Categories: Nasional

Anggota Komisi IX DPR: Perokok Anak Naik karena Harga Rokok Murah

KalbarOnline.com – Harga rokok yang dijual di masyarakat masih tergolong murah, sekitar Rp 20 ribu–25 ribu per bungkus. Bahkan, harga itu masih bisa dijangkau oleh anak-anak. Karena itu, harga rokok dan cukai rokok perlu dinaikkan.

Anggota Komisi IX DPR Anggia Ermarini menyebutkan, prevalensi perokok anak mulai naik karena harganya yang murah. Padahal, itu akan berdampak pada kualitas kesehatan dan produktivitas SDM yang akan membangun Indonesia ke depan.

Agar rokok tidak mudah didapat oleh kalangan anak dan remaja, menurut Anggia, salah satu kuncinya dengan dinaikannya harga jual dan cukai rokok setinggi-tingginya. Salah satu kata kunci untuk pengendalian rokok agar anak tetap tidak mudah dikonsumsi dinaikannya harga rokok dan cukai. Ketua umum PP Fatayat NU itu mengapresiasi kenaikan cukai rokok tahun ini yang mencapai 23 persen.

”Untuk mendapatkan itu membutuhkan proses yang panjang dan kenyataannya masih banyak yang perlu ditekan oleh pemerintah terkait terus bertambahnya jumlah perokok,” ujarnya.

Anggia menilai, untuk menurunkan prevalensi perokok, banyak hal yang perlu dicermati oleh pemeritah. Pasalnya, banyak hal yang menyebabkan jumlah perokok terus naik selain harganya yang murah. Antara lain, anak-anak terpajan iklan rokok dari banyak sumber serta  anak dipengaruhi dari teman dan keluarga. ”Untuk mengentaskan persoalan ini, kita harus melihatnya secara komprehensif,” tuturnya.

Dari perspektif kesehatan, sebenarnya pemerintah juga menyadari bahwa pencegahan penyakit dan pola hidup sehat mesti diatur untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Menurut Anggia, hal itu bisa dimulai dari kebiasaan merokok yang mesti dihentikan. ”Semestinya negara punya instrumen yang lebih kreatif untuk memberikan penguatan kepada masyarakat agar bergaya hidup sehat tanpa rokok,” imbuhnya.

Ke depan, dia berharap seluruh elemen masyarakat mampu berperan dalam mengendalikan jumlah perokok. Orang tua perlu tegas melarang anak-anak mereka dan memberikan contoh dengan tidak merokok. Karena, di dalam keluarga, dampaknya anak-anak bukan hanya bisa meniru, tetapi kesehatan dan tumbuh kembang anak bisa terganggu karena rokok. ”Rokok berkontribusi terhadap stunting. Makanya, kebijakan tentang rokok yang sudah ada mesti dicermati kembali, ” tambahnya. (*)

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Diduga Korupsi, Polres Kapuas Hulu Tahan Oknum Kades Berinisial FKM

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Unit Tindak Pidana Korupsi Sat Reskrim Polres Kapuas Hulu menahan Kepala…

3 mins ago

Sepanjang Januari – April 2024, Bea Cukai Kalbar Sita 2,9 Juta Rokok Ilegal

KalbarOnline, Pontianak - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Barat menggelar konferensi pers…

19 mins ago

Bungkus Sabu Dalam Plastik Teh, Pria di Sanggau Diamankan Petugas

KalbarOnline, Sanggau – Seorang pemuda berinisial JA di Sanggau, Kalbar, diamankan petugas Bea Cukai usai…

21 mins ago

Santriwati di Riau Nyaris Dicabuli Pengemudi Sampan Saat Pulang dari Pondok

KalbarOnline, Riau - Beredar di media sosial sebuah video seorang santriwati di Riau dalam kondisi…

22 mins ago

Rokidi Duduki Jabatan Penting di Kepengurusan LPTQ Kalbar

KalbarOnline, Pontianak - Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi menduduki jabatan penting di kepengurusan Lembaga Pengembangan…

4 hours ago

Pj Gubernur Harisson Harapkan HMI Kuat Secara Intelektual dan Mandiri Secara Finansial

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menghadiri kegiatan pelantikan pengurus Badan Koordinasi (Badko)…

18 hours ago