KalbarOnline.com – Pandemi Covid-19 telah berlangsung berbulan-bulan. Kondisi ini membuat semua warga dunia frustrasi. Termasuk masyarakat Singapura yang mulai lelah mematuhi protokol kesehatan.
Dalam survei firma riset pasar online Milieu Insight di media Sunday Times, survei dilakukan terhadap 1.000 orang. Sebanyak 7 dari 10 warga Singapura mengatakan wabah Covid-19 terlalu lama dari yang mereka perkirakan. Kondisi ini membuat orang-orang menjadi bosan dengan segala aturan untuk membatasi penyebaran virus. Aturan-aturan tersebut termasuk larangan pertemuan lebih dari lima orang dan keharusan untuk memakai masker saat berada di luar.
“Wajar jika kelelahan akibat virus Korona muncul,” kata Dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock di National University of Singapore (NUS) Profesor Teo Yik Ying, seperti dilansir dari AsiaOne, Senin (17/8).
“Mengenakan masker setiap kali keluar rumah benar-benar bukan perilaku normal bagi kami,” katanya.
Survei online mewakili populasi penduduk Singapura yang berusia 16 tahun ke atas. Hasilnya menunjukkan bahwa 44 persen atau hampir separuh warga Singapura lelah mengikuti langkah-langkah protokol kesehatan yang diperlukan. Dari mereka yang disurvei, 27 persen mengatakan bahwa mereka frustrasi jika harus pakai masker.
Sementara 14 persen tidak senang karena harus membatasi ukuran pertemuan fisik dengan teman dan keluarga. Warga juga tidak senang karena tidak bisa bepergian ke luar negeri, acara dibatalkan atau ditunda, dan akses masuk ke fasilitas umum dibatasi. Stadion, kompleks renang, dan gym, buka dengan kapasitas terbatas yakni satu orang tiap 10 meter persegi.
Sebanyak 4 dari 10 orang percaya aturan itu sedikit ketat, tapi masuk akal. Dan, sementara 5 persen menganggap aturan itu terlalu ketat.
Meski kelelahan, sebagian besar responden mengatakan bahwa mereka sangat memahami alasan di balik peraturan dan mematuhinya. Dalam hal masker, 76 persen mengatakan mereka mengenakannya dengan benar sepanjang waktu, sementara 20 persen mengatakan mereka melakukannya hampir sepanjang waktu.
Kepatuhan lebih rendah untuk jarak sosial. Sebanyak 43 persen mengatakan mereka selalu menjaga jarak dari orang lain bahkan ketika tidak ada pihak berwenang.
“Masyarakat secara keseluruhan perlu mengakui aturan ini efektif dan harus bisa mengatasi rasa kelelahan,” kata Prof Teo.
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Personel Koramil 11/Silat Hilir jajaran Kodim 1206/Putussibau bersama warga melaksanakan karya…
KalbarOnline, Pontianak - Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan apresiasi kepada TP PKK Kabupaten Kapuas…
KalbarOnline, Ketapang - Wakil Bupati Ketapang, Farhan menghadiri Pembukaan Kegiatan Pendidikan Dasar Kader Penggerak Nahdlatul…
KalbarOnline, Ketapang - Wakil Bupati Ketapang, Farhan menjadi Inspektur Upacara Pembukaan (TMMD) TNI Manunggal Membangun…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati, Sekda Ketapang, Alexander Wilyo menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Program Pemberantasan…
KalbarOnline.com – PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan menyelenggarakan…
Leave a Comment