Categories: Nasional

Jokowi: Jangan Buru-buru Menutup Wilayah, Harus Dilihat Datanya

KalbarOnline.com – ‎Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, keputusan-keputusan dalam merepsons penambahan kasus di provinsi, kabupaten atau kota harus dilihat berdasarkan data sebaran Covid-19. Sehingga nantinya bisa menerapkan strategi intervensi berbasis lokal. Baik itu di tingkat RT, RW, desa dan kampung.

“Penanganannya lebih detail dan bisa lebih fokus karena dalam sebuah provinsi, misalnya ada 20 kabupaten dan kota tidak semuanya berada pada posisi merah,” ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/9).

Karena itu, lanjut Jokowi, penanganannya jangan digeneralisir. Karena tidak semua desa, kota, kampung tidak zonanya menjadi merah terkait penyebaran Covid-19 di tanah air ini.

“Jadi itu memerlukan treatmen dan perlakuan yang berbeda-beda,” katanya.

Oleh karena itu, strategi berbasis pembatasan berskala lokal penting sekali untuk dilakukan. Baik itu Manajemen intervensi yang dalam skala lokal maupaun skala komunitas.

“Sehingga sekali lagi jangan buru buru menutup sebuah wilayah, menutup sebuah kota, menutup sebuah kabupaten, dan kalau kita bekerja berbasiskan data, langkah langkah intervensinya itu akan berjalan lebih efektif dan bisa segera menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lapangan,” ungkapnya.

Jokowi menuturkan, pemerintah juga terus bekerja keras meningkatkan angka kesembuhan, ini penting sekali. Di 13 September rata rata kasus aktif di Indonesia 25,02 persen atau sedikit lebih tinggi dari rata rata kasus aktif dunia yakni 24,78 persen.

Kemudian juga jumlah kasus sembuh sebanyak 155.010 kasus dengan recovery rate 71 persen. Ini rata rata kesembuhan di Indonesia 71 persen, ini juga sedikit lebih rendah dari rata rata kesembuhan dunia.

“Ini juga terus mengejar rata rata kesembuhan global, rata-rata kesembuhan dunia,” ungkapnya.

Yang ketiga pemerintah harus terus menurunkan angka kematian, rata rata kematian di Indonesia memang terus menurun dari 4,02 persen. Di bulan Agustus menjadi 3,99 persen meski angka ini masih lebih tinggi dari rata rata kematian dunia yang mencapai 3,18 persen.

“Tetapi memang angka ini mengalami penurunan dibanding angka angka kematian seminggu lalu yakni 4,02 persen,” tuturnya.

Namun melihat lebih detil tingkat kematian tinggi tersebut disebabkan karena ada empat provinsi yang memiliki tingkat kematian di atas 6 persen. Seperti Provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pemerintah akan terus mendukung upaya-upaya empat provinsi tersebut dalam menurunkan angka kematian.‎

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Polisi Ungkap Kasus Pencurian Toko Ikan Hias di Kubu Raya

KalbarOnline, Kubu Raya -  Polres Kubu Raya berhasil mengungkap kasus pencurian sebuah toko ikan hias…

3 hours ago

Muda Mahendrawan Terima Rekomendasi PAN Maju Pilkada Kalbar

KalbarOnline, Pontianak - Bakal Calon Gubernur Kalimantan Barat, Muda Mahendrawan mengambil surat rekomendasi dari Dewan…

5 hours ago

Kunker ke Manis Mata, Sekda Ketapang Bahas Soal Batas Wilayah Kabupaten Sukamara dan Lamandau Kalteng

KalbarOnline, Ketapang - Sekda Ketapang, Alexander Wilyo melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kecamatan Manis Mata,…

5 hours ago

Warga Kalis Terdampak Pembangunan Pile Slab Dua Teriak Minta Tolong Bupati Kapuas Hulu

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Beberapa bulan lalu, pernah dilakukan aksi warga Kalis pemilik lahan yang…

5 hours ago

Wujud Kepedulian KSAD, Kodim Putussibau Bagikan Ransum dan Imukal TNI Untuk Pemenuhan Gizi Prajurit

KalbarOnline, Putussibau - Staf Logistik Kodim 1206/Putussibau membagikan susu imukal dalam rangka pemenuhan gizi prajurit,…

11 hours ago

Propam Polda Kalbar Lakukan Pembinaan Etika Profesi Polri di Polres Kapuas Hulu

KalbarOnline, Putussibau - Bidang  Propam Polda Kalbar melakukan pembinaan kepada personel Polres Kapuas Hulu, terutama…

11 hours ago