Categories: Nasional

Sudah 102 Dokter Meninggal Akibat Covid-19, Apa Solusi Pemerintah?

KalbarOnline.com – Dua dokter kembali gugur di tengah peperangan melawan Covid-19. Jumlah itu menambah daftar panjang dokter yang meninggal akibat Covid-19. Sebelumnya Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sebelumnya mencatat ada 100 dokter meninggal dunia. Kini, sudah 102 dokter tutup usia.

Korban terbaru adalah dr. Elly Zaini dari IDI Padangsidimpuan dan dr. Bawono Hasan SpOG dari IDI Jakarta.

“Pertama kami mengucapkan bela sungkawa atas meninggalkan para nakes sejak awal tugas. Demikian juga jumlah rasio dokter dan pasien harus dikendalikan dengan cara waktu jam kerja dibatasi agar tak timbul kelelahan pada nakes,” kata Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, Selasa (1/10).

Wiku mengakui bahwa naiknya angka kasus membuat beban rumah sakit dan tenaga medis kewalahan. Ia mengatakan, saat ini memang terjadi eskalasi jumlah penggunaan tempat tidur yang ada di beberapa RS, khususnya di DKI Jakarta.

“Tercatat pada tanggal 28 Agustus persentase keterpakaian ruang isolasi mencapai 69 persen. Sedangkan persentase keterpakaian ICU dari 67 RS rujukan adalah 77 persen,” jelasnya.

Wiku melanjutkan, pemerintah kini mengambil langkah mendorong kapasitas ruang ICU dan beban RS bisa turun di bawah 60 persen. Caranya dengan memindahkan kasus sedang dan ringan ke RS Wisma Atlet.

“Dengan demikian jumlah tempat tidur untuk ICU dan ruang isolasi dapat dimanfaatkan pasien Covid-19 lainnya. Demikian pula yang positif dengan gejala ringan dirawat di RS Wisma Atlet. Untuk isolasi yang terpusat ditempatkan di RS Wisma Atlet apabila tidak ada tempat isolasi mandiri untuk masyarakat,” katanya.

Sebelumnya, kepada KalbarOnline.com, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Mohammad Adib Khumaidi mengatakan banyaknya kasus baru setiap hari membuat dokter kelelahan. Jam kerja yang dibagi menjadi 3 shift sudah begitu ketat bagi dokter dan tak bisa ditambah lagi bebannya. Jumlah tenaga kesahatan harus ditambah.

“Jam kerja harus proporsional. Kelelahan bisa jadi faktor penyebab, kekurangan APD juga masih masuk di dalannya,” kata Adib.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Data Januari – Mei 2024, 15 Tersangka Narkoba di Kapuas Hulu Didominasi Anak Muda

KalbarOnline, Putussibau - Kepala Satuan Narkoba Kepolisian Resor Kapuas Hulu, IPTU Jamali mengungkapkan, bahwa pihaknya…

2 hours ago

Wakili Bupati, Absalon Buka Sosialisasi dan Rakor Persiapan Pilkada Serentak 2024 Kabupaten Ketapang

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati, Staf Ahli Bupati Ketapang bidang Kemasyarakatan dan SDM, Absalon membuka…

2 hours ago

Terbang ke Jakarta, Sekda Kapuas Hulu Rapat Bersama Dirjen Kemendagri, Bahas Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa

KalbarOnline, Jakarta - Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas Hulu, Mohd Zaini menghadiri rapat koordinasi dan konsultasi…

2 hours ago

Pj Gubernur Harisson Ajak Pemuda Ambil Bagian Turunkan Angka Stunting Kalbar

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar, Harisson mengapresiasi niat baik dan usaha dari para…

3 hours ago

Pj Gubernur Harisson Pimpin Rapat Gerakan Orang Tua Asuh Stunting

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson memimpin rapat Gerakan Orang Tua…

3 hours ago

Pj Wali Kota Imbau Sekolah Gelar Acara Perpisahan Secara Sederhana

KalbarOnline, Pontianak – Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian mengimbau sekolah-sekolah khususnya SD dan SMP…

3 hours ago