Categories: Nasional

BPOM Sebut Obat Covid-19 Belum Valid, Ini Respons BIN

KalbarOnline.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menganggap obat Covid-19 temuan Universitas Airlangga bersama TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN) belum valid. Oleh karena itu, belum bisa mendapat izin edar untuk produksi masal.

Deputi VII BIN, Wawan Purwanto menganggap hal ini sebagai kekurangan biasa. Menurutnya selama proses penelitian sudah terjalin komunikasi yang baik dengan BPOM. Apabila ada kekurangan dalam proses penelitian akan selalu dilengkapi.

“Kalau memang ada yang kurang terus ditindaklanjuti. Kalau soal belum disampaikan lagi itu kan soal waktu karena memang perbaikan kan juga perlu adanya waktu,” kata Wawan saat dihubungi, Kamis (20/8).

Dia menuturkan, sejak uji klinis pertama hingga ketiga, banyak masukan dari BPOM terhadap obat Covid-19 ini. Apabila ada prosedur yang belum memenuhi syarat izin edar, pihak peneliti akan menindaklanjuti untuk melengkapi.

  • Baca juga: Obat Covid-19 Buatan Indonesia Bisa Bunuh 98 Persen Virus dalam 3 Hari

Sementara itu, Wawan berharap obat Covid-19 bisa segera mendapat izin edar. Mengingat saat ini bangsa Indonesia tengah membutuhkan obat untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

“Meskipun demikian tidak boleh meninggalkan ketentuan. Jadi, intinya cepat tapi sesuai. Cuma sekarang kan kondisinya darurat kan. Karena pandemi, memang kalau bisa kita sih lebih cepat lebih baik,” pungkas Wawan.

Sebelumnya, BPOM mengungkapkan ada beberapa catatan masalah yang harus dikoreksi dan diteliti atau dikaji ulang oleh tim peneliti. BPOM menyebutnya dengan istilah obat tersebut belum valid atau sahih.

Kepala BPOM Penny Lukito menjelaskan hari ini pihaknya menerima hasil laporan penelitian uji klinis berdasarkan inspeksi atau monitoring yang dilakukan BPOM sejak 28 Juli. Maka tugas BPOM saat ini adalah me-review atau meninjau ulang hasil uji klinis terbaru dari peneliti.

“Sudah ada pertemuan dengan tim peneliti dan sponsornya dalam hal ini BIN dan TNI AD. Hasil ini akan kami review. Kami lakukan apresiasi, upaya dilakukan bersama Unair sebagai peneliti sebagai inisiator. Ini upaya bersama untuk menemukan obat dalam hadapi pandemi,” kata Penny kepada wartawan, Rabu (19/8).

Pada saat inspeksi atau monitoring per 28 Juli 2020 terkait 3 kombinasi obat Covid-19 yang dilakukan tim Unair, BPOM masih menemukan beberapa masalah atau gap. Baik itu temuan Critical Major (dampak validitas uji klinis dan hasil yang didapatkan), ataupun Minor.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Harisson Minta OPD Perbaiki SOP dan Temuan BPK: Jangan Sampai Berulang

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menghadiri exit meeting pemeriksaan terinci atas…

5 hours ago

Pj Gubernur Harisson Sambangi Stan Pameran Dekranasda Kalbar di Solo

KalbarOnline, Surakarta - Setelah menyaksikan pameran mobil hias dan budaya serta kriya di kawasan Jalan…

5 hours ago

Pj Gubernur Harisson Terima Kunjungan Ketua KDEKS Banten

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson didampingi beberapa kepala perangkat daerah…

5 hours ago

Harisson Minta Pengawasan Pangan Dilakukan Secara Konsisten dan komprehensif

KalbarOnline, Pontianak - Pj Gubernur  Kalbar, Harisson membuka Rakor Penguatan Pengawasan Ketahanan Pangan dan Promosi…

5 hours ago

Pj Gubernur Harisson Harap Pesparawi Kalbar Mampu Dulang Prestasi di Tingkat Nasional

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson secara resmi mengukuhkan pengurus Lembaga Pengembangan…

5 hours ago

Gara-gara Sabu, Remaja di Kubu Raya Nekat Curi Kabel Listrik Milik Perusahaan

KalbarOnline, KUBU RAYA - Seorang remaja berinisial RM (22 tahun), warga Kabupaten Kubu Raya, ditangkap…

5 hours ago