Categories: Internasional

Sindir Rusia, WHO Pastikan Tak Akan Dukung Vaksin yang Belum Aman

KalbarOnline.com – Vaksin virus Korona yang ditemukan Rusia diklaim menghasilkan respons antibodi pada semua peserta dalam dua uji coba tahap awal. Hasil awal itu diterbitkan oleh The Lancet.

Vaksin itu semula diragukan karena tidak melalui fase penelitian sesuai prosesnya. Beberapa pakar kesehatan memperingatkan agar tidak menggunakan vaksin ‘Sputnik V’ tersebut. Sebab peneliti belum menyelesaikan uji coba fase ketiga, yang melibatkan pengujian skala luas dengan ribuan peserta.

Menanggapi klaim tersebut, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, mereka tidak akan merekomendasikan vaksin Covid-19 apa pun sebelum terbukti aman dan efektif. Bahkan ketika Rusia dan Tiongkok telah mulai menggunakan vaksin eksperimental mereka sebelum studi besar selesai termasuk uji coba di negara lain.

Pada konferensi pers pada hari Jumat, (4/9), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sejumlah vaksin telah berhasil digunakan selama beberapa dekade. Diantaranya untuk pemberantasan cacar dan polio. Namun itu semua sudah melewati tahap aman.

“Saya ingin meyakinkan publik bahwa WHO tidak akan mendukung vaksin yang tidak efektif dan aman,” kata Tedros seperti dilansir dari Inquirer, Minggu (6/9).

Dia mengatakan vaksin Ebola yang baru dikembangkan membantu mengakhiri wabah Ebola baru-baru ini di Kongo. Dan mencatat bahwa menghentikan virus mematikan itu diperumit oleh lusinan kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah tersebut.

Sementara itu, Tedros juga tak mendukung masyarakat yang menolak vaksin. Tedros mengimbau masyarakat yang menentang vaksinasi untuk melakukan penelitian sendiri.

“Gerakan anti-vaksin, mereka bisa membangun narasi untuk melawan vaksin tetapi rekam jejak vaksin menceritakan kisahnya sendiri dan masyarakat tidak perlu ragu,” katanya.

Dia meminta para orang tua khususnya membuktikan sendiri bahwa anak-anak mereka bisa selamat dari berbagai penyakit usai diimunisasi. “Mereka dapat melihat sendiri bagaimana dunia sebenarnya menggunakan vaksin untuk mengurangi kematian balita untuk menyelamatkan anak-anak,” jelasnya.

Rusia menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin Covid-19 pada Agustus setelah melisensikan suntikan yang baru diuji pada beberapa lusin orang. Pada hari Jumat (4/9), para ilmuwan Rusia menerbitkan data dari studi awal yang menunjukkan bahwa vaksin mereka aman dan memicu respons antibodi, tetapi hasilnya terbatas. Para ahli mengatakan suntikan itu belum terbukti berhasil.

Vaksin Rusia, yang dikenal sebagai Sputnik V, sekarang sedang diuji pada sekitar 40 ribu orang dan ditawarkan secara paralel kepada pekerja garda terdepan seperti dokter dan guru. Di antara mereka yang menerima vaksin itu adalah salah satu putri Presiden Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Pj Gubernur Harisson Terima Kunjungan Pengurus PWI Kalbar 

KalbarOnline, Pontianak – Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menerima audiensi dari Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia…

2 hours ago

Kamaruzaman Ajak Lanjutkan Gerakan Merdeka Belajar

KalbarOnline, Pontianak - Pj Bupati Kubu Raya, Syarif Kamaruzaman mengajak semua pihak untuk terus menjaga…

2 hours ago

Capai Indonesia Emas 2024 dengan Transformasi Digital

KalbarOnline, Kubu Raya - Pj Bupati Kubu Raya, Syarif Kamaruzaman menilai bonus demografi yang dimiliki…

2 hours ago

Pemkab Kubu Raya Serahkan Dana Hibah Pengamanan Pilkada kepada Polres dan Kodim

KalbarOnline, Kubu Raya - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya memberikan dana hibah kepada Polres Kubu Raya…

3 hours ago

Remaja di Landak Bunuh Diri Karena Tak Diizinkan Pergi Memancing

KalbarOnline, Landak - Seorang remaja (16 tahun) di Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat…

6 hours ago

Pj Gubernur Kalbar Dorong Pekan Gawai Dayak Bisa Masuk Kalender Event Nasional

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan, bahwa sejak tahun 2016 lalu,…

6 hours ago