleh para pemuka agama di Indonesia diantaranya Prof. Busryo Muqodas, Pdt. DR. Merry Kolimon, Ulil Absar Abdalla, Engkus Ruswana, Roy Murtadho dan Pdt. Penrad Sagian.

Busyro menyesalkan, paripurna pengesahan Omnibus Law yang tergesa-gesa dilakukan Pemerintah bersama DPR pada Senin (5/10). Padahal, rencana awal, akan dilaksanakan pada Kamis (8/10) mendatang.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini membeberkan sejumlah pasal yang merugikan banyak pihak. Diantaranya ancaman kebebasan beragama dan berkeyakinan, khususnya adanya wacana pengawasan aliran kepercayaan oleh kepolisian.

“Ketentuan ini justru akan melanggengkan stigma, penyingkiran, diskriminasi dan pelanggaran HAM yang terjadi berpuluh-puluh tahun kepada kelompok minoritas agama atau keyakinan dan menimbulkan kecurigaan antar sesama warga negara,” cetus Busyro.

Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini juga menuturkan, terdapat pemangkasan hak-hak buruh atau pekerja. Nantinya para pekerja atau buruh akan diupah semurah mungkin dengan penghitungan upah per jam dan dilegalkannya pembayaran upah di bawah standar minimum di sebagian sektor ketenagakerjaan.

“Selain itu status dan kepastian kerja tidak jelas lewat outsourcing dan kontrak kerja tanpa batasan waktu,” beber Busyro.

UU Cipta Kerja juga berpotensi menimbulkan konflik agraria maupun lingkungan hidup. Busyro menyebut, selama lima tahun terakhir ada 1.298 kasus kriminalisasi terhadap rakyat akibat mempertahankan hak atas tanah dan wilayah hidupnya.

“Misalnya perubahan atas UU P3H (Pasal 82, 83 dan 84, yang ada di dalam pasal 38 UU Cipta Kerja) soal ancaman pidana kepada orang-perorangan yang dituduh melakukan penebangan pohon, memanfaatkan hasil hutan bukan kayu, membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong dan membelah pohon tanpa perizinan dari pejabat yang berwenang di kawasan hutan,” cetus Busyro.

Omnibus Law juga dinilai mengancam ruang penghidupan kelompok nelayan, tani, dan masyarakat adat atas nama kepentingan pembangunan dan ekonomi. Menurutnya, aturan ini akan memberikan kemudahan bagi korporasi dan pemerintah untuk merampas tanah dan sumber daya alam yang dikuasai masyarakat, baik kelompok miskin kota, masyarakat adat, petani, dan nelayan.

“Akibatnya, kelompok nelayan, tani, dan masyarakat adat berpotensi tak memiliki ruang penghidupan yang bebas dan berdaulat untuk menopang kehidupannya,” pungkas Busyro.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Kendalikan Inflasi di Daerah, Pemkab Kayong Utara Sinergi Semua Elemen

KalbarOnline, Kayong Utara - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Kayong Utara, Rene Reinaldy hadir dalam…

3 hours ago

Bupati Kapuas Hulu Hadiri Perayaan Syukuran Panen Padi di Desa Tanjung Karang

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menghadiri acara Dange atau Gawai Dayak di…

8 hours ago

Wabup Ketapang Lepas Siswa Peserta Calon Paskibraka Tingkat Provinsi Kalbar Tahun 2024

KalbarOnline, Ketapang - Wakil Bupati (Wabup) Ketapang, Farhan melepas secara resmi keikutsertaan siswa peserta Calon…

8 hours ago

Pria di Kubu Raya Lakukan Aksi Pencurian di 11 TKP Demi Sabu dan Judi Slot

KalbarOnline, Kubu Raya - Seorang pria berinisial DN (23 tahun), warga Kabupaten Kubu Raya ditangkap…

8 hours ago

Diduga Lakukan Pelecehan ke ART dan Anak Angkat, Oknum Anggota Polres Kayong Utara Dilaporkan

KalbarOnline, Kayong Utara - Seorang oknum polisi di Kayong Utara diduga telah melakukan pelecehan terhadap…

8 hours ago

Kamaruzaman Penuhi Panggilan Pemeriksaan Kejati Kalbar Sebagai Saksi Kasus Dana Hibah Yayasan Mujahidin

KalbarOnline, Pontianak - Syarif Kamaruzaman memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalimantan Barat sebagai saksi…

8 hours ago